Menjadi Istri Sang Bintang Film

Keadaan Semakin Genting



Keadaan Semakin Genting

0Asisten Guan mengumpulkan dan mengirim semua informasi yang bisa ia dapatkan sebelum pergi ke Afrika, meskipun tidak bisa mengetahui siapa pemilik nomor itu, setidaknya dia bisa mengetahui lokasi terakhir dari nomor itu berada. Penyelidikan yang ia lakukan semakin mudah karena ruang lingkup dari nomor itu semakin dipersempit.     
0

"Baiklah!"     

Si kecil tidak tahan untuk bertanya setelah mengirimkan foto itu.     

"Ayah, apa kamu benar-benar tidak berbohong pada Ning Ning?"     

"Buat apa aku membohongimu? Dengan adanya kamu saja sudah membuat kesal. Sudah, kamu tidak perlu membahas masalah ini lagi, mengerti?"     

"Eh?"     

Si kecil ingin membantah sesuatu, tapi sayangnya panggilan itu sudah ditutup.     

Apa si kecil benar-benar menjengkelkan?     

Mendengar ayahnya mengatakan hal seperti itu membuat si kecil frustasi.     

Di sisi lain, setelah menutup panggilan dengan putranya, Mo Boyuan langsung menelepon Mott.     

"Kamu yang bertanggung jawab atas proyek di sini, aku akan segera berangkat ke Yuncheng."     

Mott sedang tidur saat Mo Boyuan menghubunginya, dia seketika bangun dengan kaget ketika mendengar ucapan Mo Boyuan.     

"Apa? Bukankah kamu bilang seminggu? Sekarang baru berjalan dua hari, Lao Mo, kenapa kamu tidak menepati janjimu?"     

"Rencana umumnya telah keluar, jika kamu tidak dapat melakukannya dengan baik, aku benar-benar harus berpikir untuk menggantimu!"     

"Hah, baiklah, baiklah, baiklah, kalau begitu kamu harus memberitahuku kenapa kamu terburu-buru pulang. Kalau tidak, bagaimana aku bisa mengatakan alasanmu pergi ke orang lain!"     

"Sekelompok orang di dewan direksi perlu bertanya urusanku? Jika mereka keberatan, suruh mereka pergi dari dewan direksi!"     

Mo Boyuan memiliki 70% saham di Perusahaan J.M.Man, jadi dia bisa memegang sebagian besar bisa kendali atas perusahaan itu!     

Mott memiliki 20% saham, sedangkan sisanya yang dimiliki orang lain hanya 10%.     

Jadi, Mo Boyuan bena-benar tidak khawatir tentang apa pun!     

Jika Mo Boyuan tidak pulang ketika keadaan sedang genting, maka bisa-bisa dia tidak akan mendapatkan informasi apa pun.     

.....     

Si kecil sudah akan menghapus isi pesan itu setelah diam-diam menghubungi ayahnya.     

Tapi tiba-tiba. Tok, tok ....     

"Ning Ning~"     

Terdengar ketukan di pintu, tangan si kecil jadi gemetar karena ketakutan.     

"Jiang Tingxu, jangan masuk dulu!" Si kecil berteriak dari balik pintu.     

Di luar, Jiang Tingxu yang telah mengeringkan rambutnya merasa curiga dengan gerak-gerik putranya.     

"Apa yang dilakukan anak ini di dalam?"     

Si kecil bertindak dengan cepat, dia akhirnya menghapus dua pesan yang menjijikkan itu, kemudian dia segera berdiri dan membuka kunci pintu.     

Ibu dan anak itu saling menatap ketika pintu terbuka.     

"Kamu...."     

"Oh, ini ponselmu, Ning Ning mau mandi. Jiang Tingxu, cepat kemari!"     

Si kecil berkata dengan cepat untuk mendominasi percakapan, dia juga bersikap seperti tidak terjadi apa-apa.     

Ini hampir jam sembilan, jadi sudah waktunya bagi si kecil mandi.     

.....     

Si kecil langsung tertidur ketika dia berbaring di tempat tidur.     

Jiang Tingxu mematikan lampu dan bersiap untuk tidur, tapi ponsel di sebelahnya bergetar lagi.     

"Siapa yang masih mengirim pesan selarut ini?"     

Setelah membuka kunci layar, Jiang Tingxu membukanya.     

"Eh?"     

"Sungguh menarik!"     

Ternyata sebuah foto USG. Jiang Tingxu juga melihat dalam foto itu tertulis usia kehamilan 13 minggu, ada juga tulisan kandungan dalam keadaan sehat.     

Di bawah foto itu ada juga pesan yang berisi, [Jangan berpura-pura tidak ada yang terjadi. Aku hamil anak Boyuan, dan anak ini Laki-laki. Boyuan bilang dia menantikan kelahiran bayi ini!]     

Sudut bibir Jiang Tingxu melengkung dengan dingin, dia langsung mematikan tombol lampu dan langsung membuang ponselnya ke samping, dia sama sekali tidak berpikir terlalu jauh.     

Meskipun begitu, hatinya masih merasa tidak nyaman!     

Ternyata dirinya yang tadi mengira si kecil diam-diam berbicara di telepon dengan gadis kecil teman sekelasnya, salah. Dia hanya berpikir terlalu buruk.     

.....     

Keesokan harinya.     

Ibu dan anak ini sedang sarapan mie telur dan tomat, lalu mereka mendengar suara keras di sebelah.     

"Penghuni di sebelah sudah pindah, dan para pekerja sedang membereskan perabotannya. Tidak apa-apa, jangan khawatir!" Terdengar suara Xiao Hua Hua.     

"Bukankah hanya memasang kamera? Kenapa juga memasang speaker?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.