Menjadi Istri Sang Bintang Film

Ternyata Berani Memprovokasi



Ternyata Berani Memprovokasi

0Mobil masuk tanpa hambatan. Seorang dokter di rumah sakit telah berdiri dan seperti menunggu Mo Boyuan. Melihat sebuah mobil masuk, ia pun bergegas maju, "Halo, Tuan Muda Mo. Saya asisten kepala rumah sakit. Saya bermarga Li!"     
0

Begitu turun dari mobil, Mo Boyuan menemui orang itu dan langsung mengangguk, "Dokter Li."     

"Kepala sudah mengatur pasien lain yang ada di bangsal agar pergi ke ruang kegiatan. Sekarang hanya satu orang yang masih ada di bangsal."     

"Ucapkan terima kasih kepada Kepala dariku."     

"Pasti akan saya sampaikan."     

...     

Dipimpin oleh Dokter Li, Mo Boyuan dan pengawalnya dengan mudah melewati bangsal lain dan langsung sampai bangsal Shen Peiyi.     

Setelah dokter itu menekan kode, pintu pun terbuka.     

Karena keluarga Shen memberi rumah sakit banyak uang pada waktu itu, Shen Peiyi tidak tinggal di bangsal yang dihuni banyak orang.     

Meski begitu, dia diikat ke ranjang rumah sakit.     

Ikatannya boleh dilepas setelah menunggu dokter memeriksa dan memastikan bahwa pasien telah berada dalam masa labil.     

Shen Peiyi baru dikirim selama dua hari dan belum memenuhi standar batas masa labil. Karena itu, ia harus diikat 24 jam.     

Sementara untuk makan, minum, dan buang air, perawat akan datang untuk memberi makan dan memberikan pispot untuk buang air kecil atau besar di tempat tidur.     

Untungnya, Shen Peiyi tinggal di satu kamar tersendiri dan Keluarga Shen memberikan biaya perawatan khusus, karena itu bau di bangsal tidak sekuat di bangsal lain.     

Pengawal dan Dokter Li berdiri di luar pintu. Mo Boyuan setengah menyipitkan mata dan melangkah selangkah demi selangkah.     

Shen Peiyi yang ada di ranjang rumah sakit sepertinya mendengar gerakan itu dan membuka mata. Ketika melihat siapa yang mengunjunginya, seketika ia tersenyum aneh, "Haha, akhirnya kamu datang! Aku tahu, kamu pasti datang!"      

Suaranya terdengar sangat menakutkan.     

Mata Mo Boyuan berkedip, "Oh?"     

"Kamu datang padaku demi dia, bukan? Demi si jalang itu?"     

Seketika mata Mo Boyuan penuh bahaya dan suaranya menjadi lebih dingin, "Karena kamu tahu segalanya, kamu tidak perlu berbicara omong kosong. Katakan saja!"     

Mo Boyuan sama sekali tidak mendekati ranjang rumah sakit. Saat ini, posisi berdirinya satu meter dari tempat tidur Shen Peiyi.     

Shen Peiyi memberontak beberapa kali. Tampaknya luka di pergelangan tangannya mulai mengeluarkan nanah, tetapi tidak ada rasa sakit di wajahnya. Sepertinya ia sudah mati rasa atau tidak bisa merasakan sakit.     

"Jarakmu sangat jauh, bagaimana aku bisa memberitahumu? Kemarilah, aku akan memberitahumu!"     

Mo Boyuan tidak bergerak dan tidak mungkin baginya menuruti ucapan Shen Peiyi.     

"Kamu pikir kamu masih pantas menyuruhku?"     

Shen Peiyi yang mendengar ucapan Mo Boyuan malah tertawa, "Tentu saja masih. Selama kamu masih peduli padanya, tentu saja aku masih pantas! Kalau kamu mendekat, aku pasti akan mengatakan segalanya."     

Jadi, ingin tahu atau tidak sekarang tergantung pada pilihan Mo Boyuan.     

Persyaratan ini benar-benar menjijikkan!     

Bangsal ini sangat sunyi dan wajah Shen Peiyi selalu menunjukkan senyum aneh. Lagi pula, orang normal pasti tidak akan tertawa seperti itu.     

Pada saat ini, Mo Boyuan mendekat beberapa langkah.     

Ketika melihat pria itu semakin dekat, tatapan bangga Shen Peiyi di matanya bahkan terlihat lebih jelas.     

Hanya saja, Mo Boyuan bukanlah orang yang mudah berkompromi.     

Tidak peduli orang terdekatnya maupun lawannya, yang harus diketahui adalah siapa pun tidak akan ada yang bisa memprovokasinya!     

Terlebih lagi Shen Peiyi mencoba mengancam. Benar saja, wanita ini tidak tahu apa-apa tentang Mo Boyuan!     

Tetapi jika ia tahu, bisa dipastikan ia tidak akan berani melakukan semua hal yang pernah terjadi.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.