Menjadi Istri Sang Bintang Film

Istrimu Tidak Mengangkat Teleponmu?



Istrimu Tidak Mengangkat Teleponmu?

0"Ya Tuhan!"     
0

"Bagaimana bisa begitu?"     

"Kenapa tidak? Kenapa? Kamu mau mengatur tentang pernikahanku?"     

Mott baru bereaksi setelah mendengar pertanyaan Mo Boyuan. Ternyata Mo Boyuan baru saja mengatakan semua yang dia pikirkan.     

Ehem.     

"Tidak, tidak, aku hanya tidak bisa menerima berita untuk saat ini. Ini terlalu mengejutkan!"     

Dapat dibayangkan bahwa Mott sangat tidak pasti. Jika berita ini mencuat, tentu akan menimbulkan sensasi besar di negara!     

Mobil itu jatuh ke dalam keheningan yang tidak biasa.     

Mott menggelengkan kepalanya dan terus menyangkal, menegaskan, menyangkal, lalu menegaskan kembali dalam hatinya.     

...     

Berita bahwa Mo Boyuan muncul di bandara negara M sudah sepenuhnya terungkap di China saat ini. Hingga membuat para pekerja media harus bekerja lembur malam ini.     

Sedangkan di rumah keluarga Mo, Jiang Tingxu sedang membujuk si kecil yang sedang di pelukannya untuk tidur di kamarnya sendiri. Dia sama sekali tidak menyadari berita online yang sedang hangat.     

"Jiang Tingxu, kamu bisa mengganti cerita? Ning Ning bosan mendengar cerita ini."     

"Bosan mendengarkan? Kalau begitu jangan dengarkan, pergi tidur sana!"     

Si kecil itu mengatupkan mulutnya, mendengus sambil mengoceh beberapa kali, dan kemudian bertanya.     

"Apa kamu benar-benar tidur dengan Ning Ning malam ini?" Si kecil masih tidak percaya.     

Jiang Tingxu menarik selimut.     

"Cepat tidur. Kamu akan mengetahuinya ketika bangun besok pagi."     

"Kedengarannya masuk akal." Si kecil itu mulai berkata sambil mendengus.     

"Baiklah, kalau begitu Ning Ning akan tidur." Tangan si kecil masih memeluk erat pinggang ibunya, dia sangat takut ibunya pergi meninggalkannya begitu tengah malam tiba.     

Tentu saja ibu dan anak itu tidak tahu. Ada panggilan telepon dari luar negeri ke rumah gunung Zichen, dan paman Mu buru-buru menjawab telepon.     

"Paman Mu, ini aku."     

"Eh, Tuan muda?" jawab Paman Mu.     

"Ya, apa Nyonya muda kecil ada? Jika dia ada, suruh dia menjawab teleponku."     

"Tuan muda, Nyonya muda kecil tidak ada di sini. Kemungkinan beliau berada di mansion tua."     

"Mansion tua?" tanya Mo Boyuan dengan terkejut.     

"Benar."     

"Aku mengerti, aku tutup."     

"Ah, baiklah. Tuan muda jaga diri baik-baik di luar sana!"     

*     

*     

Di seberang lautan.     

Di dalam mobil, Mott yang telah mendengarkan panggilan telepon temannya pun mau tidak mau bertanya.     

"Ada apa? Istrimu tidak menjawab teleponmu?"     

Jika memang demikian, Mott akan merasa sangat senang.     

Sejak bertahun-tahun lalu, Mott hidup dalam bayang-bayang teman baiknya. Pendidikannya tidak bisa dibandingkan dengan pendidikan Mo Boyuan. Bahkan Mott terpaksa membuang mimpinya untuk menjadi pria terkenal, karena ia tahu akan selalu ada Mo Boyuan di depannya.     

Wanita-wanita itu, entah mengapa sangat suka mengejar pria yang dingin dan tidak punya belas kasih sama sekali ini. Tatapan mereka tidak akan tertuju pada pria yang berada di belakang Mo Boyuan.     

"Memangnya pria yang hangat tidak menarik?"     

Pada tahun-tahun itu, Mott bahkan belum pernah menyentuh tangan seorang gadis pun. Dia bahkan pernah beberapa kali ditipu.     

Padahal si wanita berkata mencari Mott untuk diajak berpacaran, namun pada akhirnya mereka memanfaatkan dirinya untuk mendekati Mo Boyuan!     

"Sialan!"     

Saat memikirkan kejadian beberapa tahun yang lalu itu, hati Mott penuh dengan kesedihan.     

Namun situasi saat ini juga adalah kesenangan yang sangat buruk.     

Mo Boyuan melirik orang yang mengemudi di depan, lalu terus menghubungi mansion tua.     

Secara kebetulan, orang yang menjawab telepon adalah Mo Xu yang baru saja kembali dari pesta di luar. Begitu tahu yang menghubungi adalah kakaknya, nada bicara Mo Xu jadi dingin.     

"Oh, apa kamu tahu cara menghubungi kembali?"     

Setelah mendengar ini, Mo Boyuan mengerti bahwa adiknya baru saja minum anggur, tatapan tidak suka pun melintas di matanya.     

"Di mana istriku?" Tanya Mo Boyuan yang langsung ke pokok pembicaraan dan tidak berniat membuang waktu dengan seorang pemabuk.     

"Oh, mengenai istrimu, dia akan kabur, kamu tahu? Tunggu sampai istrimu kabur, kamu akan menjadi bujangan lapuk. Ya, sepertinya kamu bisa jadi seperti itu!"     

Mo Boyuan mengerutkan kening.     

"Apa maksudmu?" Tanya Mo Boyuan.     

Mo Xu adalah adik kandungnya, Mo Boyuan tahu seberapa bisa adiknya diandalkan, tapi dia juga tahu adiknya ini tidak akan mengatakan hal seperti ini tanpa alasan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.