Menjadi Istri Sang Bintang Film

Ning Ning Tidak Ingin Mengikuti Kelas



Ning Ning Tidak Ingin Mengikuti Kelas

0"Terlambat?"     
0

Mo Boyuan sudah berada di dalam mobil Nanny Van, dia pun merenungkan apa yang dikatakan Tan Yiming tadi.     

Dalam hati Mo Boyuan tidak ingin mengakui, namun saat ia memikirkan apa yang ditunjukkan wanita itu dalam dua hari ini, "sepertinya... apa yang dikatakan Tan Yiming memang benar."     

Seketika dalam hati Mo Boyuan jadi gelisah. Dia mengambil ponsel di sebelahnya dan ingin menelepon untuk bertanya langsung ke wanita itu, tapi nomornya sudah diblokir, dan wechat mereka tidak lagi berteman. Apa lagi yang bisa ia lakukan?     

"Srek~"     

Ketika pintu mobil dibuka, muncul Zhou Xian yang tampak berkeringat, "Kakak Mo, ini kopi yang kamu inginkan, baru saja digiling, masih sangat segar."     

Entah mengapa, kopi yang biasa Mo Boyuan minum tiba-tiba terasa tidak enak. "Kamu saja yang minum."     

Zhou Xian bingung, Mo Boyuan hanya bersandar di kursi mobil sambil memejamkan mata, pikirannya sekarang melayang jauh entah ke mana.     

Beberapa saat setelah Zhou Xian naik ke mobil Mo Boyuan kembali berkata. "Kapan pesawatnya terbang?" Sepertinya Mo Boyuan sedang memikirkan sesuatu.     

"Terbang pukul tiga."     

"Pukul tiga?"     

Ini sudah jam setengah satu. Perjalanan ke bandara kemungkinan sampai jam dua. Jika masih harus mencari seseorang, sepertinya akan ketinggalan pesawat.     

Penerbangan ini tidak bisa ditinggalkan, ada keperluan mendesak yang sudah menunggunya di sana!     

"Kakak Mo, apa masih ada masalah yang belum terpecahkan?"     

"Memang benar, tapi… sudahlah, biarkan saja, tunggu sampai pulang, nanti baru dibicarakan kembali."     

"Kita pergi ke bandara."     

"Ya."     

...     

Di dalam restoran dengan gaya klasik, ibu dan anak itu duduk di dekat jendela. Mereka tak butuh waktu lama untuk memesan menu.     

Sup labu... kue kacang hijau... lalu yang terakhir ikan yang dibungkus kertas.     

Ikan lezat di dalam kertas aluminium yang masih berasap, terlihat sangat segar dan lembut.     

Slurrup~     

Si kecil terdengar sedang menghisap air liurnya.     

Jiang Tingxu memperhatikan si kecil, kemudian dia mengambil piring dan sumpit yang dikemas menjadi satu, kemudian merobek kemasan itu, lalu menyerahkannya kepada si kecil.     

"Baiklah, sudah boleh makan."     

"Ya, ya!"     

"Minumlah sup labu ini dulu. Ikan ini mungkin sedikit pedas."     

"Baiklah, tapi Ning Ning tidak takut pedas."     

Setelah itu, ibu dan anak itu makan dengan senang. Si kecil terlihat kepedasan sampai hidungnya memerah. Dia makan ikan sambil minum sup labu.     

Tanpa disadari, seorang karyawan restoran itu sedang memperhatikan mereka cukup lama. "Ibunya cantik, putranya menggemaskan. Mereka juga makan begitu banyak sehingga membuat orang yang melihat merasa bersemangat." Pegawai itu pun tidak tahan. Ia kemudian mengeluarkan ponselnya, mengambil foto ibu dan anak itu dan mengirimkannya ke grup teman-temannya.     

[Hari ini, seorang ibu dan anaknya datang ke restoran. Melihat mereka makan dengan gembira, aku tidak tahan ingin mendokumentasikan pemandangan yang indah ini!]     

[Ya, ibunya secantik peri, anaknya juga menggemaskan seperti peri!]     

Tidak ada yang menyangka bahwa lingkaran pertemanan biasa ini akan segera membuat orang lain menemukan rahasia yang mengejutkan!     

Sudah satu jam berlalu, ibu dan anak itu menyelesaikan acara makan mereka.     

Si kecil meregangkan dirinya sambil menopang dagu, "Huh~ Ning Ning sangat kenyang!"     

"Siapa suruh kamu makan begitu banyak?"     

"Enak sekali, Jiang Tingxu. Lain kali kita makan ke sini lagi, ya?"     

Begitu melihat mata putranya yang bersemangat, Jiang Tingxu tidak bisa menahan diri untuk tidak menolak.     

"Baiklah!"     

Tiba-tiba, si kecil yang duduk di seberang Jiang Tingxu ini sangat senang sehingga membuat matanya yang berbinar sampai menjadi sipit dan hanya ada satu celah yang tersisa.     

Jiang Tingxu menatap jam tangan.     

"Sudah hampir waktunya, ayo pergi. Sudah waktunya membawamu kembali ke rumah lamamu untuk mengikuti kelas sekolah."     

Ketika mendengar tentang kelas sekolahnya, raut wajah yang tadi sangat gembira seketika berubah menjadi raut wajah yang kesal dang terlihat mengeluh.     

"Jiang Tingxu. Ning Ning tidak mau ikut kelas," ucap si kecil yang mengeluh pada ibunya.     

Namanya juga anak-anak, tentu saja sangat malas saat ada kelas sekolah, apalagi ketika dia sedang menikmati waktu bahagia dengan ibu mereka!     

Suasana hati itu benar-benar seperti roller coaster, sesaat tadi sedang berada di langit, sekarang tiba-tiba jatuh ke tanah.     

"Kelas apa saja yang kamu miliki sekarang?" Sebelumnya Jiang Tingxu memang tidak terlalu memperhatikannya.     

Dia hanya melihat si kecil yang segera mengurutkan jari-jari kecilnya. "Piano, Inggris, menghitung, catur, berkuda, taekwondo. Hm, aku harus pergi ke taman kanak-kanak setiap hari!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.