Menjadi Istri Sang Bintang Film

Tidak Memaksamu



Tidak Memaksamu

0"Kita hanya pergi jalan-jalan, Nak. Kenapa bersemangat sekali?"     
0

Jiang Tingxu segera mengerti, hingga saat ini anaknya jelas belum pernah mengunjungi mal, tapi Xiao Hua Hua tidak tahu banyak tentang itu.     

Xiao Ning Ning langsung mendengus kepada Xiao Hua Hua karena kesal.     

Setelah memarkir mobil, mereka bertiga langsung menuju pusat perbelanjaan di lantai satu dari lift di tempat parkir basement.     

Dari pintu masuk, si kecil melihat berbagai macam rak di dalam, mal itu juga sangat ramai, dia juga melihat seorang anak yang sedang didorong oleh orang tuanya di dalam keranjang.     

Tatapan iri Xiao Ning Ning tidak dapat disembunyikan.     

Jiang Tingxu jelas mengerti tatapan dari mata putranya itu.     

"Ning Ning, Ibu juga akan mendorongmu, mau?"     

"Eh?" Seketika si kecil langsung mendongakkan kepala.     

"Hah, sungguh?"     

Jiang Tingxu tersenyum dan mendorong sebuah keranjang belanjaan ke dekatnya, "Ayo naik."     

Kaki si kecil terlalu pendek, jadi dia tidak bisa memanjat ke atas. Tapi Jiang Tingxu langsung menggendongnya.     

Si kecil pun akhirnya naik ke keranjang belanjaan dan merasa sangat keren.     

"Jiang Tingxu, ayo jalan!" ucap si kecil memerintahkan ibunya sambil menunjuk ke arah depan.     

"Baiklah!" Jiang Tingxu tentu tidak akan menolak permintaan kecil putranya.     

Ini adalah kali pertama bagi si kecil pergi berbelanja dalam hidupnya, dia benar-benar merasa sangat senang!     

"Ah, di sana, di sana!" Si kecil menunjuk ke suatu tempat.     

"Banyak sekali makanan ringan!" Kata si kecil dalam hati.     

Tapi sepertinya Xiao Hua Hua bergerak lebih cepat, dia langsung mengambil beberapa bungkus keripik kentang dengan berbagai rasa dari rak dan melemparkannya ke dalam keranjang.     

Xiao Hua Hua sepertinya sedang mencari sesuatu, "Gawat, rasa mentimun terbaik sudah habis!"     

Jiang Tingxu tidak tertarik dengan keripik kentang dan kawan-kawannya ini, jadi dia langsung pergi ke rak lainnya.     

"Nak, kamu mau yogurt rasa apa? Anggur, blueberry, stroberi, persik kuning... atau rasa original?"     

Xiao Ning Ning melihat sekeliling dengan matanya yang jernih, begitu mendengar pertanyaan ibunya, dia langsung berkata, "Mau semua!"     

"Hanya orang bodoh yang memilih, aku ini orang pintar, jadi pilih semua!"     

"Baiklah."     

Jiang Tingxu mengambil beberapa yogurt dari rak, "Sekarang ternyata ada rasa mangga," Dia hanya meliriknya, lalu mengabaikannya.     

Tatapan si kecil tertuju pada rak jeli, lalu mulut kecilnya juga menggerutu.     

Setelah Jiang Tingxu selesai mengambil yogurt, dia melihat putranya yang sedang menatap bagian jeli.     

"Eh, mau yang ini juga?"     

Si kecil itu tertegun sejenak, lalu mengangguk.     

"Iya, sepertinya enak."     

"Ada pulp kalengan yang sama segarnya di sana, bagaimana kalau kita membeli itu?"     

Jiang Tingxu merasa jeli itu terbuat dari bahan yang kurang sehat, jadi sebenarnya tidak baik untuk anak kecil!     

Jiang Tingxu, sebagai seorang dokter sangat mengerti tentang beberapa hal ini.     

Tapi sepertinya si kecil sangat tergiur, terlihat jelas dia sangat ingin menikmati jeli itu.     

"Eh... pulp dan jelly sama saja, tidak ada bedanya, kalau tidak percaya, bagaimana kalau kita coba dua-duanya dulu?"     

"Baiklah."     

Si kecil mengatakannya dengan enggan.     

Meskipun hanya ada satu kata perbedaan antara pulp dan jeli, tapi si kecil bukan anak bodoh, jadi dia merasa sudah pasti ada bedanya!     

Namun karena Jiang Tingxu sudah berkata seperti itu, "Kalau begitu... pilih pulp saja."     

"Eh, eh...."     

Jiang Tingxu jadi tidak tega melihat putranya yang sangat menginginkan jeli itu, jati setelah dia memasukkan beberapa botol pulp ke keranjang, dia juga mengambil satu bungkus jeli.     

Si kecil langsung tersenyum, dia sangat bahagia sampai matanya menyipit.     

"Kamu sangat baik, Jiang Tingxu!"     

"Kalau begitu, bagaimana kalau kamu ganti panggilanmu padaku?"     

"Ini...."     

Tiba-tiba, Jiang Tingxu melihat si kecil tersenyum canggung.     

Sebenarnya dia ingin mengucapkan panggilan itu. Bahkan panggilan itu sepertinya sudah akan keluar, tapi entah mengapa terhenti di tenggorokannya, hingga tidak mampu keluar dari mulut si kecil.     

Saat melihat putranya semakin kesulitan, Jiang Tingxu pun hanya bisa menghela napas, lalu mengusap wajah putranya.     

"Baiklah, baiklah, aku tidak akan memaksamu."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.