Bandit Cantik

Menghancurkan Rumah



Menghancurkan Rumah

0'Ibu Bai Moliang?'     
0

'Bagaimana mungkin Bai Moliang memiliki ibu yang begitu lembut dan baik?'     

'Kalau begitu, pasti dia menuruni ayahnya.'      

Sambil mengangkat tangan untuk menyingkirkan helaian rambut yang menutupi dahinya, Yan Jinyi tidak dapat menahan diri untuk menatap Nyonya Leng yang kini sedang dikelilingi oleh para Nyonya Muda Kaya. Mereka tampak saling mengobrol dan tertawa bersama.     

"Bai Moliang adalah seorang psikopat, tapi ibunya sangat baik."     

mendengar ini, Shen Yan mau tak mau menatap Yan Jinyi, "Jinyi, apakah Tuan Bai telah mempersulitmu waktu itu?"     

Yan Jinyi menggelengkan kepala, "Pria itu cukup arogan."     

"Tuan Bai sebenarnya cukup baik, tapi ketika menyangkut adik perempuannya, dia akan menjadi keras kepala." Shen Yan tersenyum, "Dulu, Yuxi terlahir dalam keadaan prematur, dia menderita penyakit serius saat masih kecil, jadi seluruh keluarganya sangat menyayanginya."     

Singkatnya, dia menjadi kesayangan keluarga.     

Kesayangan, kata ini sangat populer akhir-akhir ini.     

"Aku tidak tertarik."     

Selama kakak beradik itu tidak memprovokasinya, semua akan baik-baik saja. Kalau tidak…     

Yan Jinyi menyipitkan mata. Bai Moliang benar-benar tidak meninggalkan kesan baik padanya.     

Hari-hari berlalu dengan cepat. Dalam sekejap, akhirnya tahun baru pun benar-benar berakhir.     

Festival Film Shengjing semakin dekat, Film 'Bandit Wanita' mendapat nominasi untuk kategori aktor dan aktris terbaik, artis pendatang baru terbaik, serta sutradara terbaik.     

Dukungan untuk Tao Wei sangat besar, dia memiliki peluang sebesar 70% untuk memenangkan penghargaan sutradara terbaik.     

Bisa dibilang, ini benar-benar titik balik karirnya.     

Saat ini, Yan Jinyi sedang bersandar malas di sofa salah satu ruangan di TG Entertainment sambil memegang undangan festival film di tangannya.     

Huo Zixing duduk di seberangnya. Pria itu memakai setelan jas yang membuatnya terlihat sangat berwibawa.     

"Kakak Ipar Kedua, kamu diminta untuk datang bersama Zhuang Heng. Kalau kamu tidak mau, aku bisa…."     

"Biarkan saja."     

Setidaknya di industri hiburan ini, Zhuang Heng adalah tokoh yang paling menarik perhatian.     

"Kakak Ipar Kedua, ada variety show…."     

"Tidak." Tanpa memikirkannya, Yan Jinyi langsung menolak.     

"Tapi bayarannya…"     

"Tidak, apa kamu tidak mengerti bahasa manusia?"     

"...."     

Huo Zixing memperhatikan Yan Jinyi lamat-lamat.     

'Aneh sekali. Apa hari ini matahari terbit dari barat, kenapa dia tidak mengambil pekerjaan ini meskipun diiming-imingi bayaran?'     

Yan Jinyi sangat sibuk belakangan ini.     

Benteng Heiyun-nya sudah mulai terlihat bentuknya.     

Ternyata memang enak jika menjadi kaya. Dengan adanya lebih banyak pekerja, maka progresnya akan semakin cepat.     

"Aku ada urusan, tolong pinjami aku sopirmu."     

Huo Zixing sontak menegakkan duduknya seraya berkata, "Kakak Ipar Kedua, jangan terlalu sopan."     

Dia benar-benar hanya ingin bersikap sopan sebentar.     

Begitu tiba di benteng Heiyun, Yan Jinyi melihat Zhao Xinchen yang sedang berkelahi dengan beberapa orang.     

'Pertarungan yang cukup bagus.'     

Dengan kening berkerut, dia melangkah mendekat, "Apa yang kalian lakukan?"     

Wajah Zhao Xinchen sudah penuh luka lebam, sementara bajunya sudah robek di sana-sini. Dia terlihat sangat malu.     

"Kak Jin, kamu datang. Orang-orang ini mengaku sebagai anggota pengawal keluarga Huo di gunung ini. Mereka bilang kita telah membangun rumah di sini tanpa izin dan menyuruh kita untuk merobohkannya."     

'Pengawal keluarga Huo?'     

'Menghancurkan Benteng Heiyun-ku?'     

Yan Jinyi manatap sekelompok orang tersebut tanpa ekspresi.     

Dia sudah bertemu dengan tim pertama dan ingat siapa mereka meskipun tidak bisa membedakan wajahnya. Sekelompok orang ini jelas bukan dari tim pertama.     

"Kalian," Dia menunjuk ke arah sekelompok orang itu, "Minta maaf pada anak buahku."     

Begitu kata-kata itu terucap, seorang wanita muda tiba-tiba muncul dari kerumunan.     

Yan Jinyi ingat orang ini, dia adalah Ren Hanxuan yang merebut Huo Chengyu dari kakak ipar tersayangnya.     

Ren Hanxuan sekarang berada di antara kerumunan, kedua tangannya terlipat di dada, tampak seperti burung merak yang sombong.     

Dia memandang Yan Jinyi dengan sangat angkuh, "Meskipun kamu adalah Nyonya Muda Kedua dari keluarga Huo, kamu tidak berhak untuk mengelola urusan tim pengawal keluarga Huo. Gunung ini milik tim pengawal. Nyonya Muda Kedua, tolong suruh anak buahmu untuk segera menghancurkan rumah ini."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.