Bandit Cantik

Cinta yang Menyakitkan dan Tak Terbalas



Cinta yang Menyakitkan dan Tak Terbalas

0Huo Xian kembali ke pulau seminggu setelah tahun baru.     
0

Katanya, udara di perkotaan itu sangat buruk, apalagi ada beberapa 'kelinci kecil' yang selalu saja membuatnya marah.     

Sebelum berangkat, ia tak lupa kembali membujuk kedua menantu perempuannya untuk segera punya anak.     

Pulaunya menunggu seseorang untuk mewarisinya.     

Yan Jinyi diam-diam melirik Huo Zixing, dalam hati ia berkata, 'Pulau itu sudah lama menjadi milikku, putra Huo Zixing sudah memberikan pulau itu padaku.'     

Yan Jinyi berniat untuk terus mengembangkan karir aktingnya setelah tahun baru. Festival Film Shengjing akan diadakan satu bulan lagi, dan film 'bandit Wanita' terpilih untuk mendapat penghargaan, sementara Yan Jinyi juga dinominasikan dalam penghargaan kategori pendatang baru terbaik.     

Selanjutnya, Yan Jinyi berencana untuk kembali berinvestasi dalam sebuah film menggunakan nama Nyonya Muda Kedua keluarga Huo. Selain dirinya, dia akan memilih semua pemain pendatang baru untuk membintanginya.     

Setelah rencana tersusun dengan baik, langkah selanjutnya adalah mengikat Huo Xishen untuk berinvestasi.     

"Tuan Huo, aku punya rencana investasi yang sangat bagus, apa kamu ingin mencobanya?"     

Huo Xishen bahkan sudah tahu apa yang akan dia lakukan tanpa perlu menebaknya.     

"Istriku, keluarga Huo mampu untuk menghidupimu."     

"Tapi aku tidak mampu untuk menghidupiku diriku sendiri, apalagi kamu!"     

Huo Xishen menatapnya heran.     

Yan Jinyi tidak tampak malu sama sekali, 'Aku punya ribuan bawahan untuk dihidupi nanti.'     

"Film seperti apa yang ingin kamu produksi?"     

"Cinta yang menyakitkan dan tak terbalas. Hubungan obsesif sebenarnya sangat populer…"     

Belum dia selesai bicara, Huo Xishen tiba-tiba bangkit sambil berkata dingin, "Tidak, aku berangkat ke kantor dulu."     

"????"     

'Huo Eranjing, kamu pelit sekali!'     

Dia bahkan sudah memikirkan jalan cerita untuk film itu, tapi Huo Ranjing yang pelit langsung menolak dan meruntuhkan tekadnya.     

Yan Jinyi menghentakkan kakinya dengan marah. Saat ini, ponselnya tiba-tiba berdering.     

Dia menjawabnya, lalu berteriak marah di ponselnya, "Cepat bilang apa yang ingin kamu katakan, aku sibuk!"     

Orang yang berada di ujung sana tentu saja tercengang selama beberapa lama, sebelum berkata dengan tergagap, "Jin, Jinyi, Aku Sangsang. Apa kamu bisa ikut denganku?"     

Alis Yan Jinyi terangkat, "Ya?"     

"Bibiku akan memperkenalkan aku dengan seseorang. Aku tidak bisa mengelak, jadi mau tidak mau aku harus datang menemuinya."     

'Tan Sangsang pergi kencan buta?'     

Yan Jinyi langsung terduduk tegak, "Bagaimana dia?"     

"Aku tidak tahu, Dia belum datang, tapi katanya dia adalah manajer di sebuah perusahaan milik negara dan memiliki latar belakang pendidikan yang tinggi. Dia tidak tahu kalau aku punya anak. Jinyi, aku…."     

"Kirimi aku alamatnya, aku akan segera datang."     

Meskipun saat ini sudah zaman modern, tapi masih banyak kritikan yang ditujukan untuk wanita yang memiliki anak di luar nikah.     

Selain itu, sejak zaman kuno, pria-pria yang dikenalkan oleh para kerabat sangat tidak bisa diandalkan.     

Tan Sangsang adalah gadis yang polos, mungkin dia akan diintimidasi oleh orang itu. Jika bukan Yan Jinyi yang pergi untuk mendukungnya, mau siapa lagi?     

Tan Sangsang tidak tahu apa yang dipikirkan Yan Jinyi, jadi dia segera mengirimkan alamatnya pada Yan Jinyi.     

Jaraknya cukup jauh dari kediaman Keluarga Huo.     

"Oke, jika dia menggertak, gertak balik. Kamu bisa menyiramnya dengan air dan melemparinya dengan cangkir. Aku yang akan bertanggung jawab jika terjadi sesuatu."     

Tan Sangsang tidak tahu harus menangis atau tertawa saat mendengarnya, "Jinyi, mana mungkin akan sedramatis itu."     

"Siapa tahu?"     

Yan Jinyi lalu naik ke lantai atas untuk mengambil mantelnya dengan santai. Setelah memikirkannya, Yan Jinyi dengan hati-hati memilih setelan dengan logo merek yang sangat jelas.     

'Aku yang terbaik dalam hal berpura-pura, bagaimana kalau orang itu menghinaku?'     

Ketika Yan Jinyi tiba, Tan Sangsang sudah mengobrol dengan teman kencan butanya.     

Pria itu agak gemuk dengan rambut setengah botak, dia terlihat sangat jelek.     

"Sangsang."     

Begitu mendengar suara Yan Jinyi, Tan Sangsang langsung menoleh dan melambaikan tangan padanya seolah-olah tengah melihat seorang penyelamat, "Jinyi, aku di sini. Kemarilah."     

Teman kencan butanya menatap Yan Jinyi sekilas. Matanya berkedip tak percaya, terutama ketika dia melihat logo di pakaian dan tas yang dikenakan Yan Jinyi. Senyumnya terlihat semakin lebar.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.