Bandit Cantik

Aku Takut Kamu Tidak Dapat Menanggungnya



Aku Takut Kamu Tidak Dapat Menanggungnya

0Tao Wei tidak bereaksi untuk beberapa saat, "Ah, rekamannya sangat bagus. Adegan mencium telinga juga bagus."     
0

'Mencium telinga bahkan terlihat lebih intim.'     

Tao Wei tidak berani mengatakan sisa kalimatnya.     

Huo Xishen meliriknya dingin, "Sutradara Tao, aku harap hasil akhir film ini tidak akan mengecewakanku."     

Jika Tao Wei masih belum bisa menebak maksud Huo Xishen, maka dia telah menjalani hidupnya dengan sia-sia selama ini.     

Tao Wei melirik Yan Jinyi sebelum kembali menatap Huo Xishen dengan hati-hati, baru setelah itu dia bereaksi. Dia menyentuh dagunya sambil tersenyum dengan cabul.     

'Astaga, ternyata pasangan muda ini sangat menarik. Tuan Huo hanya ingin menunjukkan kasih sayangnya pada Jinyi.'     

"Saya pikir apa yang dikatakan Tuan Huo sangat tepat. Kita harus berusaha untuk mencapai kesempurnaan. Mencium telinga memang tidak sebagus mencium pipi. Kalau begitu ayo bersiap merekam lagi!"     

Yan Jinyi menarik baju Huo Xishen seraya menatapnya tajam, "Kamu sengaja, kan?"     

"Aku hanya tidak ingin mempersulit Istriku."     

'Pandai sekali dia berbicara.'     

Karena itu adalah pekerjaannya, Yan Jinyi pun segera menyesuaikan suasana hatinya dan kembali ke mode kerja.     

Sebenarnya, Huo Xishen hanya perlu duduk sambil memandang lurus ke depan tanpa melakukan hal lain.     

Keduanya duduk berdampingan. Pemandangan malam di puncak gunung memang sangat indah, sangat cocok untuk syuting.     

Saat ini, Huo Xishen tiba-tiba menolehkan wajahnya, tatapannya tertuju pada sisi wajah Yan Jinyi, ia perlahan membungkuk dan mencium pipi wanita itu.     

Ciumannya begitu ringan dan lembut, sampai Yan Jinyi merasa seolah-olah ada helaian bulu yang menggelitik wajahnya. Tanpa ia sadari, jantungnya mulai berdetak kencang.     

Tao Wei tidak bisa berhenti mendesah saat melihat ke arah kamera, 'Orang-orang tampan memang selalu enak dipandang. Hasil rekaman ini sangat bagus.'     

Hari sudah menjelang pagi saat mereka tiba di kamar. Yan Jinyi menatap tempat tidur yang tidak terlalu besar itu, "Kalau tidak, aku akan meminta Kepala Desa untuk menyiapkan kamar baru untukmu. Aku yakin, dia tidak akan keberatan karena Tuan Huo adalah orang terhormat."     

"Tempat tidur ini oke. Ini bagus untuk aku tiduri dengan istriku."     

"Tuan Huo, ini rumah orang. Kita adalah tamu di sini, bukankah tidak baik kalau kita berbagi kamar?" Ucap Yan Jinyi sambil mengedipkan mata pada Huo Xishen lagi, "Atau, apa fobia Tuan Huo terhadap wanita sudah sembuh, dan sekarang kamu mulai bernafsu?"     

"Istriku, sejak kapan kamu begitu peduli dengan pandangan orang?"     

Yan Jinyi menjilat bibir bawahnya, ia kemudian memutar pinggangnya seraya mendekati Huo Xishen. Setelah itu, ia mengalungkan tangannya ke leher Huo Xishen, suaranya terdengar begitu sensual, "Tuan Huo, sebenarnya aku lumayan merindukanmu. Karena Tuan Huo tidak keberatan untuk datang ke tempat sederhana ini, jadi ayo kita…"     

Pada titik ini, Yan Jinyi menurunkan satu tangannya dan mulai meloloskan kancing baju Huo Xishen, "Tuan Huo memiliki jakun yang seksi. Sebenarnya, sudah lama aku memperhatikan tubuh Tuan Huo. Melihat Tuan Huo tidak terlalu menolakku, ayo kita lakukan saja."     

Huo Xishen tidak bicara, hanya memperhatikan setiap gerak gerik Yan Jinyi dengan lekat.     

Yan Jinyi melilit tubuhnya seperti ular, tangannya pun tidak bisa diam.     

Akhirnya, saat melihat kemejanya yang hampir Yan Jinyi lepas, Huo Xishen pun menekan tangannya yang berkeliaran sambil berkata, "Sudah cukup."     

"Sepertinya Tuan Huo tidak hanya menderita misogini," Yan Jinyi melirik salah satu anggota tubuhnya, "Sepertinya kamu juga memiliki beberapa kesulitan lain!"     

Begitulah cara tokoh utama wanita membuat marah tokoh utama pria di dalam novel.     

Akan tetapi tampaknya Huo Xishen bukanlah manusia, karena dia tidak terlihat tersinggung sama sekali.     

"Aku takut kamu tidak dapat menanggungnya." Ucapnya tenang.     

'Tidak dapat menanggungnya?'     

Yan Jinyi tertegun sejenak sebelum bereaksi. Meskipun dirinya berwajah tebal, tapi tetap saja dia tidak dapat menahan malu.     

"Ekhem, bagaimana kamu tahu kalau tidak mencoba?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.