Bandit Cantik

Tidak Terlihat Seperti Suami Istri



Tidak Terlihat Seperti Suami Istri

0Yan Jinyi diam-diam menghela napas lega. Ia kemudian menatap Shen Yan.     

Wanita itu duduk berdampingan dengan Huo Chengyu. Tidak ada interaksi di antara keduanya, bahkan kontak mata pun tidak.     

Mereka terlihat seperti orang asing daripada suami istri.     

Memalukan sekali.     

"Kakak Ipar Pertama, apakah ada pria tampan yang potensial di sekitarmu?"     

Shen Yan bingung, "Ya, ada. Apa kamu ingin memperkenalkannya pada teman-temanmu?"     

"Kakak Ipar, aku rasa kamu dan Kakak Pertama tidak punya perasaan apapun. Lebih baik kalian bercerai saja, lalu carilah pasangan yang kamu sukai, bagaimana?"     

Begitu kata-kata itu terlontar, seluruh ruangan senyap seketika. Mereka semua mengalihkan perhatian mereka pada Yan Jinyi.     

Shen Yan menatap Huo Chengyu kikuk. Tapi, pria itu masih tidak menanggapinya dan tetap memakan buburnya.     

Melihat ini, Shen Yan menunduk seraya tersenyum mengejek. Andai dirinya bukan putri tertua dari keluarga Shen, Huo Chengyu pasti akan setuju ketika dia meminta cerai waktu itu.     

Yan Jinyi selalu memegang prinsip 'Kenapa harus peduli dengan pandangan orang lain'. Dia mengunyah sepotong daging di mulutnya, setelah menelannya, dia lanjut berkata, "Kakak Sulung, Kakak Ipar Pertamaku begitu luar biasa. Kalau kamu tidak menyukainya, jangan menjadi orang yang tidak berguna, lebih baik bebaskan saja Kakak Iparku, agar dia bisa menikah lagi nanti."     

Huo Chengyu tersenyum lembut dengan ekspresi wajah yang datar. Tidak terlihat sedikit pun tanda-tanda kemarahan di wajahnya, "Dia adalah satu-satunya wanita yang cocok untuk menempati posisi Nyonya Muda Pertama keluarga Huo."     

Apa itu cocok?     

Tangan Shen Yan yang sedang memegang sendok gemetar.     

'Dasar baj*ngan.'     

Mendadak dia merasa Huo Zixing lebih baik, setidaknya pria itu terang-terangan bersikap br*ngsek, seluruh dunia tahu jika Huo Zixing suka bermain wanita.      

Sementara, Huo Chengyu berbeda.     

Dia seorang munafik yang sok suci. Seorang pria tak punya hati yang bersembunyi di balik jas putihnya.     

"Makanlah dengan baik. Bukankah kamu berencana memproduksi sebuah film?" Huo Xishen membantunya memotong sisa steak, lalu menyodorkannya ke arahnya dengan santai.     

Yan Jinyi meliriknya, "Tahun baru belum berakhir."     

"Istriku, mungkin kamu bisa pergi ke kantor bersamaku."     

'Ke kantor?'     

'Grup Huo?'     

Yan Jinyi membayangkan adegan di mana tokoh utama wanita yang muncul di perusahaan tokoh utama pria seperti yang ada di cerita-cerita kebanyakan.     

Lalu, mereka akan dihentikan oleh seorang resepsionis angkuh dan diawasi seperti monyet.     

"Lupakan, aku tidak tertarik."     

Huo Qingyuan tiba-tiba berkata dengan semangat, "Kakak Ipar Kedua, ada pameran khusus yang diadakan untuk merayakan tahun baru, dan semuanya adalah karya pelukis Eropa Tengah yang terkenal dalam satu abad terakhir. Apa kamu ingin melihat-lihat?"     

'Pameran seni….'     

Kening Yan Jinyi berkerut.     

"Jinyi, aku akan pergi dengan kalian." Bisik Shen Yan.     

Yan Jinyi pun langsung mengangguk, "Ayo, tentu saja ayo pergi."     

Ketika ketiganya tiba di ruang pameran, ternyata pameran baru saja dimulai.     

Yan Jinyi tidak tahu banyak tentang seni, sementara Shen Yan, sebagai seorang desainer, dia tentu tahu banyak tentang lukisan.     

Karya-karya yang dipamerkan kali ini memang sangat bagus, sehingga banyak ibu-ibu dan keturunan keluarga kaya datang ke sini untuk memamerkan identitasnya.     

Tempat seluas 200 meter persegi ini di dekor sangat artistik. Semua orang yang datang mengenakan pakaian yang indah, beberapa di antaranya bahkan mengenakan gaun malam.     

"Ini seperti ulang tahun kaisar. Padahal, ini hanyalah sebuah pameran seni, bagaimana mungkin mereka berdandan sangat berlebihan?" Yan Jinyi melirik para wanita yang lewat.     

'Cuaca hari ini sangat dingin, dan dia hanya mengenakan gaun panjang dengan punggung terbuka. Gaun itu memang bagus sih, tapi giginya bahkan terlihat bergemeletuk.'     

"Jinyi, acara semacam ini sangat cocok digunakan untuk menjalin pertemanan dengan orang yang memiliki minat yang sama." Shen Yan menjelaskan dengan suara lirih.     

Yan Jinyi mengangguk, "Aku mengerti."     

Sejak berabad-abad yang lalu, orang-orang sering melakukan segala cara untuk dapat berteman dengan lebih banyak orang yang memberikan keuntungan untuk mereka.     

"Kakak Ipar Pertama, tolong temani aku ke kamar mandi." Huo Qingyuan menunjuk ke sisi yang berlawanan, "Apa Kakak Ipar Kedua mau ikut?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.