Menjadi Istri Sang Bintang Film

Bagiku, Kamu Tidak Ternilai Harganya



Bagiku, Kamu Tidak Ternilai Harganya

0"Masalah itu bisa dijelaskan," ucap pria itu perlahan.     
0

Jiang Tingxu masih mengingat masalah itu walau sudah bertahun-tahun berlalu. Tidak peduli siapa pun itu, pasti tidak akan lupa jika pernikahan mereka mengalami hal serupa dengan apa yang dialami Jiang Tingxu!     

"Oke, jelaskan."     

Mata Mo Boyuan memancarkan rasa bersalah dan penyesalan. Ini adalah hal yang paling membuatnya merasa bersalah dalam hidupnya selama 30 tahun terakhir!     

"Saat itu, Kakek meneleponku, aku sangat senang mendengar kamu sedang hamil karena yang dikandung olehmu itu adalah adalah darah dagingku. Anak kita bersama."     

Jiang Tingxu mengerutkan kening mendengarnya, Kenapa pria ini tidak langsung ke intinya? Apa yang ia lakukan dengan bercerita seperti ini?     

"Lanjutkan."     

Pria itu menghela napas tanpa daya dan hanya bisa melanjutkan, "Saat itu, aku baru saja memasuki industri hiburan. Aku bukan berasal dari latar belakang profesional, jadi aku membutuhkan lebih banyak waktu untuk mempelajari semua jenis pengetahuan dan keterampilan. Aku hanya memiliki dua hari libur dalam sebulan dan belum tentu ada waktu istirahat. Aku sama sekali tidak punya waktu untuk menemanimu sama sekali. Itu salah satunya."     

"Kedua, perusahaan di luar negeri mengalami masalah pada saat itu. Rantai modal terputus dan situasinya sangat serius! Terlebih lagi, begitu kita mengurus surat nikah, itu berarti setengah dari tanggung jawab dan kewajibanku akan jatuh padamu juga!"     

Saat itu, gadis ini baru berusia 20 tahun. Ia hanyalah gadis kecil, siapa yang bisa tahan dengan segala cobaan ini?     

"Jadi, kamu punya perusahaan di luar negeri?"     

Memang benar bahwa sampai sekarang, Jiang Tingxu tidak mengetahuinya. Jika pria ini tidak menceritakannya sekarang, ia benar-benar tidak tahu dan tidak pernah mendengarnya.     

"Hm, saat aku kuliah, aku tertarik membuka bisnis di luar negeri. Aku memulai sebuah perusahaan dengan orang lain."     

Tertarik membuka bisnis? Kenapa mulutmu begitu ringan mengatakannya? Siapa yang akan percaya?     

Jika bisa begitu sederhana, orang di seluruh dunia pasti akan membuka perusahaan untuk main-main.     

"Baiklah, jadi maksudmu kamu tidak ingin mengurus surat nikah pada tahun-tahun itu karena kamu tidak ingin aku menanggung bebanmu?"     

"Benar!"     

Pada saat itu, jumlah hutang Mo Boyuan tidaklah kecil! Bahkan jika dikonversi dengan mata uang sekarang, saat itu angkanya di luar jangkauan orang biasa.     

"Berapa banyak utangmu?" Tanya Jiang Tingxu yang memang sangat penasaran dengan hutang-hutang Mo Boyuan waktu itu.     

Pria ini malah tidak merasa terbebani dan menjawab dengan santai, "Perusahaan berutang pada bank lebih dari 18 miliar pada waktu itu. Aku ingat itu jumlah sangat banyak. Aku sampai harus bertanya kepada Mott untuk lebih jelasnya. Terlepas dari tanggung jawab pemegang saham, aku pribadi harus menanggung sekitar 14 miliar."     

Hah! 14 miliar? Ada berapa angka nol di belakang nominal itu?     

Dan jika benar-benar separuh beban itu ditanggungkan ke Jiang Tingxu, maka ia harus menanggung sebanyak 7 miliar!     

"Tunggu, RMB atau dolar?"     

"Dolar."     

"Uhuk, uhuk, uhuk."     

Untuk sesaat, Jiang Tingxu terbatuk dengan keras. Ternyata hutangnya bukan RMB, melainkan dolar!     

"Bahkan jika waktu itu diriku ada sepuluh pun tidak akan bisa membantu membayar hutang itu!" Ucap Jiang Tingxu yang tidak sengaja mengutarakan pemikirannya.     

Pria itu berkata dengan sungguh-sungguh, "Istriku, kamu salah. Tidak ada jumlah uang yang bisa membelimu, karena kamu tak ternilai harganya di mataku!"     

Mo Boyuan tidak akan mengatakan bahwa masalah itu bisa segera diselesaikan pada waktu itu. Beberapa bulan kemudian, ketika putranya lahir, seluruh masalah perusahaan hampir dipermainkan lagi!     

Penyebabnya adalah pada saat itu ada sebuah proyek besar dan kontraknya telah ditandatangani, tetapi Mott tidak dapat menyelesaikannya sendiri, jadi ia membutuhkan Mo Boyuan untuk pergi ke sana.     

Siapa sangka, Mo Boyuan yang baru datang untuk mengurus proyek yang baru berjalan lancar selama dua hari malah mendapatkan kabar bahwa putranya akan lahir.     

Saat itu, tidak ada yang bisa membujuknya untuk terbang pulang. Begitu Mo Boyuan kembali ke rumah, proyek itu bisa hancur dan akhirnya harus membayar kompensasi!     

Untungnya, salah seorang mitra kerja mendengar bahwa istri Mo Boyuan akan melahirkan dan rela kehilangan uang demi terbang pulang untuk menemani istrinya. Hati orang asing itu sangat tergerak, jadi Mo Boyuan tidak perlu membayar ganti rugi dan juga proyek itu terus berlanjut.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.