Menjadi Istri Sang Bintang Film

Ancaman dari Ayah



Ancaman dari Ayah

0Di depan kamar mandi, tiga orang anggota keluarga itu hanya terdiam cukup lama.     
0

Setelah beberapa saat, Mo Boyuan bertanya dengan nada mengancam, "Mo Zhining, kamu ingin dipukul?"     

Pria itu segera mengambil handuk yang terlepas dan melilitkannya lagi di pinggangnya sembari bicara kepada putranya.     

Si Kecil yang terkejut pun segera gemetar.     

"Tidak, Ayah. Ning Ning tidak sengaja!" ucapnya dengan ketakutan.     

Si Kecil benar-benar tidak tahu apa yang terjadi. Ia tiba-tiba menarik handuk ayahnya begitu saja.     

Untungnya, dia adalah anak kandung Mo Boyuan.     

Wajah Jiang Tingxu memerah. Gerakan putranya sangat cepat sehingga walaupun ia memalingkan wajahnya dan berusaha tidak melihat, tetap saja tidak bisa menghindarinya.     

Dengan bantuan sinar matahari pagi yang membuat semuanya menjadi sangat jelas, menyebabkan darah yang mengalir ke kepala hampir menyembur keluar tanpa terkendali.     

Sementara mata berapi-api pria itu sedang menatap Jiang Tingxu yang membuat jantung Jiang Tingxu terus berdetak dengan cepat.     

"Ehem, aku tidak melihat apa-apa." Setelah selesai bicara, ia bergegas menggendong Ning Ning masuk ke dalam kamar mandi.     

Setelah pintu kamar mandi ditutup, wajah Mo Boyuan tertekuk. Ia lalu menundukkan kepalanya dan menatap tubuhnya sendiri.     

Karena baru saja mandi, garis otot sixpack perutnya lebih kentara dari biasanya.     

Tubuh Mo Boyuan tidak seperti tubuh pelatih kebugaran di gym atau seperti Tyson. Sebaliknya, ia terlihat ramping dan garis otot di seluruh tubuhnya tidak terlalu menonjol.     

Saat berpakaian ia memang terlihat kurus, namun saat bertelanjang dada ototnya baru terlihat!     

Setelah melihat dirinya sendiri, ia merasa tubuhnya lumayan bagus. Seketika dalam hati ia berpikir, Kenapa begitu melihatku, istriku tidak bereaksi apa pun? Hah, apalagi barusan reaksinya malah sangat sinis!     

Istrimu sebenarnya hampir mimisan barusan!     

Tapi apa yang sebenarnya pria itu pikirkan adalah, apakah ia perlu berusaha membuat istrinya lebih bergairah lagi?     

Tentu saja, Mo Boyuan sering membaca pesan dari penggemar wanitanya di microblog. Semuanya sangat agresif dan menakutkan.     

Beberapa tahun yang lalu, ia sering menemukan komentar di microblognya, seperti 'Aku mau melahirkan anakmu!'     

Dalam dua tahun terakhir, komentar mereka menjadi lebih kuat dan mengalami peningkatan. Banyak sekali yang berkomentar, 'Rahimku menjadi hangat!'     

Sebagai seorang gadis, istrinya tampak terlalu tenang saat dihadapkan dengan ketampanan Mo Boyuan!     

Di kamar mandi, Jiang Tingxu sama sekali tidak tahu bahwa pria yang berada di luar pintu itu sedang memikirkan banyak hal tentangnya. Jika ia tahu, ia pasti akan langsung menampar Mo Boyuan.     

Apakah ini semua akan menjadi lebih intens? Apakah barusan masih belum cukup?     

Setelah membasuhkan muka dan menyikat gigi putranya, Jiang Tingxu kemudian mengoleskan wewangian. Setelah itu membuka pintu kamar mandi, "Baiklah, keluarlah dulu. Kalau lapar, bisa makan dulu, Ibu akan keluar setelah mandi."     

"Ning Ning mau menunggumu!"     

"Baiklah, baiklah."     

Ketika si Kecil keluar, ia melihat ayahnya masih berdiri di posisi yang sama. Tampak seperti sedang memikirkan sesuatu.     

Mengingat fakta bahwa ia telah melakukan sesuatu yang salah sebelumnya, si Kecil melangkahkan kakinya dengan lembut.     

Namun, jika pria sebesar itu tidak dapat merasakan kedatangannya meski hanya dengan melirik saja, maka ia benar-benar buta.     

Kemudian si Kecil melihat satu kaki menghadang di depannya, "Ayah?"     

Apakah Ayah akan memukulku?     

Tubuh kecil itu segera menciut. Tatapannya mulai mencari-cari rute pelarian terbaik.     

Namun, ide itu tidak cukup bagus di depan Mo Boyuan.     

"Bocah nakal, apa yang baru saja dikatakan ibumu di dalam?"     

"Tidak mengatakan apa-apa, Ayah. Jika kamu ingin tahu, tanyakan saja pada Jiang Tingxu secara langsung."     

Memang bicara saja itu sangat mudah. Jika Mo Boyuan bisa bertanya secara langsung, ia tidak akan bertanya kepada putranya.     

Mo Boyuan sekali lagi merasa bahwa anaknya ini sedang melawannya.     

"Kamu ingin tambahan pelajaran atau bermain saat liburan musim panas?"     

Begitu kata-kata ini keluar, si Kecil pun langsung bersemangat.     

"Ayah, sungguh tidak akan ada pelajaran?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.