Menjadi Istri Sang Bintang Film

Laki-laki Tidak Boleh Mengintip Perempuan



Laki-laki Tidak Boleh Mengintip Perempuan

0Seketika angin dingin tiba-tiba menerpa di seluruh lokasi syuting.     
0

Zhou Xian bahkan merasa semakin bingung. "Shh, sebenarnya hebat juga hingga berani memblokir kak Mo?"     

"Berikan ponselmu padaku."     

"Eh?"     

"Ini, Kak Mo."     

...     

Di Yunyu Tixiang, Jiang Tingxu akhirnya selesai bersih-bersih, ia baru saja memasuki kamar mandi.     

Ring~     

Ponsel di atas meja berdering.     

Si kecil dengan gesit menjawab telepon untuk Ibunya.     

"Halo, Jiang Tingxu tidak ada. Kamu bisa memberitahuku jika ada pesan."     

Orang di telepon berhenti sejenak, kemudian membuka mulutnya dengan nada yang sangat tidak ramah.     

"Mo Zhining, kamu ini kenapa?"     

"Kenapa suara ini terdengar tidak asing?"     

Dia mengulurkan tangan untuk memindahkan ponsel ke telinga lain.     

"Bagaimana kamu tahu namaku Mo Zhining? Siapa kamu?"     

"Heh."     

Pria di seberang telepon pun berkata dengan dingin.     

"Berikan telepon ini ke Ibumu."     

Mo Boyuan merasa putranya yang nakal ini benar-benar tidak bisa dikendalikan.     

Dan juga, mengapa Ibu dan Anak ini kembali bersama?     

"Oh, Ayah. Apa kamu mencari Jiang Tingxu? Kamu bisa memberi tahu Ning Ning lebih dulu. Lalu Ning Ning akan menyampaikannya kepada Jiang Tingxu nanti."     

Saat itu juga, jika si kecil tidak dapat mengetahui bahwa yang menelepon adalah Ayahnya sendiri, ada kemungkinan dia akan mendapat masalah.     

Mo Boyuan tidak memiliki kesabaran yang begitu baik, bahkan untuk putranya sendiri.     

"Mo Zhining, jika kamu tidak ingin dipukul, cepat menurut!"     

Heh~     

"Ayah, Ning Ning benar-benar tidak bisa melakukannya, karena Jiang Tingxu sedang mandi. Anak laki-laki tidak boleh mengintip anak perempuan yang sedang mandi!"     

"Mandi?"     

Di sisi lain, wajah Tuan Mo memerah, tenggorokannya juga tercekat.     

"Kalau begitu ingatlah untuk memberitahu Ibumu, suruh dia menarik kembali daftar blokirannya!"     

"Oh!"     

Mo Zhining menutup telepon dengan tegas, kemudian lari ke pintu kamar mandi dengan ponsel di tangan sambil mengetuk pintu.     

"Jiang Tingxu?"     

Jiang Tingxu mandi dengan sangat cepat. Saat ia sedang mengenakan pakaian, ia mendengar putranya mengetuk pintu.     

"Ada apa Ning Ning?"     

Jiang Tingxu semakin mempercepat gerakannya. Setelah memakai semua pakaiannya, ia baru membuka pintu. Jiang Tingxu pun menghela napas lega setelah melihat tidak ada yang terjadi pada putranya.     

Si kecil ini terkejut oleh respon ibunya yang sangat cepat.     

"Kamu sudah selesai mandi?" tanya Ning Ning.     

Jiang Tingxu hanya mengangguk sebagai jawaban. Kemudian melepaskan bungkusan handuk di rambutnya. "Kenapa kamu mengetuk pintu?"     

Akhirnya si kecil teringat dengan pesan dari ayahnya. Ia segera mengangkat ponsel di tangannya.     

"Ayah baru saja menelepon. Dia bilang menyuruhmu untuk menghapus daftar blokir. Tapi, blokir itu apa?"     

"Ayahmu?"     

"Ya!"     

Jiang Tingxu mengambil ponsel dari putranya, kemudian melihat catatan panggilan, bibirnya pun menyunggingkan senyuman dingin.     

Kemudian, dia menambahkan nomor Zhou Xian ke dalam daftar blokir. Jiang Tingxu berjongkok lalu berkata kepada si kecil.     

"Sayang, kamu adalah orang yang tidak akan pernah Ibu masukkan ke daftar blokir!" Si kecil itu hanya mengedipkan mata beberapa kali karena tidak mengerti.     

"Baiklah, kamu masih terlalu kecil untuk mengerti. Ketika kamu dewasa nanti, kamu akan mengerti. Cepat siap-siap, kita akan segera pergi."     

"Baiklah."     

Mo Zhining memang masih anak-anak, apa yang dia tidak mengerti langsung diabaikan dalam waktu yang cepat.     

Dalam lima menit ibu dan anak itu sudah keluar.     

"Ning Ning, kamu makan apa?"     

Xiao Ning Ning masih mengenakan kaos Ibunya dan topi nelayan yang agak kebesaran dan bisa jatuh menutupi matanya kapan saja.     

"Makan makanan yang disukai Jiang Tingxu," kata si kecil sambil merapikan topinya.     

"Pffft. Dasar anak ini, apa semanis ini karena ingin dicintai?"     

Jiang Tingxu pun tidak bisa menahan diri untuk tidak mengusap lembut rambut putranya itu. "Baiklah, ayo kita makan ikan saja. Bibi Qiao bilang ada restoran ikan yang sangat enak."     

"Sashimi?"     

Entah kenapa Ning Ning tidak menyukai makanan itu....     

"Bukan sashimi, ini ikan yang dibungkus kertas."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.