Menjadi Istri Sang Bintang Film

Terbaik di Dunia



Terbaik di Dunia

0Jiang Tingxu baru saja melayangkan tamparan yang membuat seluruh orang di pesta ini terkejut!     
0

"Wow, apakah itu benar-benar Kakak Ipar Kedua?" Cao Chi tidak percaya dengan apa yang ia lihat dengan matanya sendiri.     

Selama bertahun-tahun, Kakak Ipar Kedua tak ubahnya seperti kelinci kecil.     

Tapi, kini tiba-tiba berubah. Sungguh membuat orang-orang enggan mempercayai apa yang mereka lihat!     

Tang Wei berdeham, "Sepertinya memang dia!"     

Sedangkan Tan Yiming, terlihat sangat tenang. Auranya benar-benar seperti bos!     

Saat ini, Jiang Tingxu sudah menarik kembali tangannya sambil mengibaskannya tanpa merasa bersalah sedikit pun.     

Setelah awalnya merasa terkejut, Mo Boyuan bertanya sambil tersenyum dan memegang tangan Jiang Tingxu, "Apakah tanganmu sakit?"     

"Sedikit, kenapa? Apakah kamu ingin membalas menamparku untuk Nona Gu?"     

Jiang Tingxu juga sangat paham bahwa bagaimanapun juga, ibu Nona Gu dan ibu mertuanya adalah teman baik sejak kecil.     

Jika bukan karena hubungannya dengan Mo Boyuan, mana mungkin kejadian Jiang Tingxu yang ditindas waktu itu bisa dilupakan begitu saja?     

Mo Boyuan mengerutkan kening dan berkata, "Kapan aku berkata begitu? Lain kali, jangan lakukan hal bodoh seperti itu. Jika ingin bertindak, cari saja Leng Zheng."     

'Tidakkah kamu sadar bahwa bertindak dengan kekerasan seperti itu akan berbalik?'     

Kaki Jiang Tingxu hampir tersandung begitu mendengar ucapan Mo Boyuan, "Apa kamu bilang?"     

Apakah Jiang Tingxu salah dengar?     

Jika tidak....     

Mo Boyuan meniup pelan tangan istrinya sebelum mengulangi ucapannya lagi, "Lain kali jangan bertindak bodoh. Jika ingin bertindak, cari saja Leng Zheng!"     

Setelah Jiang Tingxu memastikan bahwa dirinya tidak salah dengar, akhirnya ia menarik napas dalam-dalam sambil menatap pria di depannya dengan tatapan aneh.     

Mo Boyuan menghela napas ketika ia melihat raut wajah konyol Jiang Tingxu, "Kita pulang."     

'Eh?'     

Sepanjang jalan, Jiang Tingxu digandeng ke arah mobil oleh Mo Boyuan, sedangkan pria di sebelahnya ini sedang memakan kue yang tadi diberikan olehnya.     

Di dalam mobil, Leng Zheng melihat bosnya dari kaca spion dan berkata dalam hati, 'Bos, bukankah Anda paling tidak menyukai makanan manis?'     

'Kenapa sekarang Bos malah terlihat sangat menikmati makanan manis?'     

'Hmm, tidak mungkin Bos bisa berubah secepat itu, kan?'     

...     

Setelah turun dari mobil, angin yang dingin menerpa wajah Jiang Tingxu dan membuatnya segar kembali.     

"Mo Boyuan, kamu ...."     

Pria yang sudah selesai memakan kue itu sedang menyeka tangannya dengan tisu, lalu menjawab, "Ada apa?"     

Jiang Tingxu menyunggingkan sudut mulutnya beberapa kali, ia menggelengkan kepalanya, "Tidak jadi."     

Namun dalam hati, Jiang Tingxu ingin bertanya, 'Kenapa?'     

Memangnya Mo Boyuan itu orang yang mampu menebak 99% dengan tepat isi hati gadis kecilnya? Setelah itu, ia melemparkan tisu ke dalam tempat sampah di dekat mereka dengan akurat, kemudian dia bertanya, "Apakah menurutmu priamu ini adalah pria yang terbaik di dunia?"     

Jiang Tingxu tercekat sejenak, lalu matanya menatap sekeliling, "Bisakah kamu berhenti narsis?"     

'Terbaik di dunia?'     

'Pria ini masih saja tidak malu berkata seperti itu.'     

"Mana mungkin aku narsis? Memangnya kenyataannya tidak begitu?"     

Jiang Tingxu tidak ingin menjawabnya sama sekali. Ia berbalik dan pergi, namun pria itu segera mengikuti.     

Di dalam lift, Jiang Tingxu hanya terdiam untuk waktu yang lama, namun akhirnya ia tidak bisa menahannya lagi, "Untuk apa kamu mengikutiku?"     

"Siapa bilang aku mengikutimu?"     

Jiang Tingxu mendengus beberapa kali, namun dalam hati dia menggerutu, 'Lalu kamu mengikuti hantu, begitu?'     

Tak satu pun dari mereka berdua yang berbicara lagi. Lift terus naik, kebetulan sekali tidak ada yang naik lagi di sepanjang jalan.     

Ketika sampai di lantai tujuan, lift berhenti dan berdenting.     

Jiang Tingxu memimpin keluar dari lift dan tidak memperhatikan pria di belakangnya.     

Kemudian, pria itu keluar dari lift dengan perlahan sambil memasang senyuman yang sangat misterius di wajahnya.     

Punggung Jiang Tingxu terasa merinding ketakutan. Sesaat setelah sampai di pintu rumah, ia mengeluarkan kunci dan hendak membuka pintu, tetapi ia tiba-tiba terpikir sesuatu dan langsung berbalik badan untuk berbicara dengan orang di belakangnya, "Ini sudah larut. Lebih baik, kamu cepat pulang sana."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.