Menjadi Istri Sang Bintang Film

Kompromi



Kompromi

0"Tidak mau!"     
0

"Mo Boyuan!"     

"Hmm, panggil aku Kakak, aku akan melepaskanmu."     

Jiang Tingxu sangat terkejut mendengar itu, tapi bukan hanya dia, bahkan Mo Boyuan yang mengucapkan kata-kata itu pun langsung terdiam.     

Apakah hal kekanakan itu ternyata memang Jiang Tingxu sendiri yang mengatakannya?     

Raut wajah Mo Boyuan sedikit gelisah, kekuatan tangannya yang memeluk Jiang Tingxu juga mengendur.     

Jiang Tingxu dengan cepat melepaskan diri dan bergeser, dia sungguh ingin menjauh dari Mau Boyuan!     

Tatapan mata Mo Boyuan dipenuhi dengan penyesalan setelah melihat Jiang Tingxu yang menjauh darinya, "Sepertinya dia memang sangat ingin menjauhiku, ya?"     

Apa yang Mo Boyuan bisa lakukan?     

Tapi apapun yang terjadi, sampai mati pun Mo Boyuan tidak akan mau melepaskan Jiang Tingxu!     

Xiao Wu menginjak pedal rem, sekarang mereka sudah sampai di lantai bawah hotel.     

Mata Mo Boyuan masih tertahan, setelah itu dia berbicara lagi, "Pergilah ke atas untuk mengganti baju."     

Jiang Tingxu melihat keadaan di luar mobil. "Kamu yakin ingin turun dari sini?"     

"Bukan di tempat parkir?"     

"Turun saja, ini mobil baru." Yang berarti mobil itu belum dikenali oleh para penggemarnya.     

Jiang Tingxu turun dari mobil. Tapi dia kembali melihat suaminya yang ada di dalam, tatapan pria itu seperti sedang mengejek dirinya sendiri, seperti tatapan kehilangan... dan juga menghibur diri.     

Jiang Tingxu tidak tahu bagaimana menggambarkan perasaan di dalam hatinya. Bagaimanapun perasaan itu, dia merasa sangat tidak nyaman.     

Dari kecil hingga dewasa, mata Mo Boyuan penuh percaya diri, bangga dan semangat yang tinggi.     

Tatapan yang begitu mengejek pada dirinya sendiri, kehilangan, dan juga mencoba menghibur diri ini, sama sekali tidak akan mungkin muncul dari mata Mo Boyuan. Jiang Tingxu mengira dirinya tadi salah lihat.     

Di dalam hotel, pintu lift tertutup setelah bunyi 'ting'.     

Mo Boyuan dan Jiang Tingxu berdiri berdampingan, sangat dekat, tapi mereka seperti dipisahkan oleh ribuan gunung dan sungai di tengah mereka.     

Mata Mo Boyuan mulai memerah dan tangannya mengepal erat.     

Tidak lama kemudian… "brak!" Mo Boyuan meninju dinding dengan keras.     

Jiang Tingxu tidak punya waktu untuk berbicara. Dia didorong ke dinding lift yang dingin. Kemudian dia dipeluk erat oleh Mo Boyuan sampai hampir kehabisan napas, "Tingxu, katakan padaku, sebenarnya apa yang harus aku lakukan?"     

"Apa yang harus kulakukan supaya kamu tidak marah, tidak kesal padaku?"     

"Uhuk, uhuk, uhuk... Mo Boyuan, apakah kamu akan membunuhku? Lepaskan!" Jiang Tingxu kesulitan untuk berbicara.     

Sangat tidak mungkin untuk melepaskan diri dari pelukan suaminya yang kekar itu, tapi Mo Boyuan benar-benar tidak mau istrinya merasa kesakitan, jadi dia sedikit melepaskannya.     

Jiang Tingxu batuk lagi dan lagi sampai air matanya keluar. Sampai akhirnya dia bisa menenangkan diri, dia menatap pria di depannya dengan matanya yang indah, "Apa kamu gila? Apa kamu tahu di mana kita sekarang?"     

"Selain ada kamera pemantauan, bagaimana jika ada orang yang masuk?"     

Mo Boyuan mengangguk dengan tegas sambil mengakui, "Ya, aku benar-benar gila. Aku tergila-gila denganmu."     

Shhh~     

Jiang Tingxu mencoba mendorong pria di depannya. Sayangnya, tenaganya tidak cukup, dia sama sekali tidak bisa menggeser Mo Boyuan. "Mo Boyuan, lepaskan dulu, tidak enak jika dilihat orang seperti ini."     

"Tidak akan, biarkan saja mereka melihatnya, aku tidak malu."     

"Hei, dasar tidak tahu malu!"     

"Lepas dulu, kalau tidak mau melepaskanku, bagaimana kita bisa bicara?"     

Jiang Tingxu tidak ingin dilihat orang lain, apalagi jika besok seluruh orang di internet menyebarkan beritanya bersama Mo Boyuan.     

Hanya saja....     

"Bicara tentang apa? Kamu bicara saja dulu."     

Lagi pula, jika bukan pembicaraan yang menarik, apa lagi yang perlu dibicarakan?     

Jiang Tingxu pun telah menyadarkan kembali pikiran Mo Boyuan untuk sementara waktu.     

"Apanya yang Raja film Mo? Apanya yang pangeran keluarga Mo? Tidak, hanya mesum tak tahu malu, tetapi juga brengsek!"     

Jiang Tingxu menarik napas dalam-dalam, lalu bicara, "Mo Boyuan, jangan bertindak terlalu jauh. Kalau kamu tidak mau, lupakan saja!"     

Memang lebih baik membuat kompromi dengan pria ini.     

Setelah mendengar tekad Jiang Tingxu, Mo Boyuan melepaskan tangannya, "Baiklah, kita bicara setelah sampai di kamar."     

"Apa pria ini tidak bisa diajak kompromi?"     

Jawabannya adalah... tidak!     

Lift itu terus naik ke atas. Sejak mereka berdua masuk, tidak ada orang lain lagi yang menggunakan lift itu.     

Jiang Tingxu merasa seperti kelinci putih yang tidak memiliki kesempatan lain selain dimakan oleh rubah tua yang berumur delapan ratus tahun. Dia sama seklai tidak dapat berkutik di hadapan Mo Boyuan     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.