Menjadi Istri Sang Bintang Film

Rencana Putra Tertua



Rencana Putra Tertua

0Mo Xu tentu tidak akan membuat perhitungan kepada keponakannya. Ia terkena gigitan si Kecil juga karena mulutnya yang sembarangan bicara.     
0

Setelah Ibu Mo melihat luka anaknya sudah diobati, ia pun menepis rasa khawatirnya.     

"Cucuku tersayang, katakan pada Nenek, kamu suka makan apa. Nenek akan mengambilkannya untukmu."     

Si Kecil masih merasa bersalah, "Ning Ning sudah kenyang, Nenek saja yang makan."     

Ibu Mo pun dengan cepat merespon lagi, "Kalau begitu, apa Ning Ning ingin bermain ke suatu tempat? Nenek dan Kakek akan membawamu bermain ke sana."     

Wah, bermain ke tempat yang asyik?     

Dalam hati si Kecil mulai menimbang-nimbang, Taman hiburan, akuarium, kebun binatang, kebun raya... hmm, masih banyak lagi.     

Kemudian si Kecil menatap dengan khawatir ke Ayah dan Ibu Mo, Kakek dan Nenek sudah tua, jadi lebih baik ke kebun raya saja.     

Sementara untuk tempat lain, si Kecil berharap bisa pergi bersama dengan Jiang Tingxu lain kali.     

"Nenek, ayo pergi ke kebun raya untuk melihat bunga."     

Ibu Mo langsung merasa lega. Jika si Kecil benar-benar mengajak mereka pergi ke taman hiburan, sama saja itu akan mencekik pasangan tua ini. Untungnya, cucunya ini dengan baik hati memilih kebun raya.     

Syukurlah Ning Ning ingin pergi ke kebun raya. Ada bunga dan pohon di mana-mana. Berkeliling di sana juga bagus untuk kesehatan.     

"Oh, oh. Baiklah, kita pergi ke sana."     

Mo Xu yang duduk di sisi seberang mencibir, "Hanya anak gadis yang suka melihat bunga!"     

Mo Xu ini tipikal pria yang tidak takut mati meskipun menggoda si Kecil berkali-kali.     

Setelah itu, tatapan mata Ibu Mo tertuju pada Mo Xu, "Apa kamu bilang?"     

"Baiklah, baiklah. Aku tidak akan bicara lagi. Aku akan pergi ke perusahaan saja."     

"Tunggu sebentar."     

Mo Xu baru saja berdiri, namun segera meletakkan pantatnya kembali, "Apakah ada yang bisa saya bantu?"     

Ibu Mo memberi tatapan tajam pada putranya, lalu bertanya, "Sebenarnya ada apa dengan perusahaan milik keluarga Gu?"     

Meskipun Ibu Mo tidak ada niatan untuk mengurusi masalah ini, tapi ia tetap tidak mungkin akan menutupinya sepanjang waktu.     

Jika tidak segera bertindak, kedua pasangan keluarga Gu itu kemungkinan besar akan datang ke mansion tua lagi. Ayah dan Ibu Mo tidak mau kejadian tadi pagi terulang lagi, yaitu di saat mereka benar-benar tidak tahu menahu tentang masalah ini.     

Mo Xu sejenak terdiam. Otaknya berusaha mengingat kembali tentang apa yang sudah terjadi. Ia perlahan menatap Kakek Mo sambil menelan ludah membasahi tenggorokannya, "Oh, keluarga Gu? Ini hanya urusan biasa di industri mereka. Bu, jika kamu ingin tahu lebih banyak, tanya saja pada Kakak."     

Memangnya mereka menganggap aku ini apa? Paling-paling, aku hanya disuruh untuk memeriksa daftar perusahaan keluarga Gu. Kemudian untuk pekerjaan yang penting, semuanya diserahkan pada Kakak.     

Ayah dan Ibu Mo tidak menyangka masalah ini ada campur tangan dengan putra sulung mereka, "Aku minta kamu jelaskan masalahnya. Jangan malah membuat alasan lainnya!"     

Ehem, ehem.     

Mo Er berdeham sekali lagi, "Bu, lebih baik kamu memutuskan hubungan dengan keluarga Gu. Mereka keluarga yang sering membuat masalah. Kakak tidak bisa menahan diri lagi."     

Ibu Mo tidak bodoh, ia langsung paham setelah mendengar kata-kata itu.     

"Kamu boleh pergi!"     

Mo Xu hanya menghela napas dengan tatapan yang artinya, Habis manis sepah dibuang! Langsung menyingkirkanku begitu aku sudah tidak berguna!     

...     

Setelah Mo Xu keluar, ia mencoba menghubungi kakaknya. Ternyata ponselnya mati.     

Kemudian ia melihat suami istri dari keluarga Gu itu benar-benar datang lagi. Mo Xu berpikir bahwa cara yang mereka pakai sebelumnya mungkin terlalu sederhana.     

Sepertinya mereka punya banyak sekali waktu luang. Kalau begini, keluarga Mo harus mencari cara lain untuk untuk menghadapi mereka.     

Bagi keluarga Gu, sikap yang ditunjukkan oleh Mo Xu terlihat seperti rasa tidak suka atau bahkan meremehkan mereka.     

Sedangkan untuk saudaranya, Mo Boyuan, terlihat seperti terus menahan diri sampai pada saat kejadian itu. Jika diingat-ingat sebelumnya, hubungan antara kedua keluarga memang baik-baik saja!     

Namun, setelah kejadian itu, kedua bersaudara ini benar-benar menghancurkan citra keluarga Gu.     

Mo Boyuan dan Mo Xu adalah saudara kandung. Pasti mereka tidak memiliki banyak perbedaan dalam hal kepribadian.     

Kecuali, sejak masih kecil, Mo Xu sudah tertutup oleh bayang-bayang kakaknya. Setelah menanti masa depan dengan penuh harapan, ternyata datanglah seorang adik perempuan.     

Gadis itu dimanjakan oleh semua anggota keluarga Mo, dari yang tua hingga yang muda. Pada waktu itu, anak-anak keluarga Gu benar-benar melangkahi garis batas semua orang.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.