Menjadi Istri Sang Bintang Film

Rasanya Deja Vu



Rasanya Deja Vu

0"Bukan begitu!"     
0

Mo Boyuan sejak dulu sangat percaya dan sangat mengenal gadis ini. Tapi setelah itu, ia ternyata menyadari bahwa masih ada beberapa kelalaian dan kesalahan.     

Mo Boyuan berpikir dia sama sekali tidak memahami Jiang Tingxu dengan baik seperti yang dia pikirkan. Dan juga, di dunia ini, tidak ada yang bisa memahami orang lain 100 persen!     

Namun, gadis yang tumbuh bersamanya ini, tidak peduli bagaimana gadis ini berubah, dia tetap memiliki sifat yang merupakan bawaan dari lahir.     

Gadis ini tidak pernah mudah berbohong. Jadi, Jiang Tingxu tidak pandai dalam berbohong, bahkan itu sering kali membuat Mo Boyuan marah dan tidak memperdulikannya untuk waktu yang lama!     

Tentu saja, Mo Boyuan tidak akan berkata dirinya tidak memedulikan Jiang Tingxu, hanya saja dia sangat merasa senang ketika dikejar-kejar sambil dibujuk oleh Jiang Tingxu dari belakang!     

Ya, itu adalah sifat keluarga Mo turun-temurun!     

Dalam hati Jiang Tingxu pun agak tenang, lalu dia kembali bertanya, "Sungguh?"     

Mo Boyuan mengangguk sambil melirik Jiang Tingxu, "Ya."     

Jiang Tingxu mengerutkan kening, setelah beberapa saat, dia baru berkata, "Mo Boyuan, kenapa aku berpikir nada bicaramu asal-asalan?"     

Kalau tidak, mengapa pria ini dengan mudahnya menjawabnya?     

Melihat keraguan di mata wanita itu, Mo Boyuan tidak berdaya dan menghela napas.     

"Asal-asalan?" Mo Boyuan tidak tidak seperti itu.     

Mo Boyuan hanya percaya dengan intuisinya!     

Meskipun dia menjadi Raja Film Mo, tapi dia hanyalah manusia biasa!     

"Itu hanya menunjukkan bahwa ada masalah dengan persepsimu!" Saat Mo Boyuan berbicara, dia mengulurkan tangan untuk mencubit wajah wanita itu.     

Jiang Tingxu juga bingung dan tubuhnya membeku untuk sementara waktu.     

"Kenapa kamu mencubitku?"     

"Ehem."     

Mo Boyuan berdeham karena malu, tapi wajahnya terlihat sangat tenang. Dia tidak akan mengakui bahwa tindakannya barusan di luar kendalinya!     

"Kalau begitu cubit saja aku sebagai balasannya."     

Jiang Tingxu tersedak, sudut mulutnya juga berkedut beberapa kali.     

"Mencubit apanya? Siapa juga yang mau mencubitmu? Jangan harap!"     

Mo Boyuan tertawa dan tampak sangat bahagia!     

Siapa suruh gadis ini selalu marah padanya?     

Jiang Tingxu langsung menghempaskan tangan pria ini, "Mo Boyuan, menyingkir!"     

"Kamu kebingungan dan marah? Kenapa kamu begitu bodoh sampai tidak mau menyakiti orang lain? Baiklah, kamu memang bodoh, tapi aku tidak akan melepaskanmu!"     

"Heh!"     

"Sekarang sebenarnya siapa yang melepas siapa?"     

Jika membicarakan tentang tidak tahu malu, Jiang Tingxu mengakui bahwa dirinya tidak dapat dibandingkan dengan pria ini, dia berdiri dan akan pergi.     

"Shhh!"     

"Apa yang kamu lakukan?"     

Gerakan Jiang Tingxu dihentikan oleh Mo Boyuan....     

"Menurutlah, aku sangat mengantuk, temani aku tidur."     

"Lepaskan aku, tidur sendiri! Aku masih ada urusan!"     

"Kenapa panik? Memangnya mereka berani memulai jika aku tidak bicara dengan mereka?"     

"Ck, ck, lihatlah pria yang begitu banyak kemampuan ini!"     

Di luar pintu, manajer hotel telah berdiri untuk waktu yang cukup lama, dia sudah mengetuk tiga kali, tapi tidak ada jawaban di dalam. Dalam hati, manajer itu mulai berspekulasi, "Ternyata Tuan muda dan Nyonya muda sungguh ... saling mencintai!"     

Tapi ini sudah memakan banyak waktu dan sudah sangat terlambat, kegiatan ini sudah tertunda selama setengah jam sebelumnya.     

Tok, tok, tok ....     

Manajer mengusap wajah, lalu mengetuk pintu lagi. Sedangkan di dalam kamar. Jiang Tingxu dilemparkan ke tempat tidur seperti ikan asin, dia dilempar tanpa kelembutan atau belas kasihan oleh orang yang menganggapnya berharga.     

Saat Jiang Tingxu hampir meledak, dia mendengar suara ketukan pintu yang tergesa-gesa.     

Raut wajah Mo Boyuan langsung tenggelam. Untuk pertama kalinya, dia tidak bergerak. Jadi Jiang Tingxu yang mengulurkan tangan untuk menunjuk ke arah pintu.     

"Cepat buka pintunya!"     

Pria ini pun berjalan perlahan untuk membuka pintu. Ketika pintu terbuka, manajer hotel merasakan tatapan membunuh yang mendesaknya.     

Shhh, rasanya kulit kepala manajer itu menjadi mati rasa, bahkan dia merasa kakinya menjadi lemas.     

"Tu... Tuan muda, semuanya sudah siap."     

Habis sudah, sepertinya manajer itu hotel sudah mengganggu urusan Tuan muda!     

"Kali ini benar-benar habis!"     

Mo Boyuan menarik kembali tatapan membunuhnya dan menjawab dengan dingin, "Baiklah."     

Setelah mengatakan itu, Mo Boyuan langsung menutup pintu dengan tegas. Untungnya, jarak manajer hotel dengan pintu agak jauh. Jika dekat, sudah pasti hidungnya terbentur dengan pintu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.