Bandit Cantik

Iri dengan Kecantikannya



Iri dengan Kecantikannya

0"Apa kamu mau pergi?"     
0

Tan Sangsang jadi agak bersemangat, "Tentu saja tidak. Aku rela meminta izin selama setengah hari untuk menanyakan ini padamu. Aku tidak dekat dengan mereka, aku hanya berpikir kalau kamu sudah menjadi teman sekelas mereka selama tiga tahun."     

"Apa kamu pikir aku dekat dengan mereka?" Tanya Yan Jinyi balik.     

Tan Sangsang segera menggelengkan kepala, "Tidak."     

Dulu, ketika Yan Jinyi masih berhati lembut mungkin ia akan setuju, tapi Yan Jinyi yang sekarang tidak mungkin melakukannya.     

"Hm, tolak saja."     

Reuni kelas adalah pertemuan yang penuh dengan intrik dan persaingan.     

Takutnya, Tan Sangsang dimanfaatkan oleh Chen Haisheng yang tujuan utamanya adalah mengajak Yan Jinyi.     

Dia tidak lupa bagaimana Tan Sangsang diintimidasi di tahun pertamanya SMA hanya kerana wanita itu gemuk.     

"Kalau begitu, aku akan menolaknya sekarang." Kata Tan Sangsang sambil mengeluarkan ponselnya untuk mengirim balasan. Namun, Yan Jinyi tiba-tiba memikirkan sesuatu dan menahannya, "Ayo, ayo kita pergi."     

"Ha?"     

"Bukankah ada beberapa anak perempuan yang selalu menggertakmu di kelas?"     

"Aku…."     

Tanpa menunggu Tan Sangsang menyelesaikan ucapannya, Yan Jinyi sudah menyela, "Wanitaku tidak bisa digertak oleh siapapun. Ayo pergi, aku akan membantumu untuk membalas mereka."     

Melihat tingkah agresif dan mengancamnya, Tan Sangsang mendadak merasakan sakit di hidungnya, "Lupakan saja, kalau tidak ingin pergi ya tidak usah pergi. Itu sudah bertahun-tahun yang lalu, aku sudah melupakannya."     

"Lupa? Mereka memanggilmu seperti babi gendut, merobek buku pelajaranmu, dan menggunakan namamu untuk menulis surat cinta kepada anak laki-laki nakal di kelas lain. Apa kamu juga melupakan ini?"     

Sayang sekali, Yan Jinyi tidak datang ke sini lebih awal. Jika tidak, mana mungkin orang-orang itu masih punya kesempatan untuk menggertak Tan Sangsang?     

Tan Sangsang memang baik hati, tapi dia tidak.     

Terlebih lagi, dia juga difitnah habis-habisan oleh para gadis itu hanya karena mereka iri dengan kecantikannya.     

"Jinyi, sungguh itu tidak perlu. Itu semua…"     

"Kalau aku bilang itu perlu, ya perlu. Kebetulan suasana hatiku sedang buruk, jadi aku butuh melampiaskannya. Karena mereka sudah datang mencari mati sendiri, bagaimana mungkin aku akan melewatkannya?"     

Sebelum menghadiri reuni kelas, Yan Jinyi secara khusus meminta Huo Zixing untuk mencari tahu tentang orang-orang itu.     

Chen Haisheng—si ketua kelas, sekarang bekerja di perusahaan menengah sebagai manajer penjualan, tetapi kabarnya dia lebih banyak mencari keuntungan pribadi.     

Di antara para wanita yang menindas Tan Sangsang, Ye Minran adalah pemimpinnya, kabarnya dia menikah dengan seorang pria kaya dan sekarang menjadi lebih sombong.     

Wanita ini berkata ingin bertemu dengan Yan Jinyi.     

Yan Jinyi berpakaian santai, ia mengenakan sweter putih dan celana jeans. Sebaliknya, Tan Sangsang secara khusus berdandan. Tidak usah dikatakan lagi, dia sangat cantik.     

"Jinyi, kamu akan pergi hanya dengan penampilan seperti ini?"     

Yan Jinyi melihat pakaiannya sendiri, "Kenapa, apa ada masalah?"     

"Geng Ye Minran sangat menyebalkan. Jika kamu tidak berpenampilan benar, mereka pasti akan menertawakanmu lagi."     

Yan Jinyi mengibaskan rambut panjangnya, "Kakak, aku ini sudah cantik alami, aku bisa mengalahkan semua orang walau tanpa riasan hanya dalam hitungan detik. Apa mereka masih punya muka untuk menertawakanku?"     

"....."     

'Meskipun Ye Minran memang tidak secantik Jinyi, tapi….'     

'Apakah baik untuk menjadi senarsis ini?'     

Pertemuan itu diadakan di sebuah hotel bintang lima di Shengjing. Ketika keduanya tiba, sebagian besar tamu sudah datang.     

Kabarnya, suami Ye Minran yang sudah memesankan ruangan besar ini.     

Saat ini, ada berbagai macam makanan lezat di ruangan itu, dan semua orang berpakaian sangat mewah.     

Ya Jinyi dan Tan Sangang langsung menjadi sorotan begitu mereka tiba. Terutama Yan Jinyi yang sudah menjadi aktris terkenal saat ini, ditambah dengan kecantikannya. Bahkan, walaupun dia hanya memakai pakaian sederhana seperti itu tetap tidak dapat menyembunyikan pesonanya.     

"Ya Tuhan, Jinyi, kamu menjadi sangat cantik sekarang. Memang benar, menjadi selebriti terkenal itu berbeda."     

"Benar, benar. Saat masih SMA dulu, aku sudah merasa kalau kamu akan menjadi seorang bintang besar, aku tidak menyangka ternyata firasatku benar."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.