Bandit Cantik

Berubah Menjadi Pria dan Mencintai Kakak Ipar Pertama



Berubah Menjadi Pria dan Mencintai Kakak Ipar Pertama

0Yan Jinyi menatapnya, dan dia juga menatap Yan Jinyi. Keduanya saling bertatapan untuk waktu yang lama.     
0

Semntara Tan Sangsang merasa dirinya agak mirip dengan bola lampu, dia akhirnya mengambil inisiatif untuk memecahkan suasana yang aneh ini, "Silahkan duduk, Tuan Huo. Tuan Huo ingin makan apa? Saya yang mentraktir hari ini."     

Huo Xishen duduk di sebelah Yan Jinyi dan melihat mangkuk yang ada di depan wanita itu, "Aku akan makan dengan istriku saja."     

"Eh..."     

Senyum Tan Sangsang menegang. Dia melihat Huo Xishen mengambil sepasang sumpit dengan sangat anggun, mengeluarkan selembar tisu dan menyekanya dengan hati-hati beberapa kali.     

"Hei, jangan makan daging, ini semua punyaku." Melihat sumpit pria itu telah masuk ke dalam mangkuknya, Yan Jinyi pun dengan cepat membuka suara.     

Huo Xishen mengambil sepotong kentang dan memasukkannya ke dalam mulut, alisnya berkerut seketika, telinganya juga langsung memerah.     

Yan Jinyi menatapnya, melihatnya yang mengunyah perlahan. Ia tiba-tiba teringat bahwa Huo Eranjing jarang makan pedas.     

Kabarnya, pria itu tidak dapat makan makanan pedas terlalu banyak.     

Setelah berpikir sejenak, tepat saat dia akan meminta segelas air pada pelayan kedai, Huo Xishen sudah lebih dulu meminum teh susu yang ada di depannya.     

????     

"Itu sudah kuminum."     

Setelah rasa pedas di mulutnya mereda, Huo Xishen menjawab, "Aku tahu."     

"Lalu kenapa kamu masih meminumnya?"     

"Tidak apa-apa, kita adalah suami istri."     

Setelah itu, Huo Xishen meminumnya lagi.     

Dibandingkan dengan makanan sampah itu, teh susu ini rasanya jauh lebih enak.     

Melihat teh susunya hampir habis, Yan Jinyi buru-buru mengulurkan tangan untuk merebutnya, "Hei, aku belum meminumnya."     

Tan Sangsang diam-dam menarik nasi mangkuk di hadapannya seraya menyaksikan 'pertunjukan cinta' kedua orang itu.     

'Apa yang terjadi dengan dunia? Bahkan Huo Xishen yang tak tersentuh pun mulai menunjukkan cintanya.'     

Setelah selesai makan, Yan Jinyi menepuk-nepuk perutnya seraya menawari mereka untuk berjalan-jalan.     

Huo Xishen berdiri di samping wanita itu. Dia sangat tinggi, Yan Jinyi saja hanya setinggi bahunya.     

Sementara, Tan Sangsang mengikuti di belakang mereka.     

Hari semakin gelap. Sisi jalan sudah tertutup salju, membuatnya terlihat sangat indah di bawah cahaya lampu neon.     

Setelah berbelok di tikungan, ada lebih banyak mobil yang berlalu lalang di jalan. Huo Xishen yang sebelumnya berjalan di sebelah kiri Yan Jinyi, kini tiba-tiba beralih ke sisi kanannya, melindunginya dari mobil-mobil itu.     

Yan Jinyi bahkan tidak menyadari adanya getaran kecil di dalam hatinya, tapi Tan Sangsang justru merasa hatinya menghangat melihat hal itu.     

'Yan Jinyi sangat serasi dengan Tuan Huo.'     

Dia tiba-tiba teringat pada Liu Yaxi yang mengklaim bahwa Tuan Muda Huo dan Nyonya Muda Huo tidak memiliki hubungan yang baik satu sama lain.     

Wanita itu pun dengan hati-hati mengeluarkan ponselnya dan memotret mereka, lalu mengunggah di akun Weibo-nya.     

"Tan Sangsang, ayo cepat."     

Yan Jinyi tia-tiba berbalik dan mendesaknya.     

"Jinyi, Tuan Huo, kalian jalan-jalan saja. Mumu sudah memintaku pulang."     

'Berjalan-jalan dengan Huo Xishen?'     

Yan Jinyi melirik pria yang ada di sampingnya dengan jijik, 'Betapa membosankannya hal itu.'     

"Aku akan memberi Mumu…."     

"Aku pergi dulu, selamat berjalan-jalan."     

Sebelum Yan Jinyi selesai, Tan Sangsang sudah melambaikan tangan padanya dan buru-buru masuk ke dalam taksi.     

"....."     

"Apa kamu bisa melihatnya?" Huo Xishen tiba-tiba membuka suara.     

Yan Jinyi terlihat bingung, "Melihat apa?"     

Pria itu memasukkan tangannya ke dalam saku mantel sebelum berkata, "Nona Tan tidak ingin menjadi bola lampu."     

"Bola lampu?"     

Yan Jinyi teringat dengan makna 'bola lampu', dia berpikir sejenak sebelum mengibaskan tangannya, "Kita sudah seperti kakak beradik laki-laki, siapa yang peduli."     

Kakak beradik laki-laki?     

"Istriku, kamu itu wanita."     

"Tapi jiwaku adalah pria."     

Yan Jinyi membela diri dengan tidak yakin. Selain menghasilkan uang untuk membangun Desa Heiyun di zaman modern, impian terbesarnya adalah menjadi seorang pria dan mencintai Kakak Ipar Pertamanya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.