Menjadi Istri Sang Bintang Film

Tuan Muda Mo Sudah Menikah



Tuan Muda Mo Sudah Menikah

0Seluruh pekerja di butik itu terlihat sangat rajin dan cekatan karena mereka tahu ada Nyonya Mo di sana.     
0

Manajer butik secara pribadi memerintahkan seseorang ke gudang untuk mengeluarkan model klasik yang hanya tersedia untuk beberapa tamu VIP dan bahkan harus memenuhi standar distribusi sebelum membeli.     

"Nyonya Mo, ini adalah harta karun butik kami. Beberapa tahun yang lalu produksinya dihentikan. Sekarang tidak bisa dibeli di luar, silakan dilihat."     

Bahkan Su Muxue yang termasuk tamu VIP yang menghabiskan setidaknya tujuh juta setiap tahun di butik itu, tidak pernah melihat ini.     

"Ini bagus sekali!" ucap Su Muxue.     

Tapi, Jiang Tingxu malah tidak terlihat suka. Mungkin karena dia telah mengalami banyak hal, jadi selalu merasa bahwa model klasik seperti ini tidak terlihat jauh lebih baik!     

"Apa kamu mau membeli ini untuk hadiah?" Tanya Jiang Tingxu     

Su Muxue menggelengkan kepalanya.     

"Tidak, ini... aku pun tidak sanggup untuk membelinya, kalau mau menghadiahkan ini, harus dipesan lebih dulu. Awalnya aku ingin membeli untukku sendiri, sekarang, kamu ambil untuk dihadiahkan ke Peiyi saja."     

"Tapi, kalau kamu suka, beberapa yang ada di depanmu ini pasti akan dijual untukmu, ha ha ha!"     

Pemberian hadiah orang dewasa hanyalah sebuah kebiasaan. Di lingkaran pertemanan Jiang Tingxu, tidak ada yang kekurangan barang-barang seperti ini.     

Jadi secara umum hampir sama. Sebenarnya tidak perlu sampai menghabiskan banyak uang. Setiap orang harus menimbang di dalam hati mereka.     

Jiang Tingxu mengangguk. "Aku akan mentransfer uangnya padamu."     

Begitu mendengar ucapan Jiang Tingxu, Su Muxue mengerutkan bibirnya dan terlihat sangat tidak senang.     

"Hei, Tingxu. Kamu perhitungan sekali denganku, memangnya hubungan kita seaneh itu?" Tanya Su Muxue.     

Setidaknya mereka sudah saling kenal selama hampir 20 tahun, belum lagi mereka juga teman sekelas dan bersahabat selama bertahun-tahun.     

Bagi Nona Su, harga tas itu tidak perlu dia pikirkan.     

Dulu Jiang Tingxu tidak akan banyak bicara. Mungkin dulu karena sudah akrab, maka dari itu semuanya sudah terbiasa.     

Tapi sekarang, Jiang Tingxu masih ingin mencari tahu, bagaimana jika dia menolak dan ingin membayar sendiri. Ternyata tatapan Su Muxue menunjukkan sedikit rasa kecewa.     

Jiang Tingxu masih berhati lembut. "Baiklah, kamu benar, aku akan mendengarkanmu."     

Jiang Tingxu hanya berharap dia tidak akan dikecewakan pada akhirnya, dan semua usahanya dibuat sia-sia!     

Dalam hati Jiang Tingxu, dia sangat tidak ingin percaya bahwa ada yang mencurigakan dari Su Muxue. Mereka berdua sudah tumbuh bersama.     

Jiang Tingxu baru berusia sekitar lima atau enam tahun ketika dia mendengar tentang sekolah Mo. Sekarang usianya dua puluh lima tahun, jadi sudah dua puluh tahun berlalu.     

Staf di butik telah mengemas dua tas yang dipesan oleh Su Muxue. Mereka tahu itu untuk hadiah, jadi mereka mengemas kotak dengan pita hadiah.     

"Sudah selesai?"     

"Ya, Nona Su, semuanya ada di sini."     

Su Muxue mengangguk.     

"Baiklah, berikan padaku."     

Jiang Tingxu yang tak berdaya pun menggelengkan kepalanya dan berkata kepada manajer butik.     

"Kami tidak menginginkan yang ini, tolong kembalikan."     

"Tidak masalah, tidak masalah. Ini memang pekerjaan kami, Nyonya Mo terlalu segan."     

Setelah Jiang Tingxu dan Su Muxue pergi, para karyawan di butik akhirnya berkumpul untuk bergosip.     

"Nona Su bilang Nona itu adalah Nyonya Mo. Apa dia benar-benar keluarga Mo yang kita bayangkan?"     

"Eh ... kemungkinan iya. Bukankah tempat kita kerja ini dimiliki oleh Grup Mo? Kecuali keluarga Mo yang itu, memangnya ada yang lain?"     

"Kalau begitu, Nona tadi istri dari Tuan muda Mo yang mana? Sejauh yang aku tahu, keluarga Mo memiliki ada dua putra, yaitu Raja film Mo dan adiknya saja. Aku belum pernah mendengar salah satu dari mereka ada yang menikah."     

"Jika Raja film Mo yang menikah…" eh, mereka berhenti karena tidak berani membayangkan akibatnya!     

"Jadi, sudah pasti bukan Raja film Mo!"     

"Kalau tidak, tidak mungkin mereka berani menunjukkan identitas sedikit pun!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.