Bandit Cantik

Huo Eranjing, Apa Kamu Yakin Ini Ciuman Pertamamu?



Huo Eranjing, Apa Kamu Yakin Ini Ciuman Pertamamu?

0Yan Jinyi mengerjapkan mata bingung.     
0

Seolah menyadari sesuatu, Huo Xishen melingkarkan syal di lehernya dan menangkup pipinya dengan kedua tangan, menutupi wajah Yan Jinyi sepenuhnya.     

Bibir keduanya saling menempel dengan cara yang begitu intim. Hingga Huo Xishen mengambil inisiatif untuk memperdalam ciuman mereka. Sementara Yan Jinyi mulai merasa pusing.     

Setelah waktu yang lama, perlahan Huo Xishen menarik kembali tautan bibirnya. Bola matanya yang dalam tampak bahagia, senyumnya pun terulas semakin dalam.     

Yan Jinyi menarik napas panjang, tak bisa menahan diri untuk menutupi bibirnya sendiri. Matanya melebar saat dia tiba-tiba memikirkan sesuatu, "Kenapa kamu sangat ahli berciuman? Huo Eranjing, apa kamu yakin ini ciuman pertamamu?"     

Huo Xishen menggelengkan kepalanya dengan sungguh-sungguh, "Tidak."     

"Kamu membohongiku?"     

Yan Jinyi berkacak pinggang, berancang-ancang untuk menyumpah serapah. Namun, Huo Xishen lebih dulu berkata, "Ciuman pertamaku terjadi beberapa hari yang lalu."     

'Beberapa hari yang lalu?'     

'Bukankah seharusnya aroma orang itu masih tertinggal di tubuhnya?'     

Yan Jinyi menggosok punggung tangannya dengan kuat, meraih kerah sweater Huo Xishen dan berkata marah, "Katakan, wanita si*lan mana itu? Apakah dia menderita penyakit menular?"     

Huo Xishen menatapnya dan berucap, "Bukankah kamu yang menciumku dengan paksa beberapa hari yang lalu?"     

"..."     

"Kamu sendiri yang mengambil ciuman pertamaku, dan sekarang kamu menyangkal?"     

"...."     

'Huo Eranjing, kamu jahat sekali.'     

Yan Jinyi mendengus dan melepaskan cengkraman tangannya pada kerah baju Huo Xishen.     

"Kamu cemburu." Ujar Huo Xishen dengan nada deklaratif.     

"Aku cemburu?" Yan Jinyi menunjuk hidungnya sendiri sambil bertanya, "Apa kamu bercanda? Bagaimana mungkin aku bisa cemburu?"     

Dia kemudian meregangkan otot-ototnya, "Aku tidak akan pernah cemburu pada siapapun. Jangan memfitnahku."     

Huo Xishen tidak menjawab, hanya menatapnya dengan tenang.     

'Dia tidak mau mengakui perasaannya.'     

Malam sudah larut saat keduanya sampai di rumah. Zhang Guoquan terlihat sedang berdiri di halaman untuk memerintahkan pelayan menyapu salju. Tablet di tangannya nyaris saja jatuh saat melihat Huo Xishen dan Yan Jinyi yang bergandengan tangan.     

Suasana hati Yan Jinyi sedang baik hari ini, jadi dia tidak bersikap seganas biasanya pada Zhang Guoquan.     

"Kenapa Zhang Guoquan selalu memegang tablet kemana-mana?"     

Zhang Guoquan masih memandang tangan keduanya yang saling bertaut.     

'Bukankah Tuan Muda Kedua memiliki fobia pada wanita? Apa ini artinya dia sudah sembuh?'     

Dia tanpa sadar memandang Huo Xishen, dan menemukan Huo Xishen yang tampak biasa saja, meskipun ada sedikit butiran keringat di dahinya.     

"Zhang Guoquan?"     

Zhang Guoquan gemetar, "Nyonya Muda Kedua, banyak barang elektronik di rumah yang dapat dikendalikan dari jarak jauh. Tablet ini setara dengan remot kontrol untuk perangkat elektronik itu."     

'Benarkah? Teknologi sekarang sangat maju.'     

Yan Jinyi cukup penasaran, "Apa kamu bisa menunjukkannya padaku?"     

Zhang Guoquan tanpa sadar menyembunyikan tablet itu di belakang punggungnya, "Nyonya Muda kedua, benda ini berbeda dengan tablet biasa, cara mengoperasikannya sangat sulit."     

Wajah cantik Yan Jinyi tiba-tiba berubah gelap, tatapan dinginnya menghunus Zhang Guoquan. Ia kemudian berkata dengan nada mengintimidasi, "Tunjukkan padaku."     

Zhang Guoquan pun dengan cepat menyerahkannya dengan kedua tangan, "Silahkan Nyonya Muda Kedua."     

Dia sudah semakin tua, seharusnya dia menikmati masa tuanya di rumah, bukannya diancam oleh sang Nyonya Muda Kedua di sini.     

'Huh, hidup….'     

Yan Jinyi ingin melihat apa yang ada di dalam tablet ini, dia melihat Zhang Guoquan memegangnya setiap hari, bahkan ketika pria paruh baya itu ke kamar mandi.     

Di layar desktop ada banyak ikon yang mirip dengan alat, membuatnya sedikit terpukau melihatnya.     

Yan Jinyi menyerahkan tablet itu pada Huo Xishen, "Apa ada tombol yang digunakan untuk mengatur brankas di kamarmu?"     

"Tidak."     

"Kalau begitu, tidak ada yang bisa dilihat." Dia pun mengembalikan tablet itu pada Zhang Guquan dengan ekspresi jijik, "Serius, bagaimana jika kamu lupa kata sandinya, kenapa kamu tidak mencadangkannya?!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.