Bandit Cantik

Aku yang Wanita Saja Belum Berteriak



Aku yang Wanita Saja Belum Berteriak

0"Tunggu saja, aku akan mencari kekasih dan membawanya pulang besok."     
0

Huo Qingyuan menolak, "Lagi pula, hubungan kalian pasti tidak akan bertahan lebih dari satu bulan. Aku terlalu malas untuk membicarakan hal yang tidak penting denganmu. Aku akan pergi mencari Kakak Ipar Kedua saja, dia adalah cinta sejatiku."     

Huo Qingyuan menghubungi nomor ponsel Yan Jinyi dengan semangat.     

Tak diduga, Yan Jinyi segera menjawab teleponnya kali ini.     

"Kakak Ipar Kedua, kamu di mana!"     

Huo Qingyuan mendengar suara di belakang Yan Jinyi yang bising, dia bisa mendengar kata 'taman hiburan'.     

Mata Huo Qingyuan berbinar, 'Taman hiburan!'     

'Sudah berapa lama aku tidak kesana. Bisa-bisanya Kakak Ipar Kedua pergi ke sana tanpa memberitahuku!'     

"Kakak Ipar Kedua, tunggu aku. Aku akan ke sana sekarang."     

Yan Jinyi tidak mendengar apa yang dikatakan Huo Qingyuan, perhatiannya terfokus pada wahana pendulum besar.     

Entah kenapa dia senang mendengar teriakan orang-orang itu.     

"Jinyi, jangan melihatnya. Ayo kita naik komedi putar saja dengan Mumu, oke?" Ujar Tan Sangsang dengan wajah yang sudah pucat. Sekalipun dia tidak naik, tapi dia merasa dirinya juga berada di atas.     

"Apa menyenangkannya wahana itu? Apa kamu pikir kita sedang syuting drama romantis?" Yan Jinyi mau tak mau menggerutu, "Oh, akhirnya berhenti. Tunggu, aku akan naik itu dulu."     

Baru dia akan melepas syal di lehernya, matanya kemudian menyapu kerumunan yang ada di sekitarnya, dan akhirnya memutuskan untuk memakainya kembali.     

Cuacanya sangat dingin, ada banyak orang yang memainkan permainan seru ini.     

Setelah menunggu selama lebih dari setengah jam, giliran Yan Jinyi pun tiba.     

Dia begitu bersemangat untuk mencari posisi dengan pemandangan terbaik. Dia duduk di antara dua pemuda, keduanya seperti sengaja menghimpit kedua sisinya.      

Di luar pagar, Tan Sangsang berteriak cemas, "Hati-hati!"     

"Tunggu dan lihat aku terbang tinggi di udara!"     

Sesaat setelahnya, bandul besar itu tiba-tiba mulai bergerak, dari lambat hingga semakin cepat, dari rendah hingga tinggi.     

Yan Jinyi sudah membuka mulutnya dan bersiap untuk berteriak sekuat tenaga, namun kedua pria di sisinya lebih dulu menjerit ketakutan.     

Sungguh menyedihkan, suara mereka seperti menahan tangis.     

Yan Jinyi memegang pegangan di tempat duduknya, pandangannya turun ke bawah. Yan Jinyi melirik orang-orang yang ada di bawah sana, telinganya terasa pengang saat ini.     

Akhirnya, dia tidak bisa menahan diri untuk berteriak, "Si*l, aku yang seorang wanita saja belum berteriak, tapi kenapa kalian melolong di sini? Tidak tahu malu."     

Benar saja, kedua pemuda itu langsung diam dalam sekejap dan menatap Yan Jinyi aneh.     

"Apa yang kalian lihat? Sekalipun kalian terus menatapku, kalian tetap tidak akan berubah menjadi secantik aku!"     

Yan Jinyi merasa bahwa ini menjadi pengalaman yang buruk baginya. Dia kembali menemui Tan Sangsang dan Mumu dengan ekspresi kesal setelah turun dari wahana.     

"Kakak Ipar Kedua, Kakak Ipar Kedua, kamu mau bermain apa, aku akan menemanimu!"     

"Apa yang bagus….." Baru saja membuka mulut, tatapannya langsung tertuju pada Huo Zixing yang ada di belakang Huo Qingyuan.     

Pria itu memakai sweater turtleneck putih di balik jaket bisbolnya, dan kacamata hitam meskipun sedang turun salju. Dia tinggi dan memiliki postur tubuh yang bagus, membuat banyak gadis mencuri pandang padanya.     

"Kenapa Huo Zixing ada di sini?"     

Tan Sangsang refleks memakaikan topeng yang sebelumnya dia beli pada Mumu. Dia mendorong Mumu ke depan ibunya, "Bu, bawa Mumu pulang lebih dulu."     

Ini adalah pertama kalinya Nyonya Tan pergi ke taman hiburan. Dia masih belum puas bersenang-senang, jadi begitu mendengar ucapan itu dia langsung merasa kesal, "Kenapa? Apa aku dan Mumu menyulitkanmu?"     

Melihat Huo Zixing yang berjalan semakin dekat, Tan Sangsang pun membungkuk untuk menggendong Mumu, dan mendorong ibunya ke arah kerumunan.     

"Kakak Ipar Kedua, kamu sendirian?" Huo Zixing yang sudah berada di hadapan Yan Jinyi, bertanya dengan ekspresi cerianya.     

Yan Jinyi melirik kerumunan di sekitarnya, kemudian beralih menatap Huo Zixing seraya mencibir dingin, "Kamu memang bejat."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.