Menjadi Istri Sang Bintang Film

Bicara Omong Kosong Lagi dengan Putramu?



Bicara Omong Kosong Lagi dengan Putramu?

0Hal-hal yang berkaitan dengan kepentingan industri keluarga ini akan diperkenalkan kepada si Kecil kira-kira sepuluh atau dua puluh tahun lagi.     
0

Di sudut lain, ada mata yang menatap tajam pria di depannya, lalu kembali tersenyum kepada putranya lagi, "Ning Ning, ayo kita masuk."     

"Baiklah."     

Pria yang ditinggalkan dengan sengaja oleh istri dan putranya itu hanya berdiri terdiam dan tersenyum tak berdaya sebelum ia berkata kepada Wen Jie, "Bibi Wen, aku memesan dua suite. Keduanya bersebelahan, letaknya tepat ada di depan sana. Biarkan aku membantumu."     

Wen Jie merasa dirinya masih tidak perlu dibantu berjalan. Tetapi Xiao Mo sangat ramah, sopan, dan berbakti.     

"Maaf sudah merepotkan, Xiao Mo." Sambil berbicara, ia menepuk punggung tangan Mo Boyuan dan berkata dalam hati bahwa ia sangat menyukai menantu ini.     

Gu Yanzhi melihat segala sesuatu yang terjadi di depan matanya. Ia tidak bisa melakukan apa-apa selain menahan napas. Ia hanya mengikuti mereka sembari membawa barang di belakang.     

Ketika membuka pintu, Mo Boyuan berkata lagi, "Bibi Wen, apakah kamu menyukai lingkungan di sini? Jika kurang berkenan, kita bisa mengubahnya."     

"Oh, tidak perlu, tidak perlu, ini sudah sangat bagus. Dua kali lebih besar dari tempat tinggal yang kami tinggali untuk urusan bisnis. Xiao Mo, kembalilah. Temani Ting Ting dan Ning Ning. Aku akan berada di sini bersama Yanzhi."     

Sebagai orang yang lebih tua, tentu saja ia suka melihat pasangan muda itu bisa menghabiskan lebih banyak waktu bersama, lalu ia berkata sekali lagi, "Cepatlah pergi."     

"Baiklah, jika Bibi Wen membutuhkan sesuatu, beri tahu hotel atau beri tahu aku kapan saja."     

"Baiklah, baiklah, aku tahu Xiao Mo, pergilah."     

Mo Boyuan beranjak pergi. Ketika ia melewati pintu, ia berpapasan dengan Gu Yanzhi. Tatapan mereka bertemu dengan sorot tajam seperti siap untuk membunuh kapan saja.     

Akankah Gu Yanzhi mulai mengatakan semua yang ada di hatinya? Ibu kandungnya saja sudah ditaklukkan sepenuhnya oleh Mo Boyuan sejak di jalan tadi. Jika ia sampai mengatakan sesuatu yang buruk, tidak diragukan lagi, dia pasti akan mendapat bombardir atau pukulan telak dari ibunya!     

Mo Boyuan tidak harus mengendalikan raut wajahnya karena ia membelakangi Wen Jie. Raut wajahnya yang sombong dan menyeringai membuat Gu Yanzhi mengepalkan tinjunya erat-erat.     

Pada saat ini, Mo Boyuan tiba-tiba berkata, "Kak, jaga Bibi Wen baik-baik, ya!"     

Kakak? Kakak kepalamu! Gu Yanzhi hampir mengatakannya secara langsung, namun ia langsung menahan diri.     

Mo Boyuan pun pergi dengan gagah.     

Setelah keluar dari pintu, seluruh auranya seolah kembali segar.      

Sementara itu, saat ini di kamar sebelah, Jiang Tingxu dan si Kecil langsung berbaring di ranjang besar.     

"Ning Ning, apakah kamu merasa ada yang tidak nyaman? Pusing atau sesak napas?"     

"Tidak!" Si Kecil mana mungkin begitu lemah.     

Tentu Jiang Tingxu mengkhawatirkan putranya. Begitu mendengar putranya baik-baik saja, ia pun merasa tenang.     

Mo Boyuan datang dengan sangat perlahan. Ibu maupun anak itu sampai tidak mendengar suara langkah kakinya. Sesaat kemudian, pria itu sudah berdiri di samping tempat tidur. Tubuh pria itu langsung melompat menuju tempat tidur.     

Jiang Tingxu terkejut dan dengan reflek melindungi dirinya, tapi tidak sempat. Untungnya, pria itu bisa menahan kekuatannya. Ketika hampir mendarat, ia menopang lengannya dan berkata sambil tersenyum, "Siapa suruh kalian berdua sudah berbaring di tempat tidur?"     

Jadi, jangan salahkan aku jika menerkammu! Haha.     

Jiang Tingxu menghela napas. Si Kecil yang ada di samping pun bergegas bangkit dan berkata dengan khawatir, "Ayah juga boleh berbaring di sini. Ning Ning mengizinkan tapi jangan memeluk Jiang Tingxu terlalu kuat, ya!"     

Ehem, ehem, ehem!      

Jiang Tingxu mengalihkan pandangannya. Terlihat jelas bahwa ia malu karena ucapan putranya.     

"Tenang saja, aku tidak akan memeluknya terlalu kuat."     

Tetapi begitu Mo Boyuan mengatakannya, pinggangnya sudah terkena satu cubitan, "Apa omong kosong yang kamu bicarakan dengan Ning Ning? Berhenti bicara seperti itu lagi!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.