Menjadi Istri Sang Bintang Film

Lebih Mencintai Wanita Cantik Daripada Kekuasaan



Lebih Mencintai Wanita Cantik Daripada Kekuasaan

0Mu Yunfeng ingin mengajak Mo Boyuan untuk makan malam. Begitu ia masuk, ia melihat Mo Boyuan sedang berpikir.     
0

"Eh, apakah ada hal lain yang membuatmu begitu bingung?"      

Di mata Mu Yunfeng, Mo Boyuan benar-benar selayaknya dewa.     

"Ada apa?"     

"Kamu tidak melihat jam? Jam berapa sekarang? Mau makan malam bersama?"     

Setelah Mu Yunfeng mengingatkan, Mo Boyuan melihat jam di dinding. Ternyata sekarang sudah menunjukkan pukul 18:30, ia sedikit terkejut, dan kemudian mengangguk ke Mu Yunfeng, "Ayo pergi."     

Biasanya mereka paling sering berkomunikasi lewat telepon dan juga membicarakan tentang perusahaan. Terakhir kali mereka makan bersama adalah tahun lalu.     

Setelah di sini hingga sore dan rencana awal sudah selesai diputuskan, ia setuju untuk makan bersama Mu Yunfeng. Selain ingin berkumpul dengan teman, sisanya untuk mendiskusikan sesuatu.     

Kedua pria itu tidak terlalu memperdulikan hal lain. Mereka langsung memilih restoran barat yang sering dikunjungi Mu Yunfeng yang tidak jauh dari perusahaannya. Hanya butuh lima menit saja sudah sampai tujuan.     

"Kakak Mo, mau sebotol anggur?"     

"Tidak perlu, aku masih ada urusan lain."      

Malam-malam begini, masih ada apa lagi? Entahlah, hanya Mo Boyuan yang tahu.     

"Ngomong-ngomong, yang pagi tadi sungguhan kakak iparku?"     

Mo Boyuan segera menghela napasnya.     

Mu Yunfeng terbatuk dengan canggung, "Kapan kamu menikah? Sebelumnya aku sudah membaca di berita gosip, aku pikir itu hanya rumor!"     

Ketika sesuatu sudah terungkap, media benar-benar akan menggila dengan terus mengirim berita. Tapi Keluarga Mo benar-benar tidak memikirkannya. Media mana yang berani mati untuk menyebarkan desas-desus tentang hubungan sang pangeran Mo?     

"Lima tahun yang lalu."     

Mu Yunfeng menghela napas berat beberapa kali, "Lima tahun yang lalu? Sungguhan? Waktu itu, bukannya kamu..."     

Mo Boyuan mengangguk dan menegaskan, "Memang benar waktu itu."      

Mu Yunfeng menimpali, "Kakak Mo, ternyata kamu ini lebih cinta wanita cantik daripada kekuasaan, ya?"     

Lima tahun yang lalu, itu adalah waktu yang paling sulit bagi J.M.M. Tetapi sekaligus saat-saat emas bagi J.M.M untuk menjadi terkenal di dunia.     

Mereka berdua tidak membicarakan topik ini lagi. Pria dewasa memang tidak suka bergosip.     

Saat makan malam berakhir, keduanya juga sudah membicarakan hal yang perlu dibicarakan dan didiskusikan.     

Saat ini, telepon Mu Yunfeng berdering.     

"Halo."     

"Wow, Lao Guan, kamu sudah kembali?"     

"Baiklah, baiklah. Aku mengerti, tunggu di tempatku, aku akan segera ke sana."     

Setelah itu Mu Yunfeng menutup telepon.     

"Kakak Mo, apa kamu menyuruh Lao Guan kembali lebih awal?"      

Apakah mungkin Asisten Khusus Guan berani terbang kembali tanpa izin?     

"Dia ada di bandara, dia bilang dompet dan ponselnya telah dicuri. Dia menyuruhku menjemputnya dengan meminjam ponsel orang lain."     

Ya Tuhan, apa asisten khusus Guan sangat sial? Atau memang setiap hari sial?     

Mo Boyuan juga sedikit terkejut ketika mendengar ini, "Susul saja dia."     

...     

Setelah Mu Yunfeng pergi, Mo Boyuan masuk ke mobil dan memerintahkan sopir, "Pergi ke rumah sakit jiwa XX."     

Sopir ini sebenarnya adalah salah satu pengawal Mo Boyuan. Setelah mendengar instruksi dari bosnya, ia berkata, "Bos, apa lebih baik saya memanggil beberapa teman lain?"     

Untuk tempat seperti rumah sakit jiwa sepertinya cukup berisiko. Tapi Mo Boyuan menolak, "Tidak perlu, aku hanya ingin menanyakan sesuatu saja."     

Bos telah berkata demikian, jadi pengawal juga tidak bisa mengatakan apa pun lagi selain langsung menyalakan mobil dan pergi.     

Rumah sakit jiwa XX berada di pinggiran kota dengan jarak yang tidak dekat. Butuh 40 menit berkendara ke sana. Tentu saja, akan memakan waktu 30 menit jika tidak sedang jam macet.     

Tidak banyak orang yang tahu tentang kedatangan Mo Boyuan. Hanya kepala rumah sakit yang mengetahuinya. Lagi pula, pasti sulit bagi orang biasa untuk masuk ke sini.     

Dari segi prosedur, langsung melalui kepala rumah sakit akan jauh lebih mudah.     

Mo Boyuan berinisiatif untuk menemui Shen Peiyi sendirian dan rumah sakit jiwa harus mengaturnya terlebih dahulu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.