Menjadi Istri Sang Bintang Film

Melihat Kakak Ipar



Melihat Kakak Ipar

0Mungkin Jiang Tingxu datang terlalu awal untuk sebuah makan malam karena ini masih pukul lima lebih sedikit.     
0

Ketika Jiang Tingxu masuk, dia melihat hanya ada tiga meja yang terisi, salah satunya hanya bersantai untuk minum teh sore.     

"Halo, Nona, apakah meja untuk satu orang?"     

"Dua orang, yang satu akan segera datang. Tolong beri aku segelas jus dulu."     

"Baiklah, Nona, silakan tunggu sebentar."     

Untuk membuat jus segar tidak memakan banyak waktu, jadi bisa segera disajikan di hadapan Jiang Tingxu.     

"Terima kasih." Setelah itu, Jiang Tingxu mengambil sedotan dan seketika jus yang ada di dalam gelas langsung berkurang.     

Pei Rusi tiba sekitar sepuluh menit kemudian. Ketika ia sampai di pintu masuk, ia melihat Jiang Tingxu duduk di salah satu sudut ruangan, "Dokter Jiang."     

"Ketua Pei sudah datang? Silakan duduk!"     

Ketika pelayan melihat Pei Rusi datang, ia datang dengan sebuah tablet, "Permisi, jika ingin memesan, silakan langsung centang saja di sini lalu tekan konfirmasi."     

Pelayanan di sini bagus karena tidak perlu antri untuk memesan, jadi para tamu merasa lebih nyaman.     

Jiang Tingxu memindahkan tablet ke Pei Rusi, "Tamu pesan lebih dulu."     

Pei Rusi tidak menolak, karena ia tahu bahwa ia tidak bisa menolak, jadi lebih baik ia dulu yang memesan.     

...     

Pada saat ini, di tempat lain, seorang ayah dan anaknya baru saja kembali dari mansion lama.     

Begitu berdiri di pintu, si kecil mengeluarkan kunci yang diberikan oleh ibunya dari saku dan hendak membuka pintu. Tiba-tiba ia berbalik dan berkata kepada Mo Boyuan di belakangnya, "Ayah, Ning Ning sudah sampai. Sebaiknya Ayah cepat pergi."     

"Bocah nakal, menurutmu aku akan pergi ke mana?"     

Xiao Ning Ning mengerutkan kening sambil berpikir, 'Ke mana Ayah akan pergi? Huh, memangnya aku tahu?'     

Ketika Si Kecil menoleh ke atas lagi, ia melihat ayahnya mengeluarkan kunci dari saku dan akan memasukkannya ke pintu. Ia terus memperhatikan ayahnya.     

Si Kecil pun berkedip kebingungan, 'Ada apa ini?'     

"Ayah, kenapa kamu punya kunci itu?" Tanya Si Kecil.     

'Apakah Jiang Tingxu yang memberikan kunci itu kepada Ayah?'     

Kini keraguan Si Kecil sudah memenuhi lubuk hatinya.     

Tetapi, pria ini malah tidak merasakan apa-apa sama sekali. Lalu, ia berkata tanpa ragu, "Kamu masuk atau tidak? Kalau tidak mau masuk, aku akan menutup pintu."     

'Kenapa anak ini banyak bertanya? Sungguh berisik!'     

Si Kecil masuk dengan wajah bodoh dan matanya masih menatap saku celana Mo Boyuan.     

Tepat ketika ayah dan anak ini memasuki rumah, belum sempat mereka bersantai, tiba-tiba ponsel Mo Boyuan berdering.     

"Halo!" Mo Boyuan mengangkat panggilan telepon itu dengan tidak sabar.     

Sisi lain dari telepon itu berkata, "Kakak Mo, aku Cao Jue, sepupu Cao Chi. Kita pernah bertemu."     

Mo Boyuan samar-samar mengingat orang itu, kemudian ia bertanya, "Ada apa?"     

Jika tidak ada apa-apa, pasti orang itu tidak akan menghubunginya.     

"Anu, ini… di restoran makanan barat di XX Road. Cepat kemari, Kakak Mo. Aku melihat Kakak Ipar."     

Setelah mendengar bahwa itu tentang istrinya, wajah Mo Boyuan menjadi lebih serius, "Di mana dia?"     

"Emm, aku membuka restoran beberapa waktu yang lalu, kebetulan hari ini aku berkunjung, lalu aku melihat Kakak Ipar. Itu… dia bersama seorang pria yang tidak aku kenal."     

'Seorang pria?'     

Mendengar itu, alarm peringatan di hati Mo Boyuan pun berdering. Tidak perlu bimbang atau ragu sama sekali, ia langsung berkata, "Aku akan segera ke sana!"     

"Ah, oke, oke. Aku akan menunggu di sini sampai Kak Mo datang."     

Setelah menutup telepon, raut wajah Mo Boyuan sangat suram seperti tertutup kabut. Ia melirik Si Kecil yang sedari tadi menguping di kakinya, "Ikut denganku!"     

'Eh?'     

Barusan Si Kecil tidak mendengar dengan jelas apa yang ayahnya bicarakan di telepon, tapi ia benar-benar terkejut dengan perubahan perilaku ayahnya.     

"Ayah, kita akan pergi ke mana?"     

"Tentu saja, ehem… mencari ibumu." Mo Boyuan awalnya ingin berkata mencari pria kurang ajar, namun ia menahannya.     

Benar saja, wajah Si Kecil tiba-tiba berubah menjadi bahagia begitu mendengar mereka akan mencari Jiang Tingxu, "Baiklah, aku mau."     

Si Kecil sama sekali tidak sadar bahwa wajah ayahnya saat ini begitu mengerikan karena sedang menahan amarah.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.