Menjadi Istri Sang Bintang Film

Berhasil Menjebak Kakak Ipar



Berhasil Menjebak Kakak Ipar

0Setelah berhasil menjebak Kakak Ipar, perasaan Mo Boyuan pun menjadi lebih baik.     
0

Di sebelah mereka, Jiang Tingxu berjongkok untuk memeriksa jari-jari putranya. Tentu saja, ia juga mendengar seluruh percakapan itu dengan jelas. Pada saat ini, entah ia harus menangis atau tertawa.     

"Ning Ning, pergi katakan pada Uncle dan Ayah kita harus segera berangkat."     

"Eh? Kenapa harus Ning Ning yang memberi tahu mereka?"     

Jiang Tingxu mencubit pipi putranya dengan lembut lalu menjawab, "Karena, jika Ning Ning yang mengajak pergi, semua orang akan patuh."     

Si Kecil terlihat sedikit ragu, tapi karena ini perintah dari Jiang Tingxu, ia pun percaya begitu saja.     

Pantat si Kecil bergoyang-goyang saat berlari. Padahal jarak mereka tidak jauh. Hanya beberapa langkah saja.     

Si Kecil yang selalu suka memeluk paha orang lain pun bergegas memeluk paha Mo Boyuan, "Ayah, Nenek Wen, Uncle. Ibu menyuruh Ning Ning untuk memberi tahu kalian kalau sekarang sudah waktunya pergi."     

Kaki Mo Boyuan terasa berat. Ia melihat si Kecil sambil tersenyum, kemudian mulai menggendongnya.     

Mo Boyuan pun menatap Wen Jie, "Bibi Wen, silakan naik ke mobil kami. Masih ada beberapa hal yang ingin aku tanyakan padamu di jalan." Sikapnya sangat rendah hati.     

Tentu saja Wen Jie tidak bisa menolak, jadi ia mengangguk, "Baiklah."     

Sedangkan Gu Yanzhi yang barusan terkena jebakan Mo Boyuan, sekarang lebih menyedihkan saat melihat ibunya akhirnya membelot. Tidak ada satu pun yang berada di pihaknya.     

Untungnya, seorang pengawal menghampiri Gu Yanzhi atas suruhan Leng Zheng, "Tuan Muda Gu, saya yang akan mengendarai mobil untuk Anda."     

Raut wajah Gu Yanzhi dingin dan membuat orang yang melihatnya ketakutan setengah mati, tapi ia tetap menjawab, "Hm."     

Jika saja pengawal ini tidak berada pada jarak yang dekat, ia mungkin tidak bisa mendengar dengan jelas gumaman Gu Yanzhi.     

Sangat melelahkan berkendara di jalan raya selama beberapa jam tanpa henti. Sangat wajar bagi seseorang untuk bergantian mengemudi di tengah jalan. Bertanggung jawab atas diri sendiri sama halnya dengan bertanggung jawab atas keselamatan orang lain.     

Wen Jie, Jiang Tingxu, dan juga si Kecil duduk di belakang. Mo Boyuan duduk di sebelah kemudi.     

"Bibi Wen, performa perawatan staf medis di Rumah Sakit Pertama Yuncheng jauh lebih tinggi dari sebelumnya. Aku dengar begitu dari Ketua Chen, apa benar?"     

"Ya, baru tahun ini berjalan bagus. Tahun lalu masih tidak bagus."     

Pria itu mengangguk, "Peraturan telah berubah. Memang sudah sewajarnya berubah ke arah yang baik. Tepat sebelum Xu Xu masuk, mereka selalu berada di shift malam. Akibatnya, setelah bekerja, seluruh orang akan pingsan. Sungguh mengerikan melihat keadaan para staf. Kakekku bahkan sangat khawatir."     

Sebenarnya, Wen Jie bersedia untuk ikut naik di mobil ini karena ia mengkhawatirkan gadisnya. Wen Jie ingin tahu apakah gadisnya ini menjalani kehidupan yang baik-baik saja atau tidak.     

Kini setelah mendengar beberapa kata dari pria ini, ia yang ragu pun menjadi tenang, "Apa Tuan masih dalam keadaan sehat sekarang? Dia sudah berusia 80 tahun, ya?"     

"Ya, tahun lalu Kakek berulang tahun dan mengadakan pesta yang meriah. Dia sudah berusia 80 tahun dan dalam keadaan sehat. Hanya saja, tekanan darahnya sedikit tinggi, jadi Kakek harus minum obat antihipertensi setiap hari."     

Wen Jie adalah seorang dokter. Tentu saja ia tahu bahwa hipertensi adalah hal yang sangat berbahaya dan tidak bisa diprediksi masa kambuhnya terutama bagi orang tua, "Tekanan darah harus diukur setiap saat. Obat antihipertensi harus diminum secara rutin. Kalau tidak, jika tekanan darah naik drastis, bisa menyebabkan kondisi yang berbahaya."     

"Terima kasih Bibi Wen sudah mengingatkan. Aku akan memberi tahu keluargaku nanti."     

Di kursi belakang, Jiang Tingxu mendengarkan percakapan di antara keduanya. Jika ia tidak tahu bahwa ini adalah pertama kalinya mereka bertemu, ia akan benar-benar mengira keduanya sudah lama saling mengenal.     

Keduanya mengobrol dengan akrab. Topik yang mereka bicarakan bisa terhubung terus menerus dan tidak terlihat canggung sama sekali.     

Bahkan, ketika berbicara tentang hal-hal yang berkaitan dengan rumah sakit dan kedokteran, Mo Boyuan bisa mengikuti arus dengan lancar. Sungguh patut dikagumi!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.