Menjadi Istri Sang Bintang Film

Dipuji Putranya



Dipuji Putranya

0Jiang Tingxu langsung berlutut di tanah dan memulai resusitasi jantung. Bagian satu... dua, tiga. Setelah itu ternyata pasien tidak merespons.     
0

Orang-orang yang menonton di sekitar saat ini terlihat sangat tegang.     

Si kecil juga berpegangan pada lengan pemuda tadi sambil menatap Jiang Tingxu tanpa berkedip.     

Jiang Tingxu tidak menghentikan pertolongannya, dia tidak berani berhenti.     

Sebelum resusitasi bagian kelima selesai, tangan pasien akhirnya sedikit bergerak. Meskipun gerakannya sangat kecil, orang-orang yang bermata tajam melihatnya dan meraung kegirangan.     

"Bergerak, ada gerakan!"     

"Itu benar-benar bergerak, aku melihatnya!"     

Jiang Tingxu mengulurkan tangan dan menjelajahi leher pasien dengan tangannya. Denyut nadi dan detak jantung orang itu telah pulih, lalu dia baru mengendurkan tangannya sambil menghela napas panjang.     

Saat itu ambulans juga tiba tepat waktu. Para dokter darurat datang dengan kotak obat, peralatan medis dan tandu.     

"Eh, Dokter Jiang di sini?"     

Jiang Tingxu tidak menyangka ternyata yang datang adalah dokter darurat di rumah sakit pertama Kota Yuncheng.     

Tapi sekarang bukan waktunya untuk saling menyapa.     

"Detak jantung pasien telah pulih, selanjutnya akan kuserahkan pada kalian."     

"Jangan khawatir, Dokter Jiang sudah bekerja keras."     

"Tidak apa-apa, ini memang tugasku. Aku akan kembali dulu, sampai jumpa besok."     

"Baiklah sampai bertemu besok."     

Jiang Tingxu keluar dari kerumunan, lalu mengambil putranya dari pemuda itu. "Terima kasih."     

Saat itu, situasinya terlalu mendesak dan dia tidak bisa banyak berpikir. Hanya saja pemuda itu tidak terlihat seperti orang jahat.     

Pemuda itu menggaruk bagian belakang kepalanya. "Hei, hei, sama-sama. Ternyata kamu benar-benar seorang dokter di rumah sakit pertama Kota Yuncheng!"     

Jika tidak, memangnya bisa berpura-pura di saat mendesak seperti ini?     

Ehem.     

"Aku tidak akan menyambutmu di rumah sakit kami, kami pergi dulu."     

"Ah, baiklah, baiklah." Pemuda itu memberi jalan kepada Jiang Tingxu.     

...     

Sampai keduanya masuk ke dalam mobil, Jiang Tingxu baru menggosok tangannya yang sakit dan kesemutan.     

Pertolongan di tempat, tidak ada intubasi, tidak ada mesin resusitasi jantung paru otomatis, dan hanya resusitasi jantung dengan kedua tangan. Semua dokter pasti merasakan kelelahan seperti ini.     

Si kecil yang duduk di kursi belakang tampak khawatir dan bertanya, "Jiang Tingxu, kamu baik-baik saja?"     

"Tidak apa-apa, aku barusan menekannya terlalu lama, tanganku sedikit lelah, setelah istirahat dan digosok, nanti juga membaik."     

"Benarkah?" Tanya si kecil meragukan Jiang Tingxu.     

Jiang Tingxu pun menoleh untuk menatap putranya. "Tentu saja!" Jawab Jiang Tingxu.     

Si kecil menggeser pantatnya yang sedang duduk di kursi belakang. "Jiang Tingxu, berikan tanganmu, Ning Ning bantu menggosoknya."     

Hm?     

Dalam hati, Jiang Tingxu sangat senang putranya jadi sangat bijaksana, tapi ini juga membuatnya jadi sedikit sedih.     

sebenarnya, tangannya sudah akan membaik dalam beberapa saat. Lagi pula, hal semacam ini sudah biasa dirasakan oleh Jiang Tingxu.     

"Sayang, Ibu baik-baik saja, kamu tidak perlu menggosoknya. Aku akan menggosoknya sendiri."     

Memangnya anak seusia si kecil punya tenaga sebesar apa?     

"Tidak!" Si kecil menolak dengan tegas.     

Jiang Tingxu tidak tahu harus berbuat apa, jadi dia hanya bisa mengulurkan tangan ke arah putranya.     

"Baiklah, baiklah, gosoklah."     

"Hm."     

Setelah itu si kecil mencoba menggosok telapak tangan Jiang Tingxu, tapi tetap saja tenaganya sangat kecil.     

Dalam hati Jiang Tingxu merasa sangat bahagia. Rasa kesemutan yang baru saja dia rasakan seolah-olah baru saja disembuhkan oleh anak ini.     

Sebenarnya, si kecil tidak terlalu tenang. Dalam waktu dua hari ini dia melihat ibunya menyelamatkan nyawa pasien dua kali, tentu saja dia merasa terkejut.     

Si kecil mungkin belum pernah melihatnya sebelumnya, jadi dia tidak bisa sepenuhnya memahaminya.     

Tapi sekarang, pada dasarnya si kecil menyingkirkan perasaan itu.     

Ibu dari anak lain tentu bisa menemani buah hatinya kapan saja dan di mana saja.     

Tapi tidak dengan Jiang Tingxu. Karena, dia harus menyelamatkan nyawa banyak orang!     

"Jiang Tingxu." Si kecil tiba-tiba memanggil ibunya.     

"Ada apa?"     

Jiang Tingxu mendongak dan melihat bibir si kecil .     

"Kamu hebat!"     

"Eh?"     

"Ini... apa maksudnya?"     

Tiba-tiba Jiang Tingxu dipuji oleh putranya, hal itu membuatnya terdiam sejenak.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.