Menjadi Istri Sang Bintang Film

Kenyataan Mengajarkan untuk Menjadi Manusia



Kenyataan Mengajarkan untuk Menjadi Manusia

0'Memangnya siapa lagi?'     
0

'Nyonya tua keluarga Gu sedang sekarat sekarang dan tiba-tiba ingin bertemu cucu yang telah pergi bertahun-tahun yang lalu.'     

'Tidak mungkin orang lain selain keluarga Gu sendiri, bukan?'     

Terlebih lagi menyuruh Gu Yichen datang. Karena keluarga Gu tahu betul bahwa tidak peduli siapa yang datang, meski itu dari generasi tua sekalipun, mereka semua pasti tidak berhasil membujuk Gu Yanzhi.     

Lagi pula, saat itu keluarga Gu merasa bersalah pada Wen Jie dan Gu Yanzhi. Terutama Nyonya Tua Gu, tidak bisa dibayangkan betapa kasar sikapnya pada Wen Jie dan Gu Yanzhi.     

Gu Yichen sendiri juga sangat kesulitan. Meskipun ia masih kecil pada waktu itu dan tidak mengerti apa-apa, tapi bagaimana mungkin ia akhirnya paham setelah tumbuh dewasa?     

Kali ini, dalam hati Gu Yichen juga merasa bahwa neneknya sudah keterlaluan. Tetapi, ketika Nenek saat ini sedang sekarat, Gu Yichen sebagai cucu tidak mungkin berani bicara begitu banyak. Karena ini adalah keinginan orang tua itu sebelum meninggal, maka Gu Yichen harus berusaha sebaik mungkin untuk memenuhinya.     

"Bibi, aku..."     

Mata Wen Jie terus menatap Gu Yichen yang tidak bisa mengucapkan sepatah kata pun.     

'Si kecil ini tidak ada hubungannya dengan kejadian waktu itu.'     

"Aku masih tetap pada ucapanku. Untuk masalah ini, kalian cari sendiri Yanzhi. Dia mau atau tidak, itu tergantung pada kalian, aku tidak akan membantu kalian membujuknya."     

Wen Jie tidak pernah melarang Gu Yanzhi untuk mengunjungi neneknya. Menurutnya itu bisa dianggap keputusan yang bijak. Karena bagaimanapun, Gu Yanzhi tetaplah keturunan keluarga Gu.     

'Meskipun Nyonya tua Gu itu keterlaluan, tapi tetap saja dia adalah neneknya Gu Yanzhi.'     

Gu Yichen tahu bahwa ini tidak akan berhasil jika mengandalkan Wen Jie, jadi ia hanya menghela napas, "Baiklah, Bibi silakan melanjutkan pekerjaan. Aku tidak akan mengganggu."     

Wen Jie hanya mengiyakan. Setelah itu ia mengambil gelas di sebelahnya dan meneguk air beberapa kali.     

Sesaat setelah keluar dari kantor Wen Jie, Gu Yichen langsung menghubungi orang rumah. "Bibi menyuruh kita untuk mencari Kakak Sepupu sendiri. Bu, aku padahal sudah bilang Bibi tidak akan setuju. Siapa suruh waktu itu Nenek... ah, sudahlah, tidak perlu dibicarakan lagi. Kalian diskusikan sendiri saja."     

Setelah memeriksa ruang gawat darurat, Jiang Tingxu baru tahu bahwa Ratu film Lu sudah keluar dari rumah sakit pada dini hari tadi.     

'Bukankah kemarin siang wanita itu bilang tidak mau keluar rumah sakit?'     

Qiao Ran mencibir, "Departemen hukum Grup Shengshi bertindak cepat dan mengeluarkan pernyataan. Si Ratu film Lu ini ketakutan. Wajahnya terlihat sangat takut ketahuan."     

"Departemen Hukum?"     

'Apakah harus sampai seserius itu?'     

Qiao Ran menghela napas, "Dokter Jiang, kamu tidak tahu bahwa Ratu film Lu meminta 300 juta untuk biaya pemutusan hubungan kerja. Ini sudah jelas tindakan pemerasan, tapi yang aneh adalah, pihak Shengshi tidak melaporkan dia!"     

Jiang Tingxu terkejut mendengar biaya pemutusan hubungan kerja sebesar 300 juta. Dengan cara seperti ini, sangat wajar jika Grup Shengshi menggerakkan departemen hukum mereka.     

Dalam hati Jiang Tingxu masih ada rasa benci untuk Lu Yanlan. Seorang wanita tidak mungkin memperlakukan dengan baik wanita lain yang sudah menginginkan suaminya. Jiang Tingxu pun sama. Tentu saja ia memiliki perasaan seperti itu.     

Terlebih lagi, saat Jiang Tingxu mengingat tentang berita heboh yang dibuat Ratu film Lu beberapa hari yang lalu. Di dalam hati Jiang Tingxu tidak ada rasa simpati sama sekali.     

"Jadi dia diblokir dari dunia hiburan sekarang?"     

"Tidak hanya itu, aku dengar bos dari Shengshi yang secara pribadi memerintahkan pemblokiran tersebut. Sekarang sekelompok penggemar Lu Yanlan mencabik-cabiknya di Weibo."     

Tentu saja, Jiang Tingxu juga tidak tahu bahwa ada pernyataan yang diunggah di Weibo oleh suaminya sendiri.     

Untuk masalah Lu Yanlan kali ini, bukankah ini karma karena wanita itu telah menyentuh hal yang tidak boleh ia sentuh?     

Oleh karena itu, di atas langit masih ada langit, begitu juga manusia, masih ada yang lebih hebat di atas orang hebat. Sebagai manusia, lebih baik menjadi orang yang tetap rendah hati.     

Jika tidak, realitas sosial akan selalu mengajarkan kita bagaimana menjadi manusia!     

Jiang Tingxu hanya melirik, "Aku akan pergi memeriksa pasien."     

"Baiklah, buku catatannya ada di sana."     

"Baik, aku mengerti."     

Meskipun shift sebelumnya telah diserahkan dan situasi dasarnya terkendali, Jiang Tingxu masih terbiasa memeriksa dengan cermat lagi dan lagi.     

Namun, ketika Jiang Tingxu membaca catatan pasien di buku catatan, ia sedikit mengerutkan kening.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.