Menjadi Istri Sang Bintang Film

Aku Memegang Tangan Istriku



Aku Memegang Tangan Istriku

0Jiang Tingxu terus menatap hingga matanya mulai pedih, tapi pria itu tetap tidak bergeming.     
0

Wajah dingin pria itu menunjukkan senyuman, ia kemudian melihat-lihat buku di rak.     

Buku-buku yang disiapkan di kamar hotel kebanyakan adalah majalah.     

Selain itu hanya ada buku berjudul "Mawar Merah dan Mawar Putih", "Jatuh Cinta dengan Kota", "Setengah Hidup" atau buku tidak menarik lainnya.     

Mo Boyuan hanya membolak-baliknya secara acak dan tidak tertarik sama sekali untuk terus membacanya.     

Tergila-gila dengan cinta dan terjebak pada hubungan yang rumit. Kemungkinan hanya perempuan yang suka membaca buku cinta seperti itu. Sedangkan Mo Boyuan lebih tertarik jika ada buku sejarah kerajaan atau kekuasaan di rak buku ini.     

Mo Boyuan pun menggosok dahinya, "Istriku, apakah kamu ingin membaca?"     

Setelah mencoba membujuk putranya untuk tidur, Jiang Tingxu menatap pria itu lagi, "Tidak, kecilkan suaramu. Dia sedang tidur."     

Sebenarnya, Mo Boyuan sudah terbiasa memanjat di tempat tidur secara diam-diam. Hari ini ia dengan terang-terangan melakukannya dan rasanya sedikit tidak nyaman. Setelah itu ia langsung berbaring di tempat tidur dengan pikiran tenang.     

Ketika ia berbaring, ia merasa tidak begitu tenang. Tangannya terulur dan langsung melewati si Kecil yang tidur di tengah dan meraih tangan istrinya.     

Jiang Tingxu terdiam dan berbisik, "Lepas, tidurlah!"     

"Tidak, aku ingin memegang tangan istriku. Bagaimana menurutmu?"      

Ini tanganku sendiri. Masih tanya bagaimana menurutku? Apa-apaan pria ini?     

Jiang Tingxu merasa emosinya sedikit tersulut. Ia pun menarik tangannya kembali dengan kuat.     

"Sayang, kalau kamu terus menarik tanganmu, anak ini bisa terbangun.     

Gerakannya yang begitu kuat tentu akan mengganggu si Kecil yang sedang tidur di tengah.     

Benar saja, Jiang tidak bergerak lagi demi putranya, tetapi Mo Boyuan dapat dengan jelas mendengar suara menggerutunya.     

Bagaimana mungkin Jiang Tingxu tidak marah? Di hadapan orang yang tidak tahu malu ini, tentu saja emosinya dengan mudah tersulut.     

Tiba-tiba, pria itu mengangkat putranya dari posisi tengah ke samping dengan satu tangan. Sekarang akhirnya tidak ada yang menghalanginya untuk bisa memeluk istrinya dengan puas.     

Jiang Tingxu mulai memberontak, sementara pria ini malah berkata, "Jangan bergerak lagi!"     

Apakah Mo Boyuan pikir dia adalah pria suci yang harus dituruti begitu saja saat istrinya sudah memberontak? Sementara Jiang Tingxu kini tidak berani bergerak sama sekali, bahkan wajahnya memerah.     

"Kamu... jangan main-main. Bibi Wen dan Kakak ada di sebelah!" ucap Jiang Tingxu terbata-bata.     

Begitu mendengar ini, pria itu terkekeh dan berbisik di telinga Jiang Tingxu, "Istriku, apakah menurutmu jika suamimu ini benar-benar ingin melakukan sesuatu mereka akan mempermasalahkannya?"     

Mereka berdua pasangan yang sudah menikah secara sah dan punya surat nikah. Jika mau melakukan apa pun itu sudah dibenarkan di mata hukum maupun agama. Selain itu, seluruh resor ini milik Keluarga Mo. Jika Mo Boyuan ingin melakukan apa pun, memangnya mereka akan keberatan?     

"Ehem."     

Seketika napas Jiang Tingxu tidak terkendali. Pada saat ini, Mo Boyuan akhirnya mengendurkan pelukannya dan hanya berbaring di sebelahnya.     

Karena pada saat ini, kemampuan kontrol dirinya telah mencapai batasnya. Jika ia melanjutkan, ia benar-benar akan lepas kendali!     

Malam ini bukan waktu yang tepat karena harus kembali ke Yuncheng besok pagi.     

"Baiklah, tidur."     

...     

Hari berikutnya, si Kecil sudah bangun lebih dulu dan langsung menyadari ada yang salah segera setelah ia membuka matanya. Ia heran kenapa bisa tidur di ujung tempat tidur? Setelah berpikir cukup lama, ia masih tidak mendapatkan jawaban yang cocok.     

Tentu saja, ia tidak dapat menebak bahwa semua itu adalah kelakuan ayahnya. Ia tadi malam digeser ke sebelah dengan paksa.     

Si Kecil duduk dan mulai memperhatikan sekitar. Ia melihat ibu dan ayahnya berpelukan dengan erat seakan tidak terpisahkan saat tidur.     

Si Kecil cemberut kemudian segera menerobos masuk ke dalam pelukan ibunya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.