Menjadi Istri Sang Bintang Film

Siang Bolong



Siang Bolong

0Untungnya ada teman-teman Ning Ning. Meskipun Ning Ning enggan melepaskan Jiang Tingxu pergi, ia tidak menangis begitu tangannya ditarik oleh teman sebangkunya, "Mo Zhining, ayo kita makan bersama."     
0

"Gendut, jangan tarik aku. Aku bisa pergi sendiri."     

"Tidak bisa begitu, aku sudah berjanji pada Bibi, aku akan melindungimu!"     

Jiang Tingxu masih belum pergi jauh. Ketika ia melihat sekelompok anak menuju kantin dengan tertib, ia pun berbalik dan masuk ke mobil.     

Di dalam mobil sudah ada Leng Zheng di depan kemudi, "Nyonya."     

"Di mana Bibi Wen?"     

"Ketua Wen sudah diantar lebih dulu oleh Bos."     

Jiang Tingxu mengangguk setelah mendengar Bibi Wen ternyata sudah pergi. "Kembali dulu ke Yunyu Tixiang, aku mau pulang dulu mengambil sesuatu."     

"Baik."     

...     

Rolls Royce berhenti di gerbang Rumah Sakit No. 1 Yuncheng. Wen Jie keluar dari mobil dan melihat banyak pejalan kaki di sekitarnya. Ia tidak membuka lebar pintunya dan segera memblokir celah yang terbuka dengan tubuhnya, "Xiao Mo, maaf sudah merepotkanmu."     

"Jangan segan, Bibi. Sudah sepantasnya aku melakukannya sebagai generasi muda."     

Orang-orang yang sedang lewat dan mengenali Wen Jie mulai menyapanya.     

Setelah Wen Jie menjawab sapaan mereka satu per satu, ia melihat Mo Boyuan di dalam mobil lagi, "Kalau begitu lain kali aku akan mengantar Ning Ning pulang kalau aku ada waktu. Tidak nyaman juga bicara di sini, aku tidak mau mengganggu pekerjaanmu."     

"Baiklah, jika Bibi Wen butuh sesuatu, hubungi aku kapan saja."     

"Baiklah, baiklah."     

Ketika mobil mulai melaju lagi, Wen Jie baru berbalik dan memasuki rumah sakit.     

Sedangkan Mo Boyuan langsung menyuruh sopir untuk menjalankan mobil, "Balik arah, pergi ke perusahaan."     

Mobil pun seketika mengerem dan segera berbalik ke arah lain.     

.....     

Dua puluh menit kemudian, di Grup Anning.     

"Bos, sudah sampai."     

"Hm." Mo Boyuan turun dari mobil dengan kacamata yang sudah bertengger di hidungnya.     

Di saat bersamaan, Mu Yunfeng juga keluar dari dalam, "Kamu akhirnya sampai juga!"     

Sembari bicara, ia langsung menerjang Mo Boyuan.     

Mo Boyuan begitu tenang, lalu berbalik ke samping. Presiden Grup Anning itu hampir jatuh ke pintu lobi perusahaan. Untungnya bisa berdiri dengan stabil kembali.     

"Aku sudah lama tidak melihatmu. Kenapa kamu masih saja bersikap dingin padaku?" gerutu Mu Yunfeng.     

Antusiasme Mo Boyuan hanya untuk orang-orang tertentu. Hanya dalam mimpi Mu Yunfeng jika ingin mendapatkan perlakuan baik dari Mo Boyuan.     

"Mana semua berkas yang aku suruh kamu siapkan?" tanya Mo Boyuan dengan santai dan tidak menanggapi pertanyaan membosankan Mu Yunfeng barusan.     

Mu Yunfeng akhirnya menegakkan tubuhnya, "Semuanya ada di mejamu. Ck, ck, ini pertama kalinya kantormu dibuka setelah perusahaan kita didirikan selama bertahun-tahun, bukan?"     

Karena itu, seluruh perusahaan sangat penasaran, sebenarnya siapa bos besar di balik Grup Anning.     

Menurut apa yang dikatakan para karyawan di ruang sekretaris, setiap orang yang seharusnya istirahat makan siang pun mau bekerja lembur secara sukarela demi melihat siapa bos mereka sebenarnya.     

Namun, tetap saja Mo Boyuan masih harus mengecewakan ekspektasi semua orang. Sebab, selain resepsionis dan pihak keamanan, tidak ada yang bisa melihat Mo Boyuan. Si Bos Besar ini langsung menuju lift eksklusif presiden.     

Di dalam lift, Mu Yunfeng bertanya dengan rasa ingin tahu lagi, "Kakak Mo, apa kamu benar-benar tidak berniat melakukan apa-apa?"     

Mu Yunfeng masih curiga dengan tindakan tiba-tiba Mo Boyuan ini.     

Mo Boyuan hanya meliriknya, "Apa kamu tahu satu kalimat ini?"     

"Eh? Apa itu?"     

"Rasa penasaran bisa membunuhmu!"     

Mu Yunfeng segera mundur dua langkah dan menempelkan punggungnya di dinding lift yang dingin, "Tidak mungkin, Kakak Mo tidak akan melakukan hal buruk, kan?"     

Setelah mendengar ini, Mo Boyuan memandang Yunfeng seperti orang bodoh, "Tebak saja!"     

Hal buruk apa yang bisa dilakukan di siang bolong? Sebenarnya apa yang ada di dalam otak Mu Yunfeng ini? Apa isinya ampas tahu?     

Mu Yunfeng sebenarnya hanya mengatakannya dengan niat bercanda. Ia tidak benar-benar berpikir Mo Boyuan akan melakukan hal buruk.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.