Menjadi Istri Sang Bintang Film

Menelan Ludah



Menelan Ludah

0Bahkan Si Kecil pun menyadarinya, apalagi Xiao Hua Hua. Wajahnya yang cantik dan anggun itu pun berubah menjadi kesal dalam sekejap.     
0

Melihat wajah Xiao Hua Hua memerah dan dipenuhi dengan hasrat ingin membunuh, Jiang Tingxu pun berkata, "Ehem, ayolah, Leng Zheng. Pergi dan selesaikan pekerjaanmu dulu."     

"Baik, Nyonya."     

'Sialan! Sialan! Sialan!'     

Setelah Leng Zheng pergi, Xiao Hua Hua tidak bisa menahan untuk mengeluarkan serangkaian umpatan, "Kak Jiang, kamu lihat sendiri. Pria kekar itu keterlaluan, padahal aku ini sangat pemilih!"     

Leng Zheng yang baru saja masuk kebetulan mendengar kalimat yang terakhir diucapkan dari mulut Xiao Hua Hua. Tatapan matanya yang berbahaya menyipit dalam sekejap.     

Sesaat sebelum pintu lift tertutup, Leng Zheng menatap wanita yang berdiri tidak jauh darinya itu.     

"Pemilih?" bisik Leng Zheng.     

Pada saat ini, Xiao Hua Hua tiba-tiba gemetar, "Wow, kenapa sikapmu dingin sekali?"     

Jiang Tingxu dan putranya saling memandang, "Dingin?"     

Si kecil menggelengkan kepalanya, "Ning Ning tidak dingin."     

Ini musim panas. Suhu udaranya pun sangat panas.     

Xiao Hua Hua menggaruk-garuk lengannya dan tampak mencurigakan. Ia sepertinya tidak bisa memikirkan penjelasan yang tepat, kemudian berkata, "Kak Jiang, aku sudah membersihkannya. Apa aku boleh kembali?"     

Jiang Tingxu menyunggingkan senyuman, kemudian mengangguk, "Boleh."     

Setelah Xiao Hua Hua memasuki lift, ibu dan anak itu masuk ke dalam rumah.     

"Jiang Tingxu, apa yang kamu dan Ayah bicarakan? Kenapa begitu lama?" Si Kecil mengikuti ibunya dan bertanya dengan rasa penasaran.     

Jiang Tingxu mengeluarkan sebotol air mineral dari lemari es. Hari ini sangat panas, jadi ia langsung meneguk air mineral itu.     

Benar saja, tubuhnya langsung terasa jauh lebih segar.     

Kemudian Jiang Tingxu melihat ke arah si kecil yang mengikutinya dan ia bertanya sambil tersenyum, "Pffft, apakah kamu sangat ingin tahu?"     

Si Kecil yang melihat ibunya malah menertawakannya pun mengatupkan bibirnya, lalu berbisik, "Tidak terlalu kok~"     

Walaupun berkata demikian, namun raut wajah Si Kecil sama sekali tidak sesuai dengan ucapannya!     

'Dasar Si Kecil yang bermuka dua.'     

Melihat ekspresi menggemaskan dari putranya itu, Jiang Tingxu tersenyum lebih lebar, "Oh, kalau begitu lupakan saja. Padahal awalnya aku ingin memberitahumu...."     

Tiba-tiba, Si Kecil mengulurkan tangan dari belakangnya dan memeluk paha ibunya. Mau bagaimana lagi, tinggi Si Kecil sekarang hanya sebatas paha ibunya.     

"Jiang Tingxu~"     

Nada bicara Si Kecil begitu manja.     

Jiang Tingxu berpikir putranya sangat menggemaskan. Sebelumnya ia mengira Si Kecil sama dengan ayahnya yang begitu dingin dan cuek.     

Namun tidak disangka, Si Kecil masih memiliki sisi imut.     

Yah, sifat yang ini mungkin bukan diwarisi dari ayahnya.     

Jiang Tingxu membungkuk, kemudian mengusap-usap rambut si kecil, "Tidak bicara apa pun, hanya masalah kecil. Kamu jangan terlalu memikirkannya, kalau tidak nanti kamu akan menjadi lelaki tua kecil."     

'Itu aneh! Huh!'     

"Ning Ning tidak percaya. Jiang Tingxu, kamu hanya sedang membodohi Ning Ning."     

Mau tidak mau harus Jiang Tingxu harus mengakui bahwa Si Kecil sangat mengenal dirinya dengan baik, bahkan tahu Jiang Tingxu hanya sedang berkelit.     

Namun, Jiang Tingxu tidak menjawab pertanyaan Si Kecil. Ia malah mengubah topik pembicaraan, "Haus atau tidak?"     

Si Kecil mengangguk, "Sedikit."     

Tatapan Si Kecil mengarah ke sebotol air mineral dingin di tangan Jiang Tingxu. Ia sampai menelan ludah.     

"Tunggu sebentar, Ibu akan mengambilkan air hangat."     

'Eh?'     

Mendengar itu, Si Kecil menatap lurus ke arah Jiang Tingxu.     

"Anak-anak tidak boleh minum air es, oke? Kalau tidak, nanti kamu akan sakit perut. Jadi, tunggu sebentar, Ibu akan menghangatkan air untukmu. "     

Si Kecil menghela napas dalam hatinya, tapi mau bagaimana lagi? Ia masih kecil.     

"Baiklah, terima kasih."     

Jiang Tingxu mengusap rambut putranya lagi sebelum ia berjalan menuju dapur.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.