Menjadi Istri Sang Bintang Film

Kenalan Mudah Dipahami



Kenalan Mudah Dipahami

0"Lalu Dokter Jiang berencana membeli kendaraan yang seperti apa?"     
0

Jiang Tingxu mengerutkan kening.     

"Itu... aku sendiri belum tahu. Aku tidak tahu banyak tentang kendaraan, nanti setelah sampai di sana mungkin baru kupikirkan lagi."     

Pei Rusi malah tersenyum, dia jadi lebih sering melihat ke kaca spion. Sedangkan Jiang Tingxu yang ditatap seperti ini menjadi malu.     

"Ini pertama kali aku membeli kendaraan, jadi aku benar-benar tidak tahu."     

Pei Rusi menahan senyuman.     

"Baiklah, katakan dulu harga yang sudah kamu tetapkan. Kendaraan dengan harga rendah pasti kenyamanannya buruk. Kendaraan dengan harga tinggi pasti lebih baik dalam semua aspek."     

Terus terang saja, meski berbeda satu sen pun, yang namanya barang dengan harga mahal sudah pasti barangnya lebih baik!     

"Mau membeli yang biasa saja, jadi tidak perlu mencari jenis yang harganya terlalu mahal, bukan?"     

Kalau dia benar-benar menginginkan mobil mewah, di rumah saja sudah ada, jadi kalau membeli satu lagi mobil seperti itu bisa-bisa garasi di rumah sangat penuh dengan mobil.     

Pria semacam Mo Boyuan juga suka menghamburkan uang.     

Jiang Tingxu benar-benar ragu, selama ini pria itu membeli mobil tapi apa dia pernah mengendarainya meski hanya sekali?     

Heh, bukankah orang kaya di seluruh dunia ini memang seperti itu?     

Mobil mewah adalah standar untuk kapitalisme!     

Mereka membeli mobil belum tentu untuk dikendarai!     

Orang biasa tidak dapat memahami dunia kapitalisme.     

"Ya, lebih baik memilih mobil yang biasa saja, jadi tidak harus yang terlalu mahal, untuk menghemat listrik juga…"     

Jiang Tingxu mengangguk setuju.     

"Sekitar tiga ratus ribu yuan." Harga yang ditetapkan dalam hati pun akhirnya dikatakan oleh Jiang Tingxu.     

Untuk mobil Land Rover seperti yang dikendarai Pei Rusi sekarang, harga itu mungkin hanya bisa untuk membeli satu ban dari mobil ini.     

Namun Ketua Pei malah serius dan menganalisis harga yang ditetapkan Jiang Tingxu.     

"Tiga ratus ribu boleh juga. Untuk harga ini, ada banyak sekali kendaraan yang bisa dipilih. Seri 3, A4, dan juga C-class. Tahun ini ada versi terbaru yaitu versi sport."     

"Ah?"     

"Sebenarnya apa yang sedang dia bicarakan?" Wajah Jiang Tingxu menunjukkan kebingungan.     

Sudut mulut Pei Rusi pun sepertinya berkedut beberapa kali.     

"Ah, maaf. Aku akan menyebutkan nama lengkapnya. BMW series 3, Audi A4 dan Mercedes Benz C-class semuanya memiliki harga seperti yang kamu tetapkan."     

"Tentu saja ada yang memiliki performa bagus lainnya, seperti Volkswagen Magotan dan Volkswagen CC."     

"Model CC ini lebih cocok untuk perempuan sepertimu. Mobil itu memiliki model yang bagus, garis-garis bodinya pas, tenaganya bagus, saat menaikinya relatif stabil, dan konsumsi bahan bakar rata-rata sekitar 8."     

Jiang Tingxu baru mengerti apa yang dia bicarakan. Lagi pula, Pei Rusi sudah menjelaskan dengan sesuai. Jadi dia hanya bisa memilih saja mana yang dia sukai, itu tidak akan sulit.     

"Ehem, aku akan melihat-lihatnya lagi nanti. Lagi pula, sekarang aku tidak tahu seperti apa bentuknya!"     

Pei Rusi tertawa terkekeh sejenak. Setelah beberapa saat, dia berkata, "Baiklah, aku tahu biasanya wanita memang memilih mobil melihat dari bentuknya terlebih dahulu."     

"Ini, lelucon, ya?" Kemungkinan memang iya.     

"Tidak apa-apa, nanti kamu bisa melihat-lihat. Kebetulan aku mengenal manajer toko itu, sampai sana biarkan mereka membantumu."     

"Eh?"     

Jiang Tingxu tidak menyangka akan mendapatkan tawaran sebesar itu.     

Bagus juga memiliki orang yang dapat diandalkan saat memilih barang. Lagi pula, Jiang Tingxu sendiri tidak mengerti.     

"Ketua Pei, terima kasih!"     

"Sungguh terima kasih banyak."     

"Sama-sama, ini masalah mudah. Tapi, jika Dokter Jiang benar-benar ingin mengucapkan terima kasih, jangan panggil aku Ketua Pei di suasana biasa seperti ini. Panggil namaku saja."     

Jiang Tingxu tentu tidak akan menolak bantuan besar dari orang lain.     

"Ah, baiklah, jangan panggil aku Dokter Jiang kalau begitu, cukup namaku saja."     

"Baiklah!"     

...     

Toko 4S sudah terlihat. Sepertinya penjaga keamanan tahu betul mobil Pei Rusi. Meski dari kejauhan, mereka sudah membukakan pintu.     

Setelah memarkir mobil, mereka berdua turun.     

"Xiao Jiang, sebelah sini."     

"Nah, apa akan masuk melalui pintu belakang?"     

Tentu saja, seperti kata pepatah, bekerja dengan kenalan itu mudah! Pepatah itu bukanlah bualan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.