Menjadi Istri Sang Bintang Film

Kaki Babi Panggang Terlihat Lezat



Kaki Babi Panggang Terlihat Lezat

0Mereka berdua berjalan mendekati area jajanan jalanan, ada kebab, ayam mangkuk, Mie pedas dan asam, Mie dingin, tahu goreng, kentang goreng... dan lain-lain. Ada banyak sekali makanan ringan yang belum pernah dilihat si kecil sebelumnya.     
0

Si kecil itu memegang tangan ibunya dengan erat sambil berjalan, air liurnya hampir menetes karena ingin sekali makan. Aromanya memang sangat harum dan menggugah selera.     

Jiang Tingxu mungkin akan mencoba semua makanan yang ada di sini, tapi dia tidak mungkin berani membawa putranya makan-makanan ini.     

Akhirnya, ibu dan anak itu pergi ke kedai udang karang yang terlihat bersih dan rapi.     

"Dua orang?" Bos pemilik kedai datang mendekati mereka berdua.     

"Ya."     

"Baiklah, silakan masuk di meja nomor enam."     

"Terima kasih."     

Si kecil sudah tumbuh sebesar ini, tapi sampai sekarang dia belum pernah memasuki toko-toko jalanan kecil seperti ini.     

Biasanya, sopir menjemput dan mengantar si kecil ke sekolah, lalu pulang melewati satu jalan yang sama, tapi tidak pernah melewati gang-gang seperti ini!     

"Kamu ingin makan apa? Eh, aku lupa, sepertinya kamu sudah makan malam."     

Tepat saat Jiang Tingxu berucap demikian, si kecil di sebelahnya langsung berkata dengan tergesa-gesa.     

"Ning Ning belum makan banyak, aku masih lapar."     

Bagaimanapun, Jiang Tingxu membawa anaknya keluar juga bukan bermaksud makan sendiri.     

Karena sudah keluar, jadi tidak mungkin juga si kecil tidak makan apapun dan langsung pulang begitu saja, bukan?     

Apalagi semua ini terlihat lezat. Bahkan setelah makan malam, si kecil pun bisa makan dua mangkuk lagi sekarang.     

"Jiang Tingxu!"     

Si kecil langsung bicara terburu-buru.     

Jiang Tingxu telah selesai membolak-balik menu, dia pun menatap putranya yang bersemangat dengan wajah lucu.     

"Apa kamu yakin perut kecilmu bisa makan lagi?"     

Si kecil segera menepuk kantong perut kecilnya dengan penuh tenaga. "Bisa!"     

"Baiklah."     

Jiang Tingxu memanggil pelayan, lalu memesan udang karang yang direbus sedikit pedas dengan minyak rahasia dan tumis kerang putih. Karena anaknya ada di sini, dia juga khusus memesan mie rebus tidak pedas dengan tambahan udang.     

Hanya saja, si kecil sepertinya tidak terlalu puas.     

"Jiang Tingxu, kaki babi panggang!"     

"Sayang, kita tidak akan habis memakannya, kalau tidak habis nanti menyia-nyiakan makanan, lain kali kita kembali lagi ke sini, ya?"     

"Tapi Ning Ning ingin memakannya. Kaki babi panggang itu kelihatannya enak."     

"Eh... kalau begitu kamu pilih saja, udang karang atau babi panggang?"     

"Karena kamu ingin makan begitu banyak, kalau begitu kuserahkan padamu saja."     

Pffttt, si kecil mungkin tidak pernah mengira ibunya ternyata bisa bertindak begitu licik!     

Sangat sulit bagi si kecil untuk memilih antara udang karang dan kaki babi panggang.     

Wajah si kecil terlihat kebingungan, setelah memikirkannya sebentar, akhirnya dia tetap tidak bisa memilih.     

Bibi pelayan yang menulis pesanan di sebelah mereka pun tidak bisa menahan tawa saat melihat si kecil seperti ini.     

"Nak, tidak apa-apa, pelan-pelan saja, pilih apa yang paling kamu inginkan."     

Namun mereka menyulitkan si kecil.     

Setelah waktu yang lama, tampaknya si kecil akhirnya mengambil keputusan.     

"Bibi, lebih baik makan udang karang. Kaki babi bisa dimakan lagi lain kali." Kata si kecil dengan raut wajah panik dan tertekan.     

Jiang Tingxu menahan senyumnya, kemudian mengangguk ke pelayan.     

"Tolong beri dia sebotol yogurt lagi, yang kecil."     

"Baiklah, tunggu sebentar, makanan segera siap."     

Selama menunggu hidangan datang, kedai juga menyajikan sepiring kacang kedelai. Jiang Tingxu mengupasnya, satu untuk dirinya sendiri, dan kemudian memberikan satu untuk putranya.     

Ketika makanan hampir siap, akhirnya yang dipesan datang. Pelayan juga dengan ramah menyiapkan air panas, sumpit dan sendok untuk si kecil.     

"Silakan dinikmati."     

"Terima kasih."     

Si kecil juga berterima kasih seperti ibunya.     

"Terima kasih, Bibi."     

"Tidak, tidak, anak ini sangat menggemaskan."     

Wajah si kecil yang dipuji itu pun memerah, dan tubuh kecilnya yang salah tingkah pun bergerak-gerak dari posisinya.     

"Eh? Anak ini sedang malu-malu?"     

Tidak disangka, ternyata si kecil adalah anak yang introvert dan pemalu!     

Jiang Tingxu mengambil sumpit, memasukkan beberapa mie dengan tambahan udang ke dalam mangkuk putranya, lalu menyumpitkan beberapa udang lagi ke mangkuk putranya.     

"Makanlah."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.