Menjadi Istri Sang Bintang Film

Wanitaku Tidak Boleh Dicium Orang Lain



Wanitaku Tidak Boleh Dicium Orang Lain

0Gu Yichen langsung mengerti siapa Tuan Jiang yang dimaksud pamannya.     
0

"Kalau begitu, kita pergi ke sana?"     

"Nenekmu bertahan hidup sampai sekarang demi bertemu dengan Yanzhi. Sebagai seorang putra, aku pasti akan memenuhi permintaan terakhirnya. Tidak peduli apa pun resikonya!"     

"Tapi sepertinya Kakak Sepupu tidak mau."      

Bukannya tidak mau, tapi bertingkah seolah tidak mengenal mereka sama sekali!     

Gu Yueshu bukannya tidak menyadari itu, tetapi sebagai seorang putra, ia akan mencoba yang terbaik untuk mengabulkan permintaan terakhir ibunya. Tidak peduli betapa sulitnya hal itu!     

Ini adalah hal terakhir yang dapat dilakukan seorang anak untuk ibunya.     

Pada saat ini, orang yang sedang mereka bicarakan juga sedang dibujuk oleh ibunya di dalam mobil.     

"Yanzhi, bagaimana kalau kamu menjenguknya sebentar? Bagaimanapun, dia adalah nenek kandungmu, temui saja untuk terakhir kalinya."     

Kematian seperti lilin yang padam. Saat menyesalinya, maka tidak akan memiliki kesempatan untuk bertemu lagi.     

"Bu, mengapa kamu juga membujukku?"     

Dalam hatinya, Gu Yanzhi mengunci semua kejadian itu terlalu dalam, termasuk bagaimana neneknya sendiri sudah menyakiti ibunya. Satu per satu adegan sangat jelas di benaknya.     

"Hah! Dia sangat menyukai Keluarga Pei. Jelas bukan aku orang yang paling ingin dia temui!"     

Di mata Gu Yanzhi, neneknya terlalu menyukai orang asing dan memanjakan mereka seperti menantu dan cucunya sendiri. Gu Yanzhi benar-benar tidak bisa mengerti sikapnya!     

Wen Jie sakit kepala mendengarkan ucapan putranya.     

Sementara si Kecil yang sedang duduk di tengah-tengah mereka bermain dengan ponsel milik Gu Yanzhi sambil diam-diam mendengarkan percakapan antara ibu dan anak itu. Pada saat ini, ia memperhatikan perubahan ekspresi wajah Wen Jie dan buru-buru berkata, "Nenek Wen sedang tidak enak badan? Ning Ning akan meniup rasa sakit itu~"     

"Aduh, Ning Ning memang paling pengertian dan baik hati. Nenek Wen baik-baik saja, Uncle-mu ini yang tidak pernah patuh. Dia membuat Nenek marah."     

Wen Jie jelas mengatakan ini kepada putranya. Gu Yanzhi hanya pasrah. Sebagai anak, ia tidak bisa bersuara lagi.     

Mobil melaju hingga ke atas gunung dan mencapai gerbang komplek makam. Kemudian, mereka semua turun.     

"Ayah, Jiang Tingxu~" Begitu si Kecil turun dari mobil, ia berlari dengan kaki pendeknya.     

Jiang Tingxu berjongkok untuk menangkap putranya dengan kuat. "Di mobil tadi, apakah Nenek Wen baik-baik saja?" tanyanya dengan lembut.     

Mata-mata kecil itu segera menggambarkan kejadian yang telah terjadi sebelumnya di dalam mobil, termasuk pamannya yang tidak patuh.     

Setelah mendengar hal ini, Jiang Tingxu pun tahu bahwa yang terjadi benar-benar sama seperti tebakan Mo Boyuan. Bibi Wen memang tidak banyak terpengaruh. Ia pun akhirnya merasa lega.     

"Anak pintar, kemarilah, Ibu beri satu ciuman."     

Si Kecil segera memajukan wajahnya dan mengerucutkan bibirnya, "Muah, muah, muah~"     

Namun, ketika bibir Jiang Tingxu hampir mencium si Kecil, sebuah tangan besar menghalangi mereka di tengah. Tiba-tiba si Kecil diambil oleh ayahnya dan dipindahkan ke samping. Ia lalu meraih pergelangan tangan istrinya dan memegangnya.     

"Apa yang sedang kamu lakukan?" ujar Jiang Tingxu yang merasa tidak tenang dengan kelakuan Mo Boyuan.     

Bibi Wen dan Gu Yanzhi telah datang ke arah mereka. Pria itu mencondongkan kepalanya dan berbisik, "Kamu adalah wanitaku. Tentu saja, kamu hanya boleh menciumku. Pria lain tidak boleh!"     

Pria lain? Dia ini putra kandungmu sendiri. Dan lagi, siapa juga yang mau ciuman denganmu?     

Wajah Jiang Tingxu menjadi muram, "Tidak tahu malu, pergi sana!"     

Mo Boyuan tidak memegang Jiang Tingxu dengan kuat kali ini. Dengan mudah genggaman tangannya dilepas oleh Jiang Tingxu. Tapi, wajahnya benar-benar terlihat bahagia!     

Wen Jie tidak melihat apa yang terjadi di sana. Namun, Gu Yanzhi melihatnya dengan jelas, seketika giginya menggertak beberapa kali.     

"Ada apa denganmu? Sakit gigi?" tanya Wen Jie ketika mendengar suara gertakan itu.     

"Tidak, rasanya sedikit tidak nyaman, tapi sudah tidak apa-apa sekarang."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.