Menjadi Istri Sang Bintang Film

Jemput saja



Jemput saja

0Semua orang sangat senang mendengar bahwa mereka tidak harus melayani Ratu Film Lu lagi.     
0

Setelah mengembalikan semuanya ke kepala perawat, Jiang Tingxu kembali ke kantor.     

Setelah itu, seharian ini tidak ada gangguan apa pun.     

Bagaimanapun, di unit gawat darurat yang paling sulit adalah di malam hari.     

Untuk siang hari semuanya berjalan lancar, karena setiap departemen pasti sibuk menangani pasien.     

...     

Pukul lima sore.     

Di dalam kantor, Jiang Tingxu melepas jas putihnya, kemudian menyapa Liao Jiayu.     

"Dokter Liao, aku pulang dulu."     

Liao Jiayu sedang menulis kasus penyakit pasien yang ia tangani hari ini. Begitu mendengar suara Jiang Tingxu, dia pun mendongak.     

"Baiklah." Kata dokter Liao itu dengan singkat, tapi tidak seperti biasanya.     

Ya, dokter Liao adalah orang yang paling dingin di seluruh Unit Gawat Darurat. Bukan hanya dingin dari ekspresi wajahnya, tetapi juga dingin sampai ke tulang-tulangnya. Sudah bagus dia mau menjawab meskipun sangat singkat.     

Semua orang sudah terbiasa dengan sikapnya, jadi semua orang tidak mungkin merasa tidak nyaman atau merasa tersinggung.     

Sifat Liao Jiayu memang seperti ini. Jika tidak terma, maka orang itu yang akan kesal sendiri.     

Setelah Jiang Tingxu keluar dari Unit Gawat Darurat, dia menuju ke tempat parkir kemudian langsung mengemudikan mobilnya.     

Pada saat ini, di mansion tua keluarga Mo, ada si kecil yang sangat tidak sabar dan terus menjulurkan kepalanya ke pintu.     

"Eh, kenapa masih belum sampai? Apakah dia lupa?"     

"Apa aku perlu menghubunginya untuk mengingatkannya?"     

Paman Jin ada di samping si kecil, tentu saja dia mendengar jelas apa yang digumamkan si kecil itu.     

"Hah, Tuan muda kecil, mengapa tidak menunggu di dalam saja? Nyonya muda kemungkinan sebentar lagi sampai!"     

Namun si kecil malah melambaikan tangannya seperti orang tua.     

"Tidak perlu, aku akan menunggu di sini."     

"Baiklah kalau begitu."     

"Asal Tuan muda kecil senang, maka Paman Jin ini tidak bisa mengatakan apa pun."     

Jiang Tingxu tidak tahu bahwa putranya menantikan kehadirannya di pintu gerbang mansion tua keluarga Mo sejak satu jam yang lalu. Ketika dia keluar dari rumah sakit, dia mempercepat laju mobilnya.     

Saat itu juga, ada sebuah panggilan tidak dikenal yang masuk ke ponsel Jiang Tingxu.     

"Halo."     

"Halo, cantik, apa kamu ingin menebak siapa aku?"     

Sudut mulut Jiang Tingxu tiba-tiba membentuk sebuah senyuman. Bagaimana mungkin dia tidak mampu menebak siapa yang memiliki suara ini?     

Ketika orang di seberang panggilan baru saja membuka mulut untuk mengatakan satu kata, Jiang Tingxu sudah mampu menebaknya.     

"Xiao Hua Hua!" panggil Jiang Tingxu dengan pasti.     

Namun, orang di telepon sana jelas berhenti sejenak.     

"Bagaimana kamu tahu ini aku?" Tanya orang di telepon itu.     

Dan lagi, sialnya si Jiang Tingxu memanggilnya dengan yakin!     

Apa mungkin orang di seberang panggilan ini yang amnesia sampai membuat Jiang Tingxu lupa dengannya?     

Padahal sebelumnya terjadi sesuatu yang begitu jelas di dalam ingatan, dan Xiao Hua Hua juga tidak mengalami gejala amnesia!     

Jiang Tingxu pun tersenyum lebih lebar, kemudian berdeham. "Kamu mau menebak?"     

"Eh, kenapa jadi terbalik...."     

"Baiklah, baiklah. Aku sudah sampai, jemput aku, Kakak!"     

"Sudah sampai?"     

"Di mana?" Tanya Jiang Tingxu.     

"Kenapa cepat sekali?" Jiang Tingxu mengira Xiao Hua Hua setidaknya butuh waktu dua atau tiga hari untuk tiba di sini.     

Xiao Hua Hua datang lebih cepat karena dia sangat penasaran dan kebingungan, dan kebetulan juga dia ada proyek lain di Kota Yuncheng, jadi dia langsung datang lebih dulu ke kota ini.     

"Di bandara."     

Setelah mendengar jawaban Xiao Hua Hua, Jiang Tingxu pun melihat ke luar.     

"Tunggu aku sebentar, ya? Setengah jam lagi aku ke sana."     

Karena Jiang Tingxu akan sampai di mansion tua, jadi dia akan menjemput anaknya terlebih dahulu, kemudian baru pergi ke bandara untuk menjemput Xiao Hua Hua. Jika tidak, nanti malah bolak-balik di jalan dan itu akan menghabiskan banyak waktu.     

Xiao Hua Hua sendiri tidak keberatan, Dia langsung menjawab, "Baiklah, aku akan mencari tempat untuk minum dulu, kamu cepatlah!"     

"Baiklah!"     

Setelah panggilan telepon selesai, Jiang Tingxu mempercepat laju mobilnya.     

Si kecil melihat sebuah mobil putih datang dari kejauhan, lalu dia berteriak pada Paman Jin dengan penuh semangat.     

"Kakek Jin, Jiang Tingxu datang!"     

Paman Jin melihat dengan hati-hati dan menunggu mobil itu mendekat, setelah itu dia baru yakin bahwa mobil itu adalah mobil Nyonya Muda.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.