Menjadi Istri Sang Bintang Film

Uncle, Mereka Sepertinya Mengenalmu



Uncle, Mereka Sepertinya Mengenalmu

"Tidak perlu!"      

Bocah sialan, apakah kamu ingin menjebak ayahmu? Mimpi sana!     

Jiang Tingxu pun tidak mampu menahan tawa, ia akhirnya mengeluarkan suara terkekeh. Alhasil, ia mendapatkan tatapan bertanya-tanya dari ayah dan anak itu.     

"Tidak ada, tidak ada. Aku hanya ingin tertawa saja. Ayo lanjutkan makannya."     

Setelah melalui perjalanan selama beberapa jam, mereka terlalu lelah dan tidak punya banyak nafsu makan. Setelah makan beberapa suap, mereka pun berhenti.     

Karena mereka akan pergi ke makam, semua orang berpakaian rapi dan berwarna gelap.     

Jiang Tingxu sedang berganti pakaian. Si Kecil telah menawarkan diri untuk pergi ke sebelah dan memanggil Bibi Wen dan Gu Yanzhi.     

Ketika si Kecil baru keluar, ia kebetulan bertemu dengan sekelompok orang yang tinggal di sebelah dan sepertinya akan pergi ke ruang makan.     

Seorang anak gemuk yang umurnya beberapa tahun lebih tua tiba-tiba menabrak Ning Ning. Ning Ning tidak goyah dan tetap berdiri dengan tegak tanpa luka sedikit pun. Sedangkan, anak yang lebih tua itu ternyata malah jatuh.     

Anak itu menunjuk ke arah Ning Ning, "Kamu menabrakku!"     

Meskipun Ning Ning masih muda, ia tidak bodoh, "Kamu yang menabrakku. Kamu tidak melihat ke depan ketika kamu berjalan. Memangnya kamu tidak sekolah di taman kanak-kanak?"     

Apa yang si Kecil katakan sangat mirip dengan gaya ayahnya!     

Bahkan ketika Mo Boyuan menyerang seseorang, seringkali lebih berlebihan dari ini.     

Mungkin karena melihat Xiao Ning Ning lebih muda dan berkata dengan kasar, anak gemuk itu sangat marah. Ia langsung bangkit dari lantai dan memukul si Kecil.     

Entah sejak kapan Leng Zheng muncul dan membawa Xiao Ning Ning pergi. Anak gemuk itu juga ditarik oleh seorang pemuda dari keluarga anak itu, "Xiao Shuai, jangan membuat keributan. Kenapa kamu ingin memukul anak lain, apa menurutmu itu diperbolehkan?"     

"Huh, Paman, kamu tidak membantuku, tetapi malah membantu anak asing yang tidak kamu kenal. Aku benci kamu!"     

"Memangnya aku peduli?" Setelah bicara seperti itu, ia langsung menyerahkan anak gemuk itu ke pelukan seorang pria paruh baya, "Pergilah ke kakek buyutmu sana."     

Namun, ketika si Gemuk itu masuk ke pelukan kakeknya, ia langsung berubah menjadi penurut. Mana ada anak nakal dan pembuat masalah yang bisa bertingkah seperti itu?     

Sedangkan kakek buyut yang tampaknya adalah orang yang sangat bijaksana hendak berceramah, namun orang di sebelahnya membujuknya, "Yue Shu, Xiao Shuai masih kecil, jangan menakuti dia. Bicara baik-baik saja dengannya."     

"Benar, benar. Yue Shu, kamu jangan menerapkan kebiasaan pekerjaanmu kepada anak kecil. Itu hal yang sangat berbeda!"     

Xiao Ning Ning berjuang untuk melepaskan diri dari gendongan Leng Zheng. Ia melirik anak gemuk itu sembari mendengus beberapa kali, kemudian berlari ke pintu sebelah dan mengetuk, "Uncle, Nenek Wen, kita mau berangkat. Kalian keluarlah!"     

Terdengar bunyi "klek" yang menandakan ada yang membuka pintu dari dalam.     

"Bagaimana bisa kamu di sini?"     

"Ah, Ayah dan Jiang Tingxu terlalu lelet, jadi Ning Ning yang keluar duluan. Uncle, Ning Ning mau gendong ~"     

Gu Yanzhi dengan cepat menggendong keponakannya. Pada saat ini, Xiao Ning Ning melihat anak gemuk itu sekali lagi dengan tatapan bangga, Heh, jangan kira hanya kamu yang punya paman yang mau menggendong, Ning Ning juga punya Uncle yang mau menggendong Ning Ning!     

Namun, si Kecil tidak menyadari bahwa ketika Gu Yanzhi melihat orang-orang di sana, wajahnya menjadi sangat suram. Di antara orang-orang itu, beberapa orang juga terlihat kesal, tetapi lebih banyak yang terkejut dan senang.     

"Yanzhi?"     

"Dia sungguhan Yanzhi?"     

"Kakak Sepupu?"     

Saat Xiao Ning Ning melihat hal ini, ia langsung mengerutkan wajahnya dan menoleh, "Uncle mengenal mereka? Mereka sepertinya mengenalmu!"     

Tatapan Gu Yanzhi menggelap, tapi ketika melihat si Kecil, tatapannya berubah tidak begitu dingin, "Bisa dibilang kenal."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.