Bandit Cantik

Siapa yang Mau Menikah Denganmu



Siapa yang Mau Menikah Denganmu

0"Apa yang kamu lakukan lagi?"     
0

Dia duduk dan menatap lurus pada papan penawaran yang ada di tangan Huo Xishen.     

'Sungguh tidak sepadan sama sekali menghabiskan uang sepuluh juta hanya untuk membeli kalung.'     

Para sosialita wanita sontak menurunkan kembali papan penawaran mereka saat melihat lagi-lagi Huo Xishen yang mengangkat papan.     

Juru Lelang secara pribadi membawa kalung tersebut kepada Huo Xishen. Dia tidak dapat menahan rasa penasarannya sehingga bertanya, "Tuan Huo, apakah saya boleh bertanya apakah Anda membeli kalung ini…."     

Huo Xishen menjawab tanpa berkedip, "Untuk istriku mainkan."     

"..."     

'Kalung sepuluh juta hanya untuk mainan istrinya?'     

Para wanita yang hadir sontak melemparkan tatapan iri mereka kepada Yan Jinyi.     

Yan Jinyi yang masih duduk di kursinya juga sedikit terkejut.     

'Aku tidak berani memainkan barang seharga sepuluh juta. Jika kamu ingin memberiku mainan, langsung saja beri aku uang tunai. Apa gunanya membeli kalung usang?'     

Awalnya semua orang berpikir Yan Jinyi akan terharu dengan mata yang dipenuhi air mata, tapi ternyata….     

"Kembalikan!" Yan Jinyi tiba-tiba bangkit dan berkata, "Siapa dari kalian yang bertanggung jawab untuk acara ini? Aku tidak menginginkan kalung ini. Terserah mau dikembalikan atau dilelang lagi, cukup beri aku sepuluh juta lebih satu sen. Tidak kurang dan lebih."     

'Jika itu wanita lain, dia akan sangat bahagia dan langsung memamerkan cintanya dengan Tuan Huo di depan umum.'     

'Tapi kenapa Nyonya Muda Kedua ini agak berbeda?'     

'Mungkinkah Tuan Huo menyukai wanita yang eksentrik, makanya dia tiba-tiba mengumumkan pernikahannya setelah hampir 30 tahun melajang?'     

Juru lelang tersenyum canggung sambil menatap Huo Xishen lagi, "Ini…."     

Dengan tanpa ekspresi, Huo Xishen mengeluarkan sebuah kartu berlapis emas, "Gesek kartunya."     

Sementara Yan Jinyi memandang kartu itu dengan berbinar, 'Berapa banyak uang yang ada di sana?'     

"Aku tidak mau."     

Huo Xishen bersikeras mengambil kalung itu dan memakaikannya pada Yan Jinyi. Yan Jinyi memiliki leher yang putih dan ramping, sehingga membuat kalung itu terlihat sangat cantik ia pakai.     

"Sangat cocok untukmu."     

"Jelas-jelas kalung ini cocok untuk dipadukan dengan gaun. Siapa yang akan memakai ini di hari biasa?" Yan Jinyi tak bisa menahan diri untuk merutuk.     

Huo Xishen menatapnya serius, "Pakailah itu di pesta pernikahan kita nanti."     

'Hah?"     

'Pesta pernikahan?'     

Yan Jinyi mendengus pelan seraya berbisik, "Siapa yang mau menikah denganmu?"      

Bibir tipis Huo Xishen mengatup, tapi dia pura-pura tidak mendengarnya.     

Di malam hari, pihak penyelenggara secara khusus menyiapkan sebuah tarian.     

Baik pemilik asli tubuh ini maupun Yan Jinyi yang sekarang sama-sama tidak dapat menari.     

Yan Jinyi memandang para pasangan yang menari di lantai dansa, "Tuan Huo, apa menurutmu memalukan jika aku tidak bisa menari?"     

Huo Xishen membantah dengan santai, "Tidak."     

Yan Jinyi langsung waspada.     

"Aku juga tidak bisa bisa."     

Akhirnya dia pun langsung merasa lega.     

Keduanya menghabiskan malam di kapal, dan pemilik kapal menelpon mereka secara pribadi untuk mengatur semuanya.     

Yan Jinyi sebenarnya sedikit bersemangat.     

Angin malam bertiup lembut, sementara di kabin lantai pertama yang luas terlihat sangat ramai.     

Yan Jinyi berdiri di dek atas. Kapal sudah berlayar jauh dari pantai, lampu-lampu di pantai samar-samar terlihat. Sangat indah.     

Ombak menghantam lambung kapal, membuat Yan Jinyi terpesona melihatnya.     

Di zamannya dulu, laut adalah tempat yang misterius dan menakutkan, hampir tidak ada orang yang mau mendekatinya. Namun di sini, laut menjadi tempat yang banyak disukai dan ingin ditaklukan banyak orang.     

Ini adalah perasaan yang luar biasa.     

Tiba-tiba, suara langkah kaki yang ringan terdengar dari arah belakangnya.     

Yan Jinyi menajamkan telinganya. Ini bukan langkah kaki Huo Xishen.     

Sesaat setelah itu, Yan Jinyi merasakan aura membunuh yang membuatnya sontak membalikkan tubuh untuk melihat seorang pria paruh baya dengan rambut pirang bermata biru yang diikuti oleh beberapa pengawal di belakangnya.     

"Ada apa?"     

"Nyonya Muda Kedua, bagaimana kalau kita membuat kesepakatan?" Pria asing itu bertanya dalam bahasa Inggris.     

"Aku tidak berurusan dengan orang asing. Kalian semua terlihat seperti penjahat." Ucap Yan Jinyi tanpa basa-basi.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.