Menjadi Istri Sang Bintang Film

Jangan Membujuk



Jangan Membujuk

0Kemungkinan masalah ini masih ada hubungannya dengan Keluarga Gu!     
0

Nenek Keluarga Gu baru saja meninggal kemarin. Walaupun Gu Yanzhi tidak mengakuinya lagi, ia tetap saja seorang cucu dan memiliki hubungan darah. Jadi, sangat tidak masuk akal jika Gu Yanzhi tidak pergi ke kediaman Keluarga Gu.     

Orang luar tentu tidak tahu apa yang terjadi. Pada saat itu, obrolan-obrolan tidak baik akan mulai tersebar. Pilihan terbaik adalah jika Gu Yanzhi mau pergi ke luar negeri.     

Mo Boyuan bukanlah orang yang baik hati, tapi ia juga tidak akan berkomentar tentang tindakan Gu Yanzhi.     

Ini semua tentang Keluarga Gu. Jika Gua Yanzhi ingin pergi, maka pergi saja. Jika ingin tinggal, maka tinggal saja. Itu semua tergantung pada bagaimana ia berpikir!     

"Baiklah, serahkan semuanya padaku, jangan khawatir."     

"Yanzhi ~" Pada saat ini Huo Ye datang membawa mobil.     

Gu Yanzhi mengangguk terlebih dahulu kepada Mo Boyuan sebelum menyeret kopernya pergi.     

Huo Ye masih sedikit tercengang setelah melihat sosok musuh bebuyutannya. Kemudian ia akhirnya segera tersadar bahwa Mo Boyuan bukan hanya lawan, melainkan kini statusnya menjadi adik ipar Gu Yanzhi!     

Mungkin hubungan keduanya tidak akan rumit lagi ke depannya.     

Mo Boyuan mengangkat pergelangan tangannya untuk melihat waktu pada jam tangannya sebelum menuju halaman belakang.     

Bagian selatan resor terhubung dengan laut dan sejak resor mulai direncanakan pembangunannya, pantai ini dibagi menjadi area pribadi milik resor. Berbeda dengan hotel di seberangnya yang tidak memiliki pantai pribadi.     

Saat ini, Wen Jie mengajak Xiao Ning Ning bermain di pantai. Pada musim seperti ini, hanya bisa bermain pada pagi dan sore hari. Sedangkan siang hari, lebih baik tidak ke pantai karena terik matahari sangat panas yang bisa membakar kulit.     

Ketika Mo Boyuan datang, Xiao Ning Ning sedang mengobrol dengan seorang anak berkebangsaan asing.     

"Hello, my name is Frank, I'm from Russia. Where are you from?"     

Anak itu tampaknya sangat menyukai Ning Ning, jadi ia berkenalan dengan sangat antusias.     

Sikap si Kecil malah sangat dingin dan menjawab sangat santai, "My name is Zhining Mo from China!"     

"Oh! China? Good!"     

Pada saat ini, si Kecil tidak lagi memperhatikan anak kecil itu.     

Mo Boyuan akhirnya menyadari bahwa putranya sama sekali tidak menyukai berteman dengan teman sebayanya. Ia melihat sekeliling dan melihat Bibi Wen keluar dengan dua gelas air es dari restoran tidak jauh dari tempat mereka.     

"Xiao Mo, kamu di sini? Di mana Ting Ting?"     

"Dia sedang berkemas di kamarnya."     

Wen Jie mengangguk dan kemudian menyerahkan dua gelas air es kepada kedua anak itu, "Hari sangat panas, harus banyak minum, ya."     

Anak asing itu jelas tidak mengerti ucapan Wen Jie, tetapi hal itu tidak menghalangi mereka untuk mengambil gelas tersebut.     

"Thank you!" Dia mengucapkan terima kasih kepada Wen Jie dengan sopan.     

"You're welcome."     

Xiao Ning Ning menatap Wen Jie yang berbicara dengan ramah kepada anak lain, bibirnya pun mengerucut, lalu ia memanggil dengan manja, "Nenek Wen~"     

"Aduh, kenapa mulut Ning Ning mengerucut seperti ini?"      

Apa si Kecil cemburu?     

Mo Boyuan memperhatikan setiap detail tingkah putranya. Apakah perlu Ning Ning sampai merajuk seperti itu?     

Mau bagaimana lagi, Mo Boyuan dan putranya memiliki sifat yang hampir sama.     

Ketika Jiang Tingxu dan Gu Yanzhi berbicara, Mo Boyuan juga merasa cemburu, bukan? Padahal mereka berdua adalah saudara!     

Untungnya, orang tua anak asing itu memanggil tidak jauh dari sini, seketika wajah si Kecil akhirnya kembali normal.     

Mo Boyuan melirik Wen Jie, "Bibi Wen, sudah hampir waktunya kita pulang."     

"Baiklah!"     

"Ngomong-ngomong, Bibi Wen. Gu Yanzhi baru saja dijemput oleh manajernya, dia bilang akan pergi ke luar negeri untuk urusan bisnis untuk beberapa saat."     

Wen Jie buru-buru berkata, "Aku tahu tentang itu. Aku mendengarnya ketika Xiao Huo menelepon tadi. Ada baiknya dia pergi untuk jangka waktu tertentu, supaya dia bisa menghindari banyak orang."     

Wen Jie tidak pernah mengutarakan atau memaksakan pemikirannya kepada putranya. Ia sendiri tidak bisa memaafkan keluarga Gu dalam hidupnya. Tapi ia tidak akan mengganggu putranya, bahkan saat Nyonya Tua Gu sudah meninggal.     

Seperti kata pepatah, orang mati seperti lampu padam, maka masa lalu juga akan berlalu. Tetapi jika belum mengalami kesulitan sama seperti yang dialami orang lain, sebaiknya tidak perlu terus membujuk orang tersebut untuk bisa cepat memaafkan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.