Bandit Cantik

Dia Akan Membawa Yan Jinyi Pulang



Dia Akan Membawa Yan Jinyi Pulang

0Kali ini Yan Jinyi tidak memberi kesempatan Huo Xishen untuk menjawab. Begitu ucapannya selesai, dia sudah mengambil inisiatif untuk menempelkan bibirnya di atas bibir pria itu.     
0

Dia juga tidak memiliki pengalaman berciuman, sehingga yang dia tahu hanyalah sekedar menempelkan bibir keduanya.     

Tidak ada yang memperdalam ciuman itu.     

Huo Xishen membuka lebar matanya hingga bisa melihat bulu mata Yan Jinyi yang tebal dan lentik.     

Detak jantungnya tiba-tiba berdetak kencang, rasa tidak nyaman itu kembali datang dan menjalar ke seluruh tubuhnya.     

Dia mengepalkan tangannya dan menahan keinginan untuk mendorong Yan Jinyi menjauh. Huo Xishen mulai memejamkan matanya dan mencoba mengabaikan ketakutan untuk menerima Yan Jinyi.     

Hanya ada satu hal yang Yan Jinyi rasakan sekarang.     

'Bibir Huo Eranjing sangat lembut dan agak membuat ketagihan.'     

"Tuan Tang, Tuan Tang sebaiknya tidak masuk sekarang, Tuan Tang…"     

Saat ini, suara panik Zhang Guoquan tiba-tiba terdengar. Tang Qing mengabaikan halangannya dan langsung masuk ke dalam rumah. Dan begitu masuk, keduanya langsung melihat pemandangan yang ada di sofa.     

Yan Jinyi tengah menghimpit Huo Xishen, sementara bibir keduanya saling bersentuhan. Orang bodoh pun akan tahu apa yang mereka lakukan.     

Zhang Guoquan diam-diam menghela napas dan bergumam dalam hati, 'Akhirnya Tuan Muda Kedua takluk pada godaan Nyonya Muda Kedua.'     

Pria paruh baya itu menggelengkan kepalanya. Dengan senyum cabul yang menggantung di wajahnya, dia diam-diam berbalik dan meninggalkan ruangan itu.     

Sementara Tang Qing merasa sangat tidak nyaman. Dia bahkan berharap bahwa dirinyalah orang yang sedang dihimpit Yan Jinyi.     

Dia tidak mengerti apa yang dirasakan hatinya. 'Apa yang terjadi?'     

Bukankah dia sengaja menggoda Yan Jinyi karena dia adalah wanita Huo Xishen? Bagaimana dia bisa marah ketika melihat keduanya berciuman?     

Menyadari kedatangan seseorang, Yan Jinyi pun bangkit dan duduk. Dia tidak merasa malu sama sekali ketika melihat orang itu adalah Tang Qing, "Apakah Tuan Tang memiliki kebiasaan untuk mengintip kesenangan pasangan suami istri?"     

Tang Qing tersenyum acuh tak acuh, dia berjalan dan beringsut duduk, "Aku datang untuk mengajak Nona Yan pergi bermain, tapi aku tidak menyangka jika Tuan Huo juga ada di sini."     

Jauh di lubuk hatinya, Tang Qing benar-benar tidak ingin Yan Jinyi bersama dengan Huo Xishen, jadi mulai sekarang dia memutuskan untuk memanggil Yan Jinyi dengan Nona Yan.     

Huo Xishen merapikan pakaiannya dengan tenang, "Ini rumahku."     

"Begitukah? Kalau begitu, Nona Yan ayo pergi kencan denganku saja. Aku benar-benar ingin mengenal Nona Yan secara mendalam.     

"Maaf, istriku tidak bisa pergi sendiri dengan orang asing."     

Huo Xishen mewakilkan Yan Jinyi menjawab terlebih dahulu.     

Tang Qing merasa semakin muak pada Huo Xishen, 'Rubah tua yang licik ini sengaja pamer.'     

"Aku tidak menyangka jika Tuan Huo yang tegas di luar ternyata adalah pihak yang tertindas saat di rumah. Ck ck, aku tidak akan percaya jika tidak melihatnya dengan mata kepalaku sendiri."     

Huo Xishen bersandar di bagian belakang sofa, menyilangkan kakinya dan mengangkat kelopak matanya dengan tenang, "Suatu kehormatan bagiku untuk bisa ditekan oleh istriku. Tuan Tang tidak perlu iri."     

'Si*alan, Rubah Tua, jangan sombong dulu kamu.'     

'Apa yang mau kamu pamerkan? Cepat atau lambat, istrimu saat ini akan menjadi pasangan hidupku!'     

Setelah provokasi Huo Xishen, Tang Qing bahkan menjadi semakin lebih percaya diri untuk mendapatkan Yan Jinyi.     

Bagaimanapun caranya, dia akan membawa Yan Jinyi pulang!     

"Kata Dongxu, Nona Yan ingin membeli sebuah gunung. Kebetulan aku memiliki vila yang tidak terpakai di pinggiran kota. Jika Nona Yan suka, aku bisa menjualnya dengan harga murah padamu."     

Mata Yan Jinyi langsung berbinar. Sebelum dia membuka mulut, Huo Xishen lebih dulu menyela, "Dia adalah istriku. Aku akan memberikan apapun yang dia inginkan. Jadi, jangan repot-repot Tuan Tang."     

Setelah itu, Huo Xishen menatap Yan Jinyi seraya melengkungkan sudut bibirnya, dia berkata dengan suara yang terdengar rendah dan memikat, "Istriku, bagaimana menurutmu tentang black card-ku?"     

'Omong kosong, itu adalah kartu edisi terbatas di dunia. Tentu saja bagus.'     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.