Menjadi Istri Sang Bintang Film

Setelah Menjebak Langsung Pergi Begitu Saja



Setelah Menjebak Langsung Pergi Begitu Saja

0Sampai mereka masuk ke dalam mobil, Jiang Tingxu baru melepas masker di wajah putranya. Ia kemudian bertanya, "Kenapa kalian datang?"     
0

Leng Zheng sedang mengemudi. Di depan juga ada mobil yang memimpin dengan cukup pelan. Leng Zheng menjawab, "Perintah dari bos."     

'Tentu saja.'     

"Di mana dia sekarang?"     

"Hmm, kemungkinan Bos sekarang sedang berada di pesawat menuju Negara F."     

Mendengar kata-kata Leng Zheng, kening Jiang Tingxu berkerut. Kemudian ia tersenyum dingin, "Negara F?"     

Leng Zheng merasa punggungnya merinding, "Benar, Nyonya."     

"Kapan dia akan kembali?"     

Hanya Si Kecil yang duduk di sampingnya yang bisa melihat dengan jelas. Ibunya tampak sangat marah dan jari-jari yang mengepal itu terlihat pucat.     

Suara Leng Zheng tiba-tiba melemah, "Sekitar dua hari lagi."     

Setelah itu terdengar cibiran dari Jiang Tingxu, "Mo Boyuan, kamu benar-benar hebat!"      

Gertakan giginya terdengar saat ia berbicara.     

Setelah menjebaknya, pria itu langsung menyelinap pergi.     

Setelah dipikir-pikir, bagaimana mungkin pria brengsek itu bisa dengan mudah berjanji bahwa mereka berdua bisa berjauhan selama dua hari?     

Ternyata secara bersamaan memang pria itu ada perjalanan bisnis selama dua hari.     

"Jiang Tingxu?" panggil Si Kecil.     

"Ya, Ibu baik-baik saja. Hanya saja ayahmu itu... terlalu menjengkelkan!"     

Si Kecil sejenak berpikir dan akhirnya berkata, "Kalau begitu biarkan Kakek buyut memukulinya!"     

Dari ucapan Si Kecil sama sekali tidak terdengar ada rasa bersalah.      

'Lagi pula, Jiang Tingxu bilang Ayah menjengkelkan. Itu berarti Ayah memang menjengkelkan.'     

'Beberapa hari yang lalu, Kakek buyut juga memukuli Ayah.'      

Si Kecil sendiri yang melihat kejadian itu, jadi sekalian saja ia mengatakan itu kepada Jiang Tingxu.     

Jiang Tingxu terhibur oleh putranya, "Baiklah, kalau begitu kita harus mengadu saat kita pulang nanti, supaya Kakek buyut memukuli Ayahmu dengan keras."     

"Hem, Ning Ning akan memberi tahu Kakek buyut."     

Pada saat ini, Mo Boyuan yang berada di pesawat tidak tahu tentang kesepakatan antara ibu dan anak itu. Seketika ia bersin dengan keras.     

Xiao Wu buru-buru mengambil selimut dan menyerahkannya pada Mo Boyuan, "Bos, suhu udara sekarang memang relatif rendah. Silakan pakai ini."     

Mo Boyuan tidak menolak karena di dalam kabin memang lumayan dingin.     

...     

Leng Zheng mengantar Jiang Tingxu dan Si Kecil sampai ke pintu rumah, "Nyonya, Tuan Muda kecil, saya akan turun ke bawah dulu."     

Jiang Tingxu mengangguk, "Baiklah."     

Setelah ibu dan anak itu memasuki pintu, Leng Zheng berbalik dan menuju lift.     

Tanpa diduga, Leng Zheng berpapasan dengan Xiao Hua Hua yang keluar dari lift.     

"Pria kekar, mau chuan ini?"     

Leng Zheng mengerutkan kening tetapi wajahnya masih dingin dan tidak menanggapi.     

Xiao Hua Hua segera berkata, "Kalau tidak mau, ya sudah. Aku hanya bersikap sopan, jadi aku menawarimu. Lagi pula aku tidak akan membaginya denganmu."     

Hanya saja, saat Xiao Hua Hua selesai bicara, chuan di tangannya telah menghilang.     

Setelah dilihat lagi, ternyata sudah ada di tangan Leng Zheng.     

"Kamu! Brengsek."     

Wajah Leng Zheng masih cuek, "Bukankah kamu menawariku, aku mau atau tidak?"     

Xiao Hua Hua sangat marah. Sebelum ia sempat bicara, Leng Zheng malah mendorongnya hingga masuk ke dalam lift.     

Kemudian pria itu melangkah keluar dan menekan sendiri tombol lantai atas.     

Sebelum pintu lift tertutup, Xiao Hua Hua melihat pria kekar yang brengsek itu sedang makan Chuan yang ia beli. Dalam hati, Xiao Hua Hua tidak berhenti mengumpati pria ini dengan kasar hingga ratusan ribu kali.     

Tentu saja, Jiang Tingxu dan Si Kecil tidak tahu apa yang terjadi di dalam lift.     

Jiang Tingxu mengeluarkan buah dari lemari es, "Ning Ning, pergi cuci tanganmu."     

"Oh, oke, Jiang Tingxu. Bantu aku menyalakan TV, saluran 7."     

"Baiklah."     

Ketika Ning Ning keluar dari dapur setelah mencuci tangannya, kartun favoritnya sudah ada di TV.     

Jiang Tingxu tidak suka menonton drama TV. Lebih baik menonton video operasi daripada menonton drama.     

Makanya yang namanya orang pintar tetaplah orang pintar. Karena hal-hal yang diminati berbeda dari orang biasa.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.