Menjadi Istri Sang Bintang Film

Gaun Punggung Terbuka



Gaun Punggung Terbuka

0Seumur hidupnya, Jiang Tingxu belum pernah bertengkar dengan orang lain, apalagi menyakiti siapa pun.     
0

Dia kembali melihat bekas gigitan di dagu Mo Boyuan, tatapannya hampir kabur, dia mulai merasa bersalah dan mulai kebingungan.     

"Di mana kotak obatnya?" Tanya Jiang Tingxu dengan kaku.     

Pria itu mengangkat bahu, dagunya memang tergigit lumayan keras, jadi mana mungkin rasanya tidak sakit? Hanya saja, bahkan jika rasanya menyakitkan, dia malah merasa lebih bahagia.     

Mo Boyuan membiarkan Jiang Tingxu menggigitnya, setidaknya gadis itu bisa melampiaskan beberapa kebencian kepadanya.     

Selain itu, Mo Boyuan mengetahui temperamen Jiang Tingxu dengan sangat baik. Ucapan gadis ini memang keras, namun hatinya sangat lembut.     

Karena itu, ketika Mo Boyuan menawarkan Jiang Tingxu untuk menggigitnya dua kali lagi bukanlah untuk menertawakan Jiang Tingxu.     

Yang Mo Boyuan pikirkan adalah, untuk melampiaskan kemarahan dan kebencian yang terpendam di lubuk hati Jiang Tingxu kepadanya.     

Tapi Jiang Tingxu ternyata tidak mudah dibodohi!     

Jiang Tingxu merasa Mo Boyuan seperti seekor anjing. Lalu dia bangkit untuk mencari kotak obat di ruangan.     

Dia sebenarnya khawatir kalau meskipun Mo Boyuan mati di depannya seperti anjing, dia tidak akan mengedipkan mata kepadanya!     

Akhirnya Jiang Tingxu menemukan kotak obat sederhana di laci di bawah lemari. Peralatan medis di dalamnya sangat sederhana. Alkohol, kain kasa, kapas dan Yunnan Baiyao untuk anti-infeksi.     

"Seharusnya ini sudah cukup."     

Jiang Tingxu membawa kotak obat itu, lalu menendang Mo Boyuan, "Duduk, aku akan mengobati lukamu."     

Pria yang kakinya ditendang itu pun langsung duduk dengan menurut, dia duduk dengan punggung lurus sambil mendongakkan dagu seperti anak sekolah.     

Jiang Tingxu tidak habis pikir melihat tingkah pria di hadapannya, "Hah, duduk saja."     

Mo Boyuan tidak bergerak, "Aku sudah duduk dengan baik."     

Bibir Jiang Tingxu berkedut beberapa kali, setelah melirik pria itu, dia tidak bicara lagi.     

Mo Boyuan tidak tahu bahwa sarafnya telah terbuka. Begitu Jiang Tingxu menyentuhkan obat ke lukanya, dia mulai meringis kesakitan.     

"Istriku, pelan-pelan."     

"Ini memang menyakitkan."     

"Shhh, istriku, kamu ingin membunuh suamimu sendiri?"     

Jiang Tingxu benar-benar tidak bisa mendengarkan lagi, dia langsung melemparkan kapas di tangannya. "Cari kaca sana, obati saja sendiri."     

Mo Boyuan yang memang sedang berpura-pura ini seketika menunjukkan ekspresi sedih karena ditindas oleh istrinya sendiri. "Istriku, kamu itu dokter, aku pasienmu."     

"Sialan!"     

Jiang Tingxu merasa belum pernah melihat pasien yang begitu bersemangat seperti iblis!     

Sesaat Jiang Tingxu kembali berpikir bahwa luka di dagu Mo Boyuan adalah ulahnya, dia hanya bisa mengambil dua napas dalam-dalam, "Kamu ingin aku mengobatimu, kan? Kalau begitu tutup mulutmu!"     

"Jangan mengeluh manja!" Jiang Tingxu mengeluh kesal dalam hati.     

Mo Boyuan pun sedang memikirkan sesuatu, "Siapa itu Mo Boyuan? Mana mungkin dia tidak mendengarkan ucapan wanita di depannya?"     

Mo Boyuan juga cukup paham dengan keadaan saat ini. Jika dia terus menyulut api kemarahan Jiang tingxu, maka keuntungan yang dia dapatkan tidak sebanding dengan kerugiannya.     

"Baiklah, aku akan diam."     

Jiang Tingxu mengambil sebungkus kapas yang baru saja dia buang,lalu mencelupkan kapas itu kedalam obat dan terus mengobati luka Mo Boyuan.     

Hanya saja setelah urusan ini selesai, tidak ada yang dinegosiasikan.     

Setengah jam kemudian, Jiang Tingxu telah mengenakan gaun yang telah disiapkan. Dia merapikan rambutnya yang sebahu, lalu merias tipis wajahnya, kemudian keluar dari kamar mandi.     

Mo Boyuan yang sedang menunggu di sofa mendongak, seketika tatapannya langsung terpana.     

Jiang Tingxu memang jarang mengenakan pakaian seperti ini. Bahkan ketika dia menikah, dia hanya mengenakan gaun yang formal. Kini dia dengan gelisah menarik-narik gaunnya, "Mo Boyuan, kurasa gaun ini tidak cocok untukku, apa kita lupakan saja..."     

"Sangat cocok, sangat cantik!" Mo Boyuan dengan cepat memotong ucapan istrinya yang memujinya dengan penuh semangat!     

Gadis mana yang tidak suka mendengar orang lain memuji kecantikannya?     

Jiang Tingxu pun tidak terkecuali.     

"Benarkah?"     

Mo Boyuan melangkah maju, dia masih belum menjawab dan hanya terpana, hingga akhirnya dia mengatakan, "Ya!" Dengan penuh semangat.     

Jiang Tingxu menghembuskan napas, "Baiklah, kalau begitu ayo pergi."     

Jiang Tingxu mengatakan itu sambil berjalan lebih dulu, seketika kulit yang putih dan bersih itu muncul di depan mata Mo Boyuan.     

"Sialan!"     

"Ternyata itu gaun dengan punggung terbuka!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.