Menjadi Istri Sang Bintang Film

Sangat Penting



Sangat Penting

0Bagi Xiao Hua Hua memasang kamera pemantau bukanlah hal yang sulit. Itu sangat mudah, bahkan semudah menghela napas!     
0

Jiang Tingxu pun mengangguk, "Baiklah, sampai jumpa besok."     

Bisa dibilang, meminta bantuan Xiao Hua Hua adalah pilihan yang tepat!     

Sekarang ibu dan anak ini hanya sendiri di dalam rumah.     

"Menonton TV atau mau mandi dulu?" Tanya Jiang Tiingxu.     

Si kecil yang sedang duduk di sofa buru-buru mendongak. "Aku lebih suka menonton TV, nanti saja mandinya."     

"Kalau begitu mau mandi setengah jam lagi?"     

"Ya!"     

Jiang Tingxu membereskan barang-barang yang tadi dibeli dari pusat perbelanjaan, dia membawa panci dan wajan ke dapur satu per satu lalu meletakkan di tempatnya, beras, minyak, dan garam semuanya juga sudah diletakkan di tempatnya.     

Dapur yang mereka miliki akhirnya penuh dengan bahan makanan, "Ya... sangat bagus!"     

"Sudah membeli telur, mie, beberapa tomat, seikat kecil selada, dan yogurt kalengan."     

"Ning Ning, besok pagi mau makan mie?"     

Jiang Tingxu merasa hanya itu yang bisa dia buat untuk sarapan, karena mereka masih belum memiliki bahan makanan lain!     

Si kecil yang menonton kartun itu mendengar suara itu pun langsung setuju, "Baiklah!"     

Lagi pula, selama bersama Jiang Tingxu, si kecil berpikir makan apa pun tidak masalah!     

Heh.     

Anak ini sepertinya lupa bahwa juru masak di mansion tua membuatkan berbagai makanan untuknya setiap hari, bukankah karena dia terlalu pilih-pilih makanan?     

Kenapa bisa sekarang malah mengatakan mau makan apa saja?     

Sepertinya di sini si kecil bersikap sangat berbeda dari ketika dia di mansion tua!     

Kalau saja para koki di rumah itu tahu sikap si kecil saat ini, mereka semua pasti akan menangis sedih!     

Setelah selesai beres-beres, Jiang Tingxu langsung masuk ke kamar mandi.     

Crash~     

Ponsel Jiang Tingxu yang tergeletak di atas meja tiba-tiba bergetar.     

Jiang Tingxu yang sedang mandi tidak mendengar getar panggilan itu karena suara air.     

Sejenak si kecil ragu-ragu, kemudian dia turun dari sofa dengan alas kakinya untuk mengambil ponsel yang berbunyi itu.     

Ada dua pesan baru, tapi hanya bagian pertama dari pesan itu yang dapat dilihat.     

Xiao Ning Ning sempat terkejut ketika melihat sebagian isi pesan itu. Tatapan matanya membesar, bahkan raut wajahnya menunjukkan rasa tidak percaya!     

Mungkin ada beberapa kata sulit yang belum bisa si kecil pahami, tapi dia dengan jelas bisa membaca nama ayahnya dan beberapa kata mudah yang sudah ia pahami.     

Itulah yang membuat si kecil terkejut, meski tidak berani percaya, namun itu nyata!     

Jiang Tingxu pun keluar dari kamar mandi sambil menyeka rambutnya dengan handuk.     

"Ada telepon?" Tanya Jiang Tingxu.     

Begitu mendengar pertanyaan ibunya, si kecil pun menggelengkan kepala sampai mengguncang tubuhnya tak terkendali dan buru-buru memasukkan ponsel ke sakunya dan menyembunyikannya.     

"Tidak, tidak ada!"     

Jiang Tingxu mengangkat alisnya. "Yakin tidak ada apa-apa?"     

"Melihatmu cemas seperti ini, sudah pasti ada sesuatu."     

Si kecil dengan jelas terlihat cemas dan khawatir, "hal buruk apalagi yang dilakukannya?"     

Si kecil memang benar-benar khawatir saat ini, tapi dia tidak tahu harus berkata apa. Dia hanya tahu bahwa Jiang Tingxu tidak boleh melihat isi pesan ini.     

"Benar-benar tidak ada telepon, Jiang Tingxu. Apa menurutmu Ning Ning berbohong?"     

Kenyataannya memang tidak ada panggilan telepon, tapi pertanyaan retoris dari si kecil ini terdengar mencurigakan.     

Jiang Tingxu hanya ingin tahu apakah putranya diam-diam berbicara dengan seorang gadis kecil di telepon.     

Jika tidak, kenapa reaksi si kecil ini sangat berlebihan?     

"Apa si kecil sedang malu?"     

"Hah, baiklah, kamu lanjutkan, aku akan mengeringkan rambut." Sebagai seorang ibu, pikiran Jiang Tingxu lebih terbuka. "Lagi pula, apa yang bisa dipahami oleh anak sekecil ini?"     

Si kecil pun menghela napas lega.     

"Ya, keringkan rambutmu dengan cepat, kalau tidak nanti kamu bisa masuk angin!"     

Ketika Jiang Tingxu mengeringkan rambutnya, si kecil itu menyelinap ke ruang kerja sambil membawa ponselnya.     

Setelah masuk, si kecil segera mengunci pintu, kemudian berbicara lewat jam tangannya.     

"Cepat hubungi Ayah."     

Tidak butuh waktu lama untuk terhubung, pihak lain berkata dengan suara serak.     

"Mo Zhining, sebaiknya kamu memiliki sesuatu yang penting!"     

Tidak mudah untuk menyelesaikan pekerjaan semalaman,      

Mo Boyuan baru saja tidur, semalaman dia menyelesaikan pekerjaan yang tidak mudah, dan sekarang dia sudah terganggu dengan panggilan telepon, tentu saja emosinya menjadi naik.     

"Ada, ada, sangat penting!"     

"Katakan!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.