Menjadi Istri Sang Bintang Film

Mengedipkan Mata



Mengedipkan Mata

0Tentu saja, Mo Boyuan juga melihat beberapa komentar buruk. Alisnya langsung berkerut dan wajahnya sangat muram.     
0

Setelah itu, ia tidak terlalu memikirkannya. Ia mencari foto-foto akta nikah yang sudah dipindai sebelumnya dari album foto ponsenya. Kemudian ia mengeditnya dan sebar!     

Tidak perlu menjelaskan dengan kata-kata, cukup menjelaskan dengan sikap! Setelah mengirimkannya, Mo Boyuan langsung mematikan ponselnya.     

Pada saat ini, ibu dan anak itu sudah keluar dari kamar mandi, "Kemarilah, olesi bedak dulu."     

"Tidak mau, itu untuk anak perempuan. Ning Ning anak laki-laki!"     

"Pffft, siapa bilang hanya perempuan yang boleh memakai bedak?"     

"Hah? Memangnya tidak?"     

"Tidak! Tentu saja tidak. Tanya ayahmu apakah dia memakai bedak atau tidak!"     

Mo Boyuan merupakan seseorang di industri hiburan. Meskipun ia jarang memakai riasan saat syuting iklan atau syuting drama dan film, perawatan kulit sederhana tetap diperlukan.     

Setelah itu, si Kecil benar-benar berlari keluar dan memeluk kaki Mo Boyuan, "Ayah, Ayah, Jiang Tingxu bilang Ayah juga pakai bedak?"     

"Kenapa aku harus memberitahumu? Kamu bukan anak kecil sekarang. Mengapa kamu punya begitu banyak alasan? Cepat pakai bedak dan selesaikan pekerjaan rumahmu. Setelah itu pergi tidur!"     

Si Kecil hanya mengerutkan bibirnya dan mengernyitkan dahi sebelum Jiang Tingxu memberikan bedak ke tubuhnya. Setelah itu, ia pergi melanjutkan pekerjaan rumahnya.     

Sementara Jiang Tingxu melirik pada pria yang tadi ia sebut dengan tidak sengaja. Pada saat ini, ia juga merasa sangat tidak nyaman.     

"Aku..."     

"Sekarang kamu tidak perlu mengatakan apa-apa!"     

Setelah bicara demikian, Mo Boyuan menatap Jiang Tingxu dengan tatapan penuh makna, lalu melangkahkan kakinya ke kamar mandi.     

Jiang Tingxu masih berdiri di tempat dengan curiga, Apa maksudnya tidak perlu mengatakan apa-apa?     

Jiang Tingxu heran kapan lagi ia boleh bicara. Setelah berpikir sejenak, ia tetap tidak bisa memikirkan apa pun.     

Jiang Tingxu berniat melupakannya saja. Ia lebih baik membantu anaknya mengerjakan rumah. Kecepatan si Kecil dalam mengerjakan pekerjaan rumah juga tidak lambat. Kini hampir selesai mengerjakannya.     

"Jiang Tingxu, kalau begitu besok aku harus buru-buru ke sekolah?" Tanya Ning Ning.     

"Ya, masih boleh masuk, tapi kamu mungkin terlambat sedikit."     

Maksud pertanyaan si Kecil memang itu.     

Begitu mendengar besok akan pergi ke sekolah, ia tidak bisa menyembunyikan suasana hatinya yang menjadi buruk.     

Setelah beberapa saat, si Kecil kembali berbicara, "Kalau begitu, kamu bohong saat bialng mau mengantar Ning Ning ke sekolah?"     

Tanpa diduga, si Kecil masih ingat dengan jelas tentang hal ini. Jika Jiang Tingxu bohong, ia pasti akan menangis!     

Jiang Tingxu mengulurkan tangan dan menyentuh kepala kecil putranya, "Tentu saja tidak bohong. Ibu akan mengantarmu ke sekolah saat ada kesempatan, oke?"     

"Sungguh?"     

"Sungguh!"     

Kalau begitu, si Kecil merasa pergi ke taman kanak-kanak sepertinya tidak terlalu membosankan.     

Tentu saja, Jiang Tingxu tidak tahu apa yang sedang dipikirkan putranya saat ini, "Masih ada dua baris lagi, cepat selesaikan."     

"Oke!"     

Ketika si Kecil akhirnya menyelesaikan semua pekerjaan rumahnya, Mo Boyuan keluar dari kamar mandi.     

"Ayah, Ning Ning sudah selesai!"     

"Hm. Apa besok-besok masih akan bermain-main dulu sebelum mengerjakan pekerjaan rumah?" Ucapan Mo Boyuan terdengar lebih seperti peringatan bagi si Kecil!     

Si Kecil menggelengkan kepalanya lagi dan lagi, "Tidak, Ning Ning akan bermain setelah menyelesaikan pekerjaan rumah!"      

Les di rumah atau tambahan pelajaran lainnya, itu terlalu melelahkan.     

Jiang Tingxu melihat putranya agak lelah, "Baiklah, ini sudah malam, besok juga harus bangun pagi-pagi. Sini, Ibu akan menggendongmu ke kamar."     

"Ya." Tangan si Kecil secara otomatis terentang.     

Setelah ibu dan anak itu menaiki ranjang dan seorang pria masuk mengikuti mereka.     

Jiang Tingxu menatap dengan tajam saat si Kecil tidak melihatnya. Namun, pria itu benar-benar tidak keberatan sedikit pun dengan lirikan tajam itu dan hanya mengedipkan sebelah matanya kepada istrinya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.