Bandit Cantik

Huo Eranjing Mengambil Inisiatif



Huo Eranjing Mengambil Inisiatif

0Huo Xishen melirik Yan Jinyi. Melihat wanita itu sedang menggosok lengannya, Huo Xishen pun melepaskan mantelnya dan memakaikannya di tubuh Yan Jinyi.     
0

Pakaiannya sangat besar sehingga membuat Yan Jinyi terlihat mungil, "Lebih baik kamu menjadi seorang wanita."     

Yan Jinyi langsung bisa mencium wangi Huo Xishen dari mantel yang dia kenakan. Dia kemudian melihat Huo Xishen dari sudut matanya, sweater putih berkerah tingginya membuat pria itu tampak lebih lembut.     

"Tuan Huo, apa maksudmu?"     

Huo Xishen mendadak terbatuk, "Istriku, aku mengizinkanmu untuk melakukan apapun padaku."     

'Apa Huo Eranjing sudah gila?'     

Yan Jinyi menatap wajah tampan Huo Xishen, "Tuan Huo, apa kamu baru saja putus cinta?"     

"Hm?"     

"Perpisahan bukanlah hal yang buruk. Pertama-tama, katakan lebih dulu padaku. Kamu yang memutuskannya atau dia?"     

Huo Xishen menjadi semakin bingung, "Apa maksudmu?"     

'Teruslah berpura-pura. Meskipun aku tidak peduli dengan urusan cintamu, tapi bukan berarti aku tidak tahu apa-apa!'     

"Ayolah, kita sudah dewasa. Aku adalah orang yang murah hati. Kudengar kamu punya kekasih masa kecil. Semua orang berpikir kalau kalian adalah pasangan yang serasi. Apa kamu sudah putus dengannya?"     

Awalnya, Yan Jinyi tidak terlalu tertarik dengan masalah ini. Saat dia bermain dengan Huo Zixing terakhir kali, bukankah dia bertemu dengan orang aneh yang memaksanya untuk meninggalkan Huo Xishen?     

Yan Jinyi menyipitkan mata, 'Kakak wanita itu sangat menyebalkan, pasti adiknya juga sama menyebalkannya.'     

'Apa yang dilihat Huo Eranjing sebenarnya? Masih lebih baik aku yang ingin merebut Kakak Ipar dari Huo Chengyu!'     

"Aku serius."     

Yan Jinyi mengangkat alisnya, tidak tahu harus mengatakan apa.     

"Lagi pula, kamu adalah orang akan menghabiskan sisa hidup bersamaku."     

'Menghabiskan sisa hidup?'     

'Aku tidak pernah kepikiran untuk menghabiskan sisa hidupku dengan Huo Eranjing!'     

'Aku hanya ingin menghabiskan sisa hidupku dengan uang!'     

Melihat keterkejutan di raut wajah Yan Jinyi, Huo Xishen menunduk sambil berkata, "Bagaimana kalau kamu membantuku untuk menyembuhkan fobiaku pada wanita?"     

Lantas Yan Jinyi pun tersadar. Tanpa mengucapkan apa-apa dia mengulurkan tangannya pada Huo Xishen, "Berikan padaku."     

"Hm?"     

Yan Jinyi memutar mata ke arahnya, "Uang. Aku bukan yayasan amal. Tuan Huo memintaku untuk membantu menyembuhkan fobiamu pada wanita, lalu bagaimana dengan bayarannya….." Ujarnya seraya menggosokkan jari telunjuk dan ibu jarinya.     

"Kamu bisa menggunakan sebidang tanah di gunung untuk selamanya."     

Yan Jinyi mengerjap seraya menurunkan kembali tangannya, lalu tersenyum konyol, "Aku akan bekerja sama dengan semua permintaan Tuan Huo."     

'Lagi pula, aku cantik.'     

Huo Xishen menjawab dengan serius, "Aku sangat ingin memiliki sepasang putra dan putri denganmu."     

'Apa-apaan?'     

Yan Jinyi sedikit emosi, "Huo Xishen, apa kamu gila? Kenapa aku harus memberimu sepasang putra dan putri?"     

Melihat responnya ini, Huo Xishen jadi merasa sedikit tidak senang, "Kita adalah suami istri, bukankah memang sebuah keharusan?"     

'Sial, perceraian. Perceraian. Itu yang perlu.'     

Begitu dia telah mendapat hak untuk menggunakan sebidang tanah di gunung, maka dia akan segera menceraikan Huo Eranjing.     

"Istriku, kamu bisa memulainya."     

Huo Xishen tiba-tiba mengulurkan satu tangannya kepada Yan Jinyi.     

Yan Jinyi memandang telapak tangannya yang besar dan ramping itu, lalu mendongak untuk menatapnya, "Mulai apa?"     

"Perawatan."     

'Jadi, langkah pertama adalah berpegangan tangan?'     

Yan Jinyi merasa ragu sejenak, sebelum perlahan mulai mengulurkan tangannya dan meletakkan di telapak tangan Huo Xishen.     

Tangan pria itu agak dingin. Tanpa sadar, keduanya sama-sama menggigil.     

Huo Xishen menarik napas dalam seraya mengepalkan jari-jari tangannya yang lain.     

"Ekhem, yah, jika kamu merasa tidak nyaman…."     

"Aku baik-baik saja."     

Yan Jinyi diam, 'Baiklah, biarkan dia memegang tanganku. Rasanya cukup senang juga dipegang olehnya.'     

Kedua orang itu berjalan sambil bergandengan tangan. Namun, tiba-tiba saja Huo Xishen berbalik dan membingkai wajahnya menggunakan sepasang telapak tangan pria itu.     

Yan Jinyi sangat terkejut. Sebelum dia bisa membuka mulut, Huo Xishen tiba-tiba sudah membungkuk dan mempertemukan bibirnya dengan bibir pria itu.     

Yan Jinyi merasa kepalanya hampir meledak, jantungnya mulai berdetak lebih cepat.     

"Istriku, pejamkan matamu."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.