Menjadi Istri Sang Bintang Film

Membawanya Pergi



Membawanya Pergi

0Pertama, Jiang Tingxu meletakkan putranya terlebih dahulu ke atas ranjang, kemudian baru mengangkat telepon, "Halo."     
0

"Halo, apakah ini dengan Nona Jiang?"     

"Benar, saya sendiri. Anda siapa?"     

"Saya pelayan di Dihuang. Nona Su Muxue sedang mabuk di sini. Dia meminta kami untuk menelepon Anda dan meminta Anda untuk menjemputnya."     

Jiang Tingxu akan menutup telepon dan berniat untuk memberitahu kakak tertua dari keluarga Su, namun telepon itu direbut oleh Su Muxue, "Jiang Tingxu, cepat jemput aku. Jangan hubungi kakakku, jangan hubungi siapa pun. Kamu saja datanglah, cepat!"     

Begitu mendengar nada ini, Jiang Tingxu pun tahu bahwa Su Muxue sedang mabuk berat, seperti seorang kriminal.     

Tatapan mata Jiang Tingxu tertuju pada si Kecil yang berada di dalam kamar dan melihat anak itu sedang menguping.     

"Aku sedang bersama anakku, aku tidak bisa pergi. Suruh saja kakakmu. Atau kamu takut kakakmu akan marah padamu?"     

'Tidak mungkin sampai marah besar, kan?'     

Meskipun Kakak tertua dari keluarga Su berdarah dingin, namun ia selalu bersikap baik kepada Su Muxue.     

Su Muxue di seberang telepon sudah cegukan beberapa kali, lalu dengan keras kepala berkata, "Pokoknya aku tidak mau kakakku datang. Jiang Tingxu, cepat jemput aku. Kau dengar, kan?!"     

Setelah itu, Su Muxue langsung menutup telepon.     

Jiang Tingxu bahkan tidak sempat untuk menolak. Akhirnya ia memutuskan untuk pergi ke Dihuang. Ia khawatir apabila terjadi sesuatu kepada Su Muxue.     

Saat si Kecil yang menguping itu melihat ibunya akan masuk ke kamar, ia segera menarik selimut. Ia langsung berbaring dan memejamkan mata untuk berpura-pura tidur.     

Tidak mungkin Jiang Tingxu tidak sadar bahwa bocah itu sedang berpura-pura tidur.     

"Ning Ning, Ibu akan keluar, tapi pasti segera kembali. Kamu baik-baik di rumah, ya. Apa perlu Ibu panggilkan Bibi Hua Hua untuk menemanimu?"     

Si Kecil pun perlahan membuka selimut yang menutupinya, "Tidak perlu, nyalakan saja lampunya."     

Si Kecil sangat mirip dengan ayahnya untuk masalah ini, ia sangat tidak suka ada orang lain di dalam rumah.     

"Baiklah. Tidurlah yang nyenyak, Ibu akan segera kembali."     

Meskipun Xiao Hua Hua tidak diminta untuk turun ke bawah, namun Jiang Tingxu masih menyuruhnya untuk memperhatikan si Kecil. Jika tidak, ia tidak akan bisa tenang.     

Ketika Jiang Tingxu sampai di lobi, Leng Zheng sudah menunggu.     

"Nyonya."     

"Eh, aku akan pergi ke Dihuang, aku akan segera pulang."     

Jiang Tingxu berharap tidak perlu diikuti terus-menerus.     

Namun siapa sangka, sikap Leng Zheng selanjutnya benar-benar berlawanan dengan harapan Jiang Tingxu.     

...     

Tampaknya pada saat ini, bar Dihuang adalah cara yang tepat untuk memulai kehidupan malam. Kehidupan yang indah baru saja dimulai.     

Ada banyak orang di bar. Pria dan wanita bercampur di tengah lantai dansa dan menari dengan musik yang keras. Dalam sekejap, suasana ambigu menyelimuti seluruh bar.     

Di pojokan yang gelap, Su Muxue dengan tatapan mata yang kosong terus memainkan gelas anggur di tangannya.     

Tentu saja, karyawan Dihuang tahu identitas Nona besar ini karena ada orang di sebelahnya yang terus mengawasi, seolah takut terjadi sesuatu dengannya.     

Ketika Jiang Tingxu datang, ia melihat pemandangan yang menjijikan dari Su Muxue. Seketika matanya menyipit.     

"Su Muxue," panggil Jiang Tingxu.     

Su Muxue yang mabuk pun mendongak dengan tatapan kabur, "Eh, Xiao Ting Ting, kamu datang? Hei, hei~ Ayo kemari, kita minum bersama, ini rasanya enak."     

Jiang Tingxu memutar mata, lalu mengedipkan mata pada Leng Zheng di belakangnya.     

Saat berikutnya, Su Muxue dipaksa untuk bangun oleh Leng Zheng.     

"Apa ini, apa? Aku masih ingin minum, lepaskan!" ujar Su Muxue sambil terus memberontak.     

Namun, bagi Leng Zheng, pemberontakan Su Muxue ini tidak ada apa-apanya.     

Jiang Tingxu mengerutkan kening, "Bawa dia pergi."     

"Baik, Nyonya."     

Begitu keluar dari bar, angin dingin bertiup di wajah Su Muxue membuatnya sedikit tersadar, tetapi tubuhnya masih gemetar tak terkendali.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.