Menjadi Istri Sang Bintang Film

Tidak Memenuhi Kewajiban Sebagai Seorang Ayah



Tidak Memenuhi Kewajiban Sebagai Seorang Ayah

0"Mo Boyuan, kamu..." Benar saja, pria ini benar-benar tak terkalahkan saat ia bertindak kejam!     
0

Pria kejam ini masih mendekati telinga Jiang Tingxu, "Istriku, sayang, beri tahu suamimu ini. Apa yang baru saja kamu pikirkan?"     

Jiang Tingxu merasakan keinginan untuk membunuh di dalam hatinya. Ia langsung menginjak kaki Mo Boyuan. Meski ia menggunakan sandal, kekuatannya tidaklah ringan.     

Mo Boyuan langsung melepaskan Jiang Tingxu begitu merasakan sakit, "Akh! Istriku, kamu ingin membunuhku, ya?"     

Apa sebenarnya yang dimaksud oleh tindakan Jiang Tingxu? Harunya Mo Boyuan bisa memikirkannya sendiri.     

Jiang Tingxu berdiri dan meninggalkan ruangan tanpa ragu menuju ruangan sebelah di mana putranya sedang mengerjakan pekerjaan rumah.     

Setelah itu, Mo Boyuan tidak berniat keluar untuk mengganggu istri dan putranya. Ia benar-benar lelah karena tidak cukup tidur beberapa hari ini. Ia segera berbaring di tempat tidur tanpa melepas pakaiannya.     

 ...     

Sementara di luar, si Kecil yang sedang mengerjakan pekerjaan rumahnya sangat ingin tahu sehingga ia menggigit-gigit ujung penanya dan tidak bisa menahan diri untuk bertanya saat melihat Jiang Tingxu keluar, "Jiang Tingxu, apakah kamu berkelahi dengan Ayah di sana?"     

Eh ... berkelahi?     

Namun, saat Jiang Tingxu belum menjawab, si Kecil malah terus berbicara sendiri, "Siapa yang menang? Eh, sepertinya kamu yang menang. Apakah Ayah begitu lemah? Bahkan tidak bisa mengalahkan seorang wanita?"     

Nak, jika ayahmu tahu di hatimu kamu berpikir seperti itu tentang dia, asal kamu tahu dia bisa saja mengikatmu dan memukulimu selama tiga hari tiga malam? Ia akan embuatmu merasakan kebencian yang mendalam dari dunia!     

Jiang Tingxu tidak menyangkalnya sama sekali. Kenapa rasanya sangat sulit untuk memberi tahu putranya mengapa ayahnya sangat tidak tahu malu? Tapi, lupakan saja!     

"Cepat kerjakan pekerjaan rumahmu. Masih banyak yang harus kamu kerjakan."     

Si Kecil melihat lagi pada buku pekerjaan rumah yang menumpuk di depannya. Ia tiba-tiba lupa apa yang ingin ia ketahui sebelumnya dan cemberut, "Jiang Tingxu, apa Ning Ning boleh tidak mengerjakan pekerjaan rumah?"     

"Tidak boleh!"     

"Kalau Ning Ning tidak selesai, Ning Ning boleh tidak pergi ke sekolah besok?"     

"Itu tambah tidak boleh!"     

Si Kecil pun berpikir, Jiang Tingxu saja tidak mengizinkan, apalagi Ayah? Yah, lebih baik aku melanjutkan pekerjaanku.     

Begitu melihat putranya akhirnya mengerjakan pekerjaan rumahnya dengan sungguh-sungguh, Jiang Tingxu pun menghembuskan napas lega. Jika ia terus diinterogasi oleh putranya, ia benar-benar tidak tahu bagaimana caranya berkelit!     

Saat terpikirkan hal ini, ia tidak bisa menahan diri untuk mengumpati pria yang sedang tidur itu di dalam hatinya hingga ratusan kali.     

.....     

 Pada saat ini, di kediaman Keluarga Gu di Jincheng.     

Gu Yanzhi turun dari mobil Gu Yueshu. Tatapannya menyapu ke area rumah yang dulu pernah ia tinggali.     

Semua orang di rumah langsung keluar begitu mendengar ada suara mobil yang datang dari luar.     

Ketika melihat Gu Yanzhi di belakang Gu Yueshu, tentu saja semua orang terkejut, "Yanzhi?"     

"Dia Yanzhi, kan?"     

"Ya, benar, dia Yanzhi. Akhirnya dia kembali!"     

Jumlah Keluarga Gu tidaklah sedikit. Bagaimanapun, Nyonya Tua Gu sedang sekarat, jadi semua anggota keluarga berkumpul untuk mendampinginya.     

Gu Yanzhi tidak banyak bereaksi. Ia hanya memandang semua orang dengan tenang dan tidak bersuara.     

Gu Yueshu menghela napas.      

"Ini Paman Kedua, Bibi Ipar Kedua, dan Bibi Ipar Kecil," ucap Gu Yueshu memperkenalkan mereka kepada Gu Yanzhi.     

"Bukankah kita ke sini untuk bertemu Nyonya Tua untuk yang terakhir kali?" Gu Yanzhi tidak pernah berniat untuk mengenal saudaranya. Selain itu, Gu Yanzhi sudah berusia sekitar tujuh atau delapan tahun ketika pergi dari sini. Bagaimana mungkin ia tidak mengenali siapa mereka?     

Sebenarnya, dalam hati Gu Yueshu tidak terlalu senang, tetapi putranya akhirnya setuju untuk datang. Rasa tidak bahagianya hanya bisa ditahan di dalam hatinya.     

Sebenarnya, Gu Yanzhi tentu saja tidak mungkin tidak menyadari apa pun. Tapi mau bagaimana lagi kalau pun ia menyadarinya?     

Mengapa juga seorang pria yang tidak pernah memenuhi tugasnya sebagai seorang ayah harus meminta sesuatu kepada anaknya?     

"Ayo." Pada akhirnya, Gu Yueshu hanya bisa mengalah.     

Seluruh anggota Keluarga Gu melihat Gu Yanzhi hanya berjalan lewat di depan mereka dan tidak menoleh kepada mereka sedikit pun.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.