Menjadi Istri Sang Bintang Film

Cerewet



Cerewet

0Alis Jiang Tingxu pun seketika berkerut setelah mendengar ucapan Mo Boyuan. Ia menjadi sangat gelisah.     
0

Tapi, pria di depannya tampak tidak peduli dan tidak berbohong.     

"Mo Boyuan, kenapa kamu tidak menjelaskan itu sebelumnya?" Tanya Jiang Tingxu.     

Jiang Tingxu benar-benar tidak bisa memahaminya. Padahal sudah begitu lama dan sangat mudah untuk menjelaskan, tapi kenapa Mo Boyuan tidak melakukannya?     

Sesaat kemudian, pria ini tiba-tiba mendekat dan wajah tampannya pun terlihat dengan jelas di depan Jiang Tingxu, "Istriku, apakah kamu yakin aku belum pernah menjelaskannya?"     

'Jadi, Mo Boyuan pernah menjelaskannya?'      

Jiang Tingxu harus memutar otak untuk mengingatnya lagi. Akhirnya, ia samar-samar menemukan beberapa fragmen dari masa lalu.     

Tetapi, apa ada orang yang setiap saat menjelaskan suatu hal? Di ingatan Jiang Tingxu mereka tinggal melambaikan tangannya untuk membeli tas, perhiasan, dan permata. Oh, iya! Tidak lupa juga mobil mewah, kapal pesiar, dan sebagainya.     

Itu adalah dua tahun pertama saat Mo Boyuan memasuki industri hiburan. Setelah tahun-tahun itu, selama lebih dari satu tahun, ia tidak melihat batang hidungnya. Akhirnya, Jiang Tingxu mulai terbiasa.     

Selama periode itu, Jiang Tingxu juga sangat sibuk, jadi ia tidak ada waktu untuk bertanya tentang berita-berita itu lagi.     

Namun, mungkin memang begini. Hubungan antara pasangan muda semakin hari akan menjadi semakin lemah atau bahkan menjadi canggung. Selain itu, sewaktu-waktu akan muncul dari kegelapan seseorang yang menjadi pengganggu hubungan mereka.     

Mo Boyuan juga merasa dirugikan. Jelas bahwa ia tidak bersalah, tapi bagaimana bisa ia dicap sebagai pria sampah di hati istrinya?     

Tentu saja, Mo Boyuan teringat dengan beberapa pesan yang tidak diketahui pengirimnya itu.     

Untuk sesaat, sorot mata Mo Boyuan dipenuhi oleh emosi.     

'Orang itu sebaiknya bersembunyi dengan baik, jika tidak...'     

Jiang Tingxu tidak tahu harus berkata apa, jadi dia hanya menggigit bibirnya, "Mo Boyuan, lebih baik kita tenang dulu."     

Hanya itu yang bisa mereka lakukan saat ini.     

"Baiklah!"     

Mendengar Mo Boyuan setuju, Jiang Tingxu mau tidak mau mengangkat wajah dan menatap matanya.     

Mo Boyuan berkata lagi, "Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menenangkan diri?"     

Jika terlalu lama, ia tidak bisa melakukannya. Semua harus dilakukan dengan jelas.     

"Hmm, sebulan..."     

Tatapan tamak pria itu terlalu tajam. Ketika Jiang Tingxu mengucapkannya, ia merasakan sedikit keraguan.     

"Istriku, tahukah kamu berapa kali bumi harus berputar dalam sebulan? Apakah kamu siap untuk tenang dengan kehampaan?"     

Mendengarkan ejekan itu, Jiang Tingxu memutar matanya dan berkata dengan dingin, "Lalu berapa lama waktu yang tepat?"     

Senyum kemenangan muncul di wajah pria itu, "Itu hal yang sederhana, satu jam seharusnya cukup."     

Jiang Tingxu menendang pria ini, "Iya, cukup bagimu saja."     

Pria ini tidak menghindar, lagi pula kekuatan tendangan istrinya hanya seperti gelitikan bagi tubuhnya.     

"Dua jam, aku menggandakannya untukmu." Setelah selesai bicara, wajahnya terlihat murah hati.     

Jiang Tingxu segera memelototi pria tak tahu malu di depannya, "Kalau begitu aku tidak ingin tenang."     

'Pria sialan tidak tahu malu.'     

Mo Boyuan dengan cepat membujuknya dengan lembut, "Tidak, tidak. Istriku aku bersalah, kalau begitu dua hari, oke?"     

Kali ini, Jiang Tingxu tidak menolak. Ia tadi mengatakan sebulan juga hanya untuk menggodanya.     

"Kamu sebaiknya tidak muncul di hadapanku dalam 48 jam ke depan. Atau aku tidak akan menghitung apa yang sudah aku janjikan."     

Sebenarnya Mo Boyuan sangat enggan melakukannya, tetapi melihat ekspresi tegas di wajah istrinya, ia hanya bisa mengangguk setuju, "Baiklah, aku paham."     

Jiang Tingxu menatap Mo Boyuan dengan curiga. Kemudian ia langsung berbalik dan berencana pergi.     

"Tunggu." Pria itu memanggil Jiang Tingxu.     

"Mo Boyuan, kamu ini sudah besar. Kenapa rewel sekali?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.