Bandit Cantik

Mempermalukan Tang Qing Menggunakan Kartu



Mempermalukan Tang Qing Menggunakan Kartu

0"Berbicara tentang uang memang menyakiti perasaan. Tuan Huo, bisakah kamu memberiku kartu itu?"     
0

Setelah itu, Yan Jinyi langsung mengulurkan tangannya.     

'Kartuku telah kamu blokir, bagaimana bisa kamu menanyakan pendapatku? Dasar tak tahu malu.'     

Tak disangka, Huo Xishen benar-benar mengeluarkan dompetnya dan meletakkan black card-nya di telapak tangan Yan Jinyi.     

Yan Jinyi mengangkat sedikit dagunya dengan angkuh, namun matanya langsung tertuju pada black card itu.     

'Kartu utama?'     

'Apa yang dilakukan Huo Eranjing? Dia mempermalukan Tang Qing menggunakan kartu?'     

"Nona Yan, apa kamu tidak suka gunung?" Tanya Tang Qing tiba-tiba.     

Yan Jinyi lebih dulu menatap ke arah black card milik Huo Xishen yang ada di tangannya, sebelum kemudian kembali menatap Tang Qing. Hatinya terjebak dilema.     

'Meskipun ini adalah kartu utama, tapi bagaimana jika ini ternyata telah diblokir Huo Eranjing?'     

'Tapi jika ini belum diblokir, kartu ini akan cukup untuk membeli beberapa gunung sekaligus.'     

"Apakah Nona Yan menyukai laut? Aku mungkin tidak memiliki banyak hal, tapi aku punya banyak tanah. Mungkin aku bisa memberi Nona Yan sebuah vila di tepi laut. Jadi, jika kamu lelah bermain di gunung, kamu bisa pergi ke laut."     

Apakah akan nyaman baginya untuk mengembangkan karirnya menjadi bajak laut?     

"Istriku, gunung itu sangat bagus. Pengawal keluarga Huo dapat melindungimu." Huo Xishen melingkarkan ujung rambut Yan Jinyi di jarinya dan mulai memainkannya. Terlihat agak ambigu. "Kamu adalah istriku, jadi tidak ada biaya sewa."     

Huo Xishen sengaja menekan kata 'istri' dengan sangat jelas.     

Yan Jinyi tiba-tiba sadar bahwa dirinya masih belum bisa meninggalkan keluarga Huo. Setidaknya, sebelum posisinya stabil, dia masih butuh perlindungan dari keluarga Huo.     

"Tuan Tang, aku curiga kamu sedang mencoba merusak hubunganku dengan suamiku."     

Tang Qing membantah, "Tampaknya wajar bagiku untuk menyukai wanita cantik dan baik. Nona Yan sangat cantik dan hebat, jadi wajar kalau aku menyukaimu. Kalau begitu," Tang Qing bangkit dan melanjutkan, "aku tidak akan mengganggumu. Nona Yan bebas datang dan menggangguku kapanpun kamu mau." Ujar Tang Qing dengan seringaian yang ia tujukan pada Yan Jinyi. Setelah itu, dia melenggang pergi dengan penuh wibawa.     

Huo Xishen menarik tangannya dari punggung Yan Jinyi, "Istriku, kamu menarik sangat banyak pria. Aku harap kamu bisa menghadapinya sendiri ke depannya."     

Yan Jinyi menatap punggung pria itu seraya mendesis dingin, 'Bukankah kamu bahkan memiliki lebih banyak wanita yang menyukaimu di seluruh dunia?'     

Selain Huo Qingyuan, semua kakak beradik Huo begitu memikat lawan jenis sehingga memiliki daftar pengagum di manapun mereka berada.     

***     

Tan Sangsang selalu gelisah akhir-akhir ini, dia terus bermimpi tentang Mumu yang direbut oleh Huo Zixing.     

Dalam mimpinya, Huo Zixing terlihat begitu mengerikan dan mempermalukannya. Pria itu mengatainya tidak tahu malu, dan tidak ada gunanya meskipun dia telah melahirkan keturunan keluarga Huo, karena keluarga Huo tidak akan pernah mau menerimanya.     

"Tan Sangsang, berita macam apa yang kamu tulis baru-baru ini? Kamu adalah reporter di bidang sosial, bukan di bidang dunia hiburan."     

Kepala penerbit tiba-tiba membanting gulungan surat kabar di tangannya ke atas meja. Suaranya terdengar begitu keras hingga membuat Tan Sangsang ketakutan.     

"Kepala Penerbit, akhir-akhir ini saya sibuk dengan anak saya, jadi saya sudah tidak memiliki tenaga untuk menggali banyak berita."     

"Memangnya butuh biaya berapa untuk menyewa pengasuh anak? Jika ini terus berlanjut, maka jangan harap kamu bisa meraih penghargaan karyawan terbaik tahun ini…."     

Setelah diomeli selama satu jam, Tan Sangsang menyeret kakinya keluar dari ruangan kepala penerbit.     

'Ini semua salah Huo Zixing!'     

Tan Sangsang mengatupkan giginya dan mengepalkan tangannya erat. 'Jika bukan karena pria itu, aku tidak akan seperti ini.'     

Yan Jinyi baru saja kembali dari gunung. Proses pembangunan rumahnya begitu cepat, dan prototipe dari benteng awan hitam kini mulai terlihat.     

Tidak lama setelah mobil memasuki kota, Tan Sangsang tiba-tiba menelponnya.     

"Jinyi, bagaimana kalau kita ke bar dan minum? Tempatnya di dekat universitas, aku akan mengirimkan alamatnya padamu."     

Suara Tan Sangsang terdengar tak bertenaga.     

"Kamu sakit?"     

"Tidak. Lebih mudah untuk mencari berita di bar seperti ini. Anggap saja kamu sedang membantuku, ya?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.