Menjadi Istri Sang Bintang Film

Istriku, Kamu Berpikir Sampai Mana?



Istriku, Kamu Berpikir Sampai Mana?

0Kalau bukan marah-marah, harus disebut apa lagi saat seseorang suka sekali melakukan KDRT? Jika dipikir baik-baik, sepertinya sudah beberapa kali Jiang Tingxu melakukan hal seperti ini.     
0

Jiang Tingxu membuka resleting pakaiannya dan melirik pria yang berdiri di depannya dengan tatapan tajam, "Minggir atau semburan api kemarahanku akan membakarmu sampai mati. Kamu percaya atau tidak?"     

Mo Boyuan tidak segera menyingkir, ia malah berjalan lebih dekat.     

"Bagaimana kalau... aku lihat dulu semburan api itu?"     

Jiang Tingxu mendorong wajah pria itu, "Hentikan!"     

Jika manusia sungguh bisa menyemburkan api, menurutmu siapa yang masih segan denganmu?     

Tawa pria itu terdengar lagi. Ia mengulurkan tangannya dan langsung memeluk pinggang wanita itu dengan erat sembari menggoda dengan suara rendah, "Kenapa kamu ini sangat lucu?"     

Sangat lucu kepalamu!     

Jiang Tingxu bertahan sekuat tenaga dan tidak menanggapinya. Tubuhnya langsung didorong ke tempat tidur besar di belakangnya hingga memantul beberapa kali. Kemudian, pria di atasnya menekan dengan kuat.     

"Menurutlah sedikit, oke? Kamu menantangku? Menurutmu kamu bisa mengalahkanku atau aku yang bisa mengalahkanmu?"     

Saat ini, terlihat jelas api kecil di tubuh Mo Boyuan mulai membara.     

Lagi pula, dalam 30 tahun terakhir, tidak ada yang berani melawannya! Termasuk diri Jiang Tingxu yang dulu!     

Karena itu, setelah sekali, dua kali, tiga kali, dan empat kali, diperlakukan dengan dingin oleh Jiang Tingxu, pria itu sedikit marah.     

Sebenarnya, kalau boleh jujur, kemarahan itu hanyalah sifat manjanya yang seperti anak kecil. Berbeda saat ia benar-benar marah. Tidak mungkin akan berubah menjadi seperti sekarang!     

Mo Boyuan hanya menggoda istrinya!     

Seketika api kemarahan Jiang Tingxu juga membara. Ia sama sekali tidak bisa mendorong pergi pria yang jelas-jelas sengaja menggodanya ini!     

Tangan dan kaki Jiang Tingxu ditekan. Akhirnya, ia benar-benar marah. Ia langsung menggerakkan mulutnya dan menggigit lengan pria itu.     

"Akhh~"     

Jiang Tingxu benar-benar mengerahkan seluruh kekuatannya untuk menggigit Mo Boyuan. Mo Boyuan langsung kesakitan dan napasnya berubah dingin dalam sekejap.     

Tentu saja, anak yang sedang mengerjakan pekerjaan rumahnya di luar mendengar teriakan dari dalam kamar dan segera berlari, "Ayah, apakah kalian sedang bermain game?"     

Saat suara si Kecil tiba-tiba terdengar, mereka berdua cepat-cepat duduk.     

"Mo Zhining! Apa yang kamu lakukan di sini?" Tanya Mo Boyuan dengan menggertakkan gigi.     

"Aku... aku... "     

Aku mendengar sesuatu di dalam, jadi aku langsung masuk untuk mengeceknya!     

Namun, Xiao Ning Ning tidak punya waktu untuk mengucapkan kata-kata itu. Mo Boyuan langsung menggendongnya dan membawanya keluar, "Segera kerjakan pekerjaan rumahmu!"     

Setelah selesai mengusir anaknya, ia membanting pintu dan menguncinya.     

Jiang Tingxu baru saja menggigit suaminya. Ia masih sedikit merasa bersalah secara mental. Bagaimanapun, pria itu mendapat gigitan yang cukup kuat.     

Tatapannya diam-diam melirik Mo Boyuan, ada bekas gigitan berwarna merah sedikit keunguan di lengan Mo Boyuan. Bekas itu terlihat mencolok.     

Mo Boyuan, dengan senyum di wajahnya, mendekat lagi selangkah demi selangkah, "Istriku, katakan padaku, kali ini bagaimana aku membalasnya?"     

Jiang Tingxu berdeham, "Kamu tidak bisa menyalahkanku!"      

Siapa suruh kamu mencari gara-gara denganku?     

"Oh? Benarkah? Kalau begitu, siapa yang harus disalahkan?"     

Mo Boyuan perlahan-lahan mendekat, sedangkan Jiang Tingxu terus mundur, tetapi ia terjebak di ujung ranjang. Ia hanya menarik napas dalam-dalam begitu tahu dirinya tidak bisa kabur, "Gigit saja kembali. Beres, kan?"     

Ucapannya ini membuat Mo Boyuan tertawa, "Ya, bukannya tidak mau, tapi aku akan memilih sendiri di mana aku akan menggigitmu, boleh?"     

Sialan!     

Jiang Tingxu merasa bahwa pemikirannya tentang pria di depannya ini telah banyak berubah selama periode waktu ini.     

Namun, kali ini, ia merasakan kembali secara mendalam bahwa pria ini benar-benar bukan sekedar pria tidak tahu malu yang ia kenal!     

"Pergi, dasar mesum!"      

Tidak mungkin aku mau! Bukankah lebih baik aku langsung menggigitmu sampai mati!     

Mo Boyuan duduk di sampingnya dan langsung menarik wanita yang berusaha menghindar itu untuk kembali ke pelukannya, "Istriku, sepertinya kamu sudah dikuasai oleh emosi? Memangnya aku sudah bilang aku mau apa? Maksudku, aku hanya ingin menggigit pipimu, boleh tidak? Kamu berpikir sampai di mana, hm?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.