Menjadi Istri Sang Bintang Film

Kamu yang Ingin Makan Udang Karang



Kamu yang Ingin Makan Udang Karang

0Jiang Tingxu sudah merencanakan untuk meletakkan barang bawaan Xiao Hua Hua di rumah terlebih dahulu dan kemudian keluar untuk makan malam.     
0

Namun siapa yang sangka bahwa Xiao Hua Hua tidak berencana untuk tinggal di rumah Jiang Tingxu.     

"Kalau begitu kamu mau tinggal di mana?" Tanya Jiang Tingxu.     

Si kecil semakin mengerutkan kening, dia pun berkata dengan tidak sabar, "Jiang Tingxu, sudah tidak ada tempat untuk orang lain lagi di rumah kita!"     

Cih, seberapa khawatir ibunya sampai menyuruh Xiao Hua Hua tinggal di rumah?     

"Heh, rumah ini memang hanya ada satu kamar, memangnya Bibi kalkun ini akan tidur bersama dengan Jiang Tingxu?" Dalam hati, si kecil benar-benar tidak habis pikir!     

"Tidak bisa, ini tidak boleh!"     

Gen diktator dan mau menang sendiri dari keluarga Mo pun akhirnya keluar dari aura si kecil, lihatlah kini sikapnya begitu tajam dan gamblang.     

Jiang Tingxu terdiam untuk beberapa saat. Di rumah masih ada ruang kerja, kalau sedikit ditata, bukankah masih bisa untuk ditinggali?     

Namun terlihat jelas kalau si kecil ini tidak setuju!     

Xiao Hua Hua memang tidak berencana tinggal bersama mereka. Tapi dikatai oleh Ning Ning yang dianggapnya seperti lobak kecil ini sungguh menjadi pengalaman yang langka.     

"Hei, ibumu yang mengundangku datang kemari, kamu keberatan?"     

Si kecil itu mendengus dua kali, "Ya!"     

Tentu saja si kecil keberatan, dia tidak mau ada orang lain yang mengganggu kedekatan dirinya dengan ibunya!     

Bahkan jika itu ayahnya sendiri, dia juga akan menolaknya!     

Ya, si kecil berpikir bahwa Jiang Tingxu hanya boleh hidup bersama dengan dirinya!     

Sudut mulut Xiao Hua Hua berkedut, kemudian dia mengalihkan pandangannya ke Jiang Tingxu.     

"Apa putramu selalu memiliki kepribadian seperti ini?"     

Jiang Tingxu juga berdeham. Sejujurnya dia sendiri masih tidak memahami putra kandungnya itu, selama ini dia merasa hanya menyentuh puncak gunung es putranya.     

Tapi sikap si kecil sama persis dengan ayahnya saat masih kecil!     

Di sepanjang jalan, di dalam mobil itu sangat ramai.     

"Sebenarnya kamu tinggal di mana?" Tanya Xiao Hua Hua lagi.     

"Karena aku akan melindungi putramu, tentu saja kalian tidak boleh terlalu jauh dariku, kan?"     

Setelah menerima pesan dari Jiang Tingxu, Xiao Hua Hua pun bersiap-siap tinggal di lantai atas rumah ibu dan anak ini.     

Awalnya Xiao Hua Hua ingin tinggal di gedung yang sama dan menjadi tetangga, tapi entah tiran lokal mana yang membeli semua unit di lantai apartemen tempat ibu dan anak itu tinggal, bahkan lantai bawah juga sudah dibeli.     

Padahal berdasarkan berita, semua bangunan itu harganya tiga kali lipat.     

Akhirnya, setelah mendapatkan informasi yang tepat, Xiao Hua Hua menemukan sebuah unit apartemen di lantai atas tempat ibu dan anak itu tinggal.     

Begitu mendengar keluhan dari Xiao Hua Hua, diam-diam Jiang Tingxu juga mengeluh dalam hati, "Tiran lokal bodoh yang dia maksud itu adalah ayah dari putranya ini."     

Sebenarnya ini bukanlah hal mengejutkan, karena kini banyak orang bodoh yang suka menghamburkan uang.     

Setelah kembali ke Yunyu Tixiang, mereka bertiga turun dari mobil.     

"Taruh dulu barang bawaanmu, lalu kita pergi makan."     

Setelah melihat jam, saat ini sudah menunjukkan hampir pukul tujuh.     

Tentu saja, Xiao Hua Hua tidak keberatan. Dia sudah menghabiskan banyak waktu dan tenaga setelah terbang dari sisi lain lautan. Dia juga hanya menyendok makanan pesawat yang dia dapat dua kali. Jadi tidak heran sekarang dia benar-benar merasa lapar.     

Mata si kecil menjadi berbinar begitu mendengar kata makan.     

"Jiang Tingxu, apa yang akan kita makan hari ini? Tadi di rumah Ning Ning belum makan." Kata si kecil sambil menggosok perutnya.     

Sebenarnya si kecil juga sengaja tidak makan karena khawatir dia tidak bisa makan banyak seperti sebelumnya.     

"Itu, tanya Bibi Hua Hua, eh bukan. Tanya Bibi Ouyang saja ingin makan apa, dia adalah tamu kita."     

Si kecil itu pun memandang Xiao Hua Hua.     

"Bibi tamu, apa yang ingin kamu makan? Ning Ning akan memberitahumu, udang karang itu enak. Biasanya Ning Ning tidak akan memberitahu orang lain tentang makanan enak ini!"     

"Eh, kamu yang ingin makan udang karang itu, kan?"     

"Tidak, aku ingin makan makanan khas Kota Yuncheng!"     

Saat Xiao Hua Hua memikirkan semua jenis hidangan khas di Yuncheng yang pernah didengar, seketika mulutnya mengeluarkan liur.     

Si kecil mulai mendengus, tapi dia tidak memiliki banyak pendapat ketika dia mendengar kata 'makanan khas'.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.