Bandit Cantik

Memiliki Putra yang Naif



Memiliki Putra yang Naif

0Dekorasi interior apartemen ini memiliki nuansa gaya industrial. Begitu masuk, Yan Jinyi langsung bisa mencium aroma makanan yang begitu kuat.     
0

Di atas sebuah meja kayu besar, sudah ada berbagai jenis hidangan yang disajikan.     

Yan Jinyi mengendus hidungnya agak kuat.     

"Bagaimana?" Zhuang Heng meletakkan tangannya di pinggang dengan ekspresi bangga, "Bukankah makanan yang dimasak Bibi kami sangat enak? Lada Kecil, selama kamu menikah denganku, kamu bisa makan makanan enak ini setiap hari."      

Yan Jinyi meliriknya dalam diam, "Tidak perlu."     

"????"     

"Mana Ibumu?"     

Senyum Zhuang Heng lenyap dalam sekejap, dia terlihat jelas tidak senang, "Masih mandi di kamarnya."     

'Hah?'     

Pria itu kemudian membawa Yan Jinyi berkeliling sebelum keduanya duduk di sofa dan menonton film kartun. Tiba-tiba, suara seorang wanita paruh baya terdengar dari arah belakang mereka.      

"Xiao Heng, apakah gadis yang kamu bicarakan itu sudah datang?"     

"Ini dia."     

Yan Jinyi pun langsung berbalik dan melihat wanita paruh baya di belakangnya.     

Wanita itu memakai pakaian merek terkenal, dengan rambut bergelombang dan riasan di wajahnya yang membuatnya terlihat cukup modis.     

Hanya saja, tatapannya terlihat sedikit angkuh, membuat orang merasa sangat tidak nyaman melihatnya.      

"Kamu Yan Jinyi?"     

Yan Jinyi mengangguk dan berusaha bersikap sopan, "Halo, Bibi."     

"Hum, kudengar film yang kamu bintangi cukup populer, dan Nyonya Muda Kedua juga berinvestasi di film itu."     

Yan Jinyi kembali mengangguk.     

"Kamu harus berterima kasih kepada Xiao Heng kami. Jika bukan karena popularitasnya yang berhasil membuat film itu populer, kamu juga tidak akan terkenal dalam waktu yang singkat."     

'Apakah Ibu Zhuang Heng memang orang yang kejam dan sarkas?'     

'Pasti tidak mudah memiliki putra yang naif!'     

"Bu, bersikap baiklah pada Lada Kecil. Aku juga tidak akan mau berperan sebagai biksu jika tidak ada Lada Kecil."     

Ibu Zhuang Heng memelototi sang putra sambil menarik jubahnya, "Namaku Zhuang Lijuan. Kamu pasti sudah mendengar tentangku, aku adalah kepala grup tari lokal yang terkenal."     

Kening Yan Jinyi berkerut, "Maaf, saya belum pernah mendengarnya."     

Wajah Zhuang Lijuan tampak tidak senang, 'Apa wanita ini sengaja?'     

Dia beralih memandang Zhuang Heng, "Nak, coba lihat ayahmu sudah datang belum."     

Raut wajah Zhuang Heng terlihat semakin keruh, dia mendengus dingin. "Tidak mau."     

'Eh?'     

'Bukankah Zhuang Heng bilang hanya punya orang tua tunggal? Sejak kapan dia punya ayah?'     

Yan Jinyi tak bisa menahan diri untuk tidak melihat Zhuang Heng lagi, 'Benar, mereka pasti bercerai karena temperamen buruk wanita tua ini.'     

"Ayah Xiao Heng bukanlah orang sembarangan seperti dirimu ini, jadi jaga sikapmu nanti. Huh, andai saja Zhuang Heng tidak mengancamku, aku juga tidak akan membiarkanmu datang."     

'Jika bukan karena anakmu, aku akan memukulmu habis-habisan sekarang.'     

'Apa yang kamu sombongkan?!'     

Zhuang Lijuan memandang pakaian Yan Jinyi lagi dan berkata dengan jijik, "Apa kamu memakai pakaian yang dibeli dari kios pinggir jalan? Kamu bahkan tidak tahu cara berpakaian yang baik untuk menghadiri acara ulang tahun Zhuang Heng kami. Xiao Heng, bawa dia keluar dan beli satu set pakaian untuknya sebelum ayahmu datang."     

Zhuang Heng sudah agak kehilangan kesabaran, "Kamu sudah selesai bicara belum? Lada Kecil bisa memakai apapun yang dia suka. jangan lupa, aku setuju pria itu datang dengan syarat kamu bisa menerima Lada Kecil."     

Zhuang Lijuan terdiam sejenak, tak kuasa menatap Yan Jinyi lagi.     

Yan Jinyi dapat melihat bahwa hubungan Zhuang Heng dan ibunya tidak baik, sedangkan hubungannya dengan sang ayah kandung bahkan lebih buruk lagi.     

'Tapi ini agak aneh, dia sudah bercerai, kenapa rasanya Zhuang Lijuan sangat berharap ayah kandung Zhuang Heng datang?'     

Yan Jinyi tampak sangat acuh, sementara Zhuang Heng terus berkicau di hadapannya, dan Zhuang Lijuan duduk di samping sambil merajuk.     

Setelah beberapa lama, Bibi yang menunggu di luar bergegas masuk dengan bersemangat, "Nyonya, Tuan sudah datang."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.